Mohon tunggu...
David Solafide
David Solafide Mohon Tunggu... lainnya -

'Life is very short and there's no time for fussing and fighting, my friends' The Beatles. Do join English Community http://english-comm.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Rase) Jurus Mengintip Jurus

3 Mei 2011   08:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:07 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap pagi, Rase pergi ke hutan di sebelah barat desa Tluwe. Setelah ngarit dan mengumpulkan rumput secukupnya, dia meninggalkan rumput itu di dekat kuburan sepasang klarap. Kemudian, dia pergi ke tempat dia melihat lelaki tua di tengah hutan. Selalu dilihatnya lelaki itu berlatih kanuragan setiap kali Rase tiba di sana. Rase selalu memperhatikan, mengingat, dan melatih setiap jurus atau gerakan yang dilihatnya dilakukan lelaki tua itu.

Suatu hari, ketika Rase sedang melatih jurus-jurus yang diingatnya, tiba-tiba dia merasa ada seseorang sedang mengawasinya. Rase menoleh ke kiri dan ke kanan, tak nampak seorangpun. Pearasaannya mengatakan ada orang yang mengawasi dia, matanya mengatakan tak ada siapa-siapa. Rase melanjutkan latihannya. Dia memasang kuda-kuda. Tangannya terkepal, berada di depan perutnya. Dia menekuk kaki kanannya, mengangkatnya …

“Auw,” Rase menjerit kesakitan. Kaki kanannya seperti kesemutan. Namun, tak berlangsung lama. Dicobanya melakukan gerakan itu sekali lagi. Dia menekuk kaki kanannya, mengangkatnya …

“Auw,” sekali lagi Rase menjerit. Kini, Rase menyadari bahwa gerakannya salah. Dia mengulangi gerakan itu. Dia menekuk kaki kanannya, menempatkan lutut kanannya sejajar dengan bahu, dan menendang ke arah luar. Dia tidak merasakan kesemutan seperti yang tadi dirasakannya. Rase melanjutkan gerakannya. Kini, dia menekuk kaki kiri, mengangkatnya …..

“Auw,” Rase kembali menjerit kesakitan. Sadarlah dia bahwa gerakannya salah. Diulanginya gerakan itu. Rase menekuk kaki kirinya, menempatkan lutut kirinya sejajar dengan bahu, dan menendang ke arah luar. Tak ada rasa sakit. Tahulah dia, bahwa setiap kali dia melakukan gerakan dengan cara yang salah, dia akan merasakan kesemutan.

Dua tahun telah berlalu, kini Rase berumur delapan tahun. Selama dua tahun, Rase berlatih kanuragan seorang diri. Dia berlatih setiap jurus yang dilihatnya dilakukan lelaki tua yang tinggal di tengah hutan itu. Walaupun Rase sering merasakan ada seseorang yang memperhatikan setiap gerakannya, dia tidak pernah melihat orang itu. Jika benar ada orang yang memperhatikannya, Rase merasa senang. Dia bisa memamerkan dirinya bahwa dia bisa olah kanuragan.

Rase telah tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang sehat dan tangkas. Dia bergerak dengan lincah. Ibunya sangat senang terhadap perkembangan anak tunggalnya itu. Rase memang tidak mempunyai cukup teman yang sebaya di desanya, tetapi Rase tidak pernah menunjukkan kesedihan di wajahnya. Meskipun Rase hampir tidak pernah di rumah, Rase selalu memperhatikan kambing piaraannya yang telah beranak pinak menjadi enam ekor.

Rase sangat hormat dan sayang pada ibunya. Dia tidak ingin ibunya bersedih, karena itu dia selalu menuruti kata-kata dan nasehat ibunya kecuali tentang pergi ke tengah hutan.

Rase selalu bermain dengan binatang-binatang di hutan. Dia berbicara dengan mereka, dan sepertinya mereka juga mengerti apa yang dikatakan Rase. Hubungan antar makhluk berbeda jenis - manusia dan binatang - ini terjalin dengan selaras.

Suatu hari, dia pamit kepada teman-temannya, para binatang di hutan. “Teman-teman semua. Maafkan aku ya. Besok aku tidak bisa menemui kalian. Aku harus menemani Simbok ke pasar Prambon,” kata Rase. “Kami harus menjual seekor kambing. Ya, kami perlu tambahan sedikit uang untuk beli bibit padi. Besok saya akan minta dibelikan udheng.1)”

Pesan Moral:

Rase bisa memiliki hubungan yang selaras meskipun dengan binatang hutan. Alangkah indahnya hidup ini, jika setiap kita bisa memiliki hubungan yang selaras, saling menghargai.

-----------------------------

1) udheng = ikat kepala

CERITA LAINNYA BISA DILIHAT DI Prajurit Telik Sandi Mahapatih Gajah Mada

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun