Mohon tunggu...
David Solafide
David Solafide Mohon Tunggu... lainnya -

'Life is very short and there's no time for fussing and fighting, my friends' The Beatles. Do join English Community http://english-comm.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Subyektif Habis-habisan, Penilaian 10 Cerpen Favorit FFK 2011

28 Maret 2011   17:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:21 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13013324941900385163

Bagi beberapa Kompasianer, menulis cerpen itu sangat sulit. Kesulitan itu lebih disebabkan karena ketiadaan ide cerita. Mereka menunggu dan mengharapkan ide yang ‘spektakuler’ sehingga dapat menghasilkan cerpen yang spektakuler pula. Sebaliknya, bagi para penulis cerpen yang berkolaborasi dalam FFK, ide cerita untuk cerpen mereka sebenarnya tidaklah spektakuler. Ide-ide sederhana atau biasa saja ketika diolah dengan baik bisa menjadi karya yang mengagumkan. Hal-hal yang semula dianggap tidak penting, setelah diolah, menjadi hal penting.

Marilah kita tengok ide cerita dalam Sepuluh Cerpen Favorit (10CF) pilihan Ragil Koentjorodjati ini.

CERPEN ITU CERITA PENDEK

Dibahas pada Bag.1

BAHASA MENUNJUKKAN CERPEN

Dibahas pada Bag.2

PENTING GAK PENTING, YANG PENTING CERPEN

1. Aku di antara Karma dan Sesal bercerita tentang seorang pembunuh bayaran yang sedang memerlukan banyak uang untuk ‘membeli’ ginjal dari seorang calon pendonor bagi ibunya. Tanpa dia sadari, dia telah menembak mati calon pendonor ginjal tersebut.

2. Sedangkan Dalam Perjalanan Pulang berkisah tentang seorang narapidana yang melarikan diri dari penjara. Dia ingin pulang ke rumahnya untuk mendapatkan ‘maaf’, tetapi akhirnya dia memutuskan sebaliknya, yaitu pulang kembali ke penjara untuk menyelesaikan sisa hukumannya (bagian terakhir ini merupakan kesimpulan saya).

3. Cerita tentang guru, memang, tidak ada habisnya. Aurora bercerita tentang seorang guru yang menghadapi trauma. Masalah pribadinya ini sangat mempengaruhi hidupnya, bahkan membuat dia ‘berfantasi’. Cerpen yang cukup fantastis.

4. Salah satu anggota kolaborasi yang menulis cerpen Saksi Mata adalah Annisa F. Rangkuti. Kompasianer yang satu ini sangat kaya dengan ide yang bersentuhan dengan masalah psikologi. Di tempat lain, cerpennya Kucing Perempuan Gila sempat membuat saya jadi curigation bahwa AFR adalah seorang psikolog atau psikiater. Saksi Mata berkisah tentang seorang saksi mata sebuah pembunuhan yang kemudian menjadi ‘gila’. Dasar Kompasianer ‘gila’. Hoahoahoahoa.

5. Kebahagiaan tidaklah bergantung pada limpahnya materi merupakan ide cerita dalam cerpen Bahagia Paling Sederhana. Mensyukuri dan menikmati hidup bukan berarti hidup tanpa berusaha, tanpa ikhtiar.

6. Ide dalam cerpen Kutuk Kembar Anima agak rumit. Cerpen ini berkisah tentang kepribadian ganda, tentang seorang anak yang memendam dendam terhadap ayahnya. Dendam itu dia benamkan di alam bawah sadarnya. Di sanalah muncul ‘pribadi’ yang lain, yang mampu membalaskan dendamnya kepada sosok-sosok yang dia bayangkan sebagai sang ayah.

7. Menyibak Selimut Malam mengusung ide tentang kehidupan sehari-hari, ide yang membumi.Setiap ibu pastilah mengharapkan agar anak-anaknya mendapatkan yang terbaik. Ketika seorang anaknya telah menentukan pilihan, yang menurutnya bukan yang terbaik, sang ibu tidak bisa menerimanya. Cerpen ini berakhir dengan happy ending. Hal ini, menurut saya, sangat disayangkan.

8. Air Mata Kumiko. Bencana alam bisa menjadi sumber inspirasi bagi terciptanya cerpen ini. Sebetulnya, idenya sangat sederhana. Namun ide yang sederhana tersebut telah diramu menjadi cerpen yang pantas untuk difavoritkan.

10. Kisah Sang Katak Petualang. Fabel (dongeng dunia binatang) adalah salah satu bentuk cerita yang timeless (tak usang oleh waktu). Seekor katak - yang berambisi untuk mengarungi samudra – berhasil melaksanakan ambisinya karena keteguhan hatinya.

PLOTAT PLOTOT BERKOMPLOT

Secara keseluruhan, plotting dalam 10CF cukup bagus. Cerpen-cerpen Aku di antara Karma dan Sesal, Dalam Perjalanan Pulang, Aurora, dan Saksi Mata ditutup dengan akhir yang terbuka. Artinya, pembaca bisa menyimpulkan sendiri akhir ceritanya. Sedangkan cerpen-cerpen Bahagia Paling Sederhana, Kutuk Kembar Anima, Menyibak Selimut Malam serta Kisah Sang Katak Petualang berakhir dengan happy ending. Saya menyayangkan bahwa Menyibak Selimut Malam diakhiri dengan cara demikian. Cerita yang real diakhiri dengan sesuatu yang unreal. Dalam kehidupan nyata, kisah anak manusia tidak selalu happy ending. Cerpen ini bisa diakhiri dengan sesuatu yang ‘mengejutkan’. Mati, misalnya. Bandingkan dengan Air Mata Kumiko yang juga kisah real dan berakhir dengan real, sad ending. Catatan tambahan untuk Air Mata Kumiko adalah tentang setting waktunya yang porak poranda. Perhatikan pada awal cerita, settingnya adalah: dua hari ini, hari-hari ini. Dilanjutkan dengan: setelah beberapa hari, hari demi hari. Diakhiri dengan: pesawat Bayu telah hilang ditelan langit. Alangkah, ya alangkah baiknya jika setting awal adalah flash back ‘beberapa hari yang lalu’.

Demikianlah para kolaboran, kenyinyiran saya telah saya ungkapkan sejujur-jujurnya bahwa penilaian terhadap 10CF ini benar-benar ngasal saja dan tanpa maksud menyinggung siapapun. Karena, ‘Barangsiapa menyinggung dan tersinggung akan dituntut oleh yang mau menuntut.’ Dan, seperti peribahasa mengatakan, ‘Tak ada gading yang tak retak’, marilah kita melihat gadingnya dan bukan retaknya. Sekalipun sedikit retak, 10CF ini adalah gading. Salam Hoahoahoahoahoa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun