Mohon tunggu...
David Solafide
David Solafide Mohon Tunggu... lainnya -

'Life is very short and there's no time for fussing and fighting, my friends' The Beatles. Do join English Community http://english-comm.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Rase) Prajurit Telik Sandi Mahapatih Gajah Mada

1 Mei 2011   01:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:12 1684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_106344" align="alignleft" width="300" caption="gajah mada - smp2buduran.blogspot"][/caption] Gajah Mada adalah salah satu mahapatih Majapahit. Dia sangat terkenal dengan sumpahnya ‘AmuktiPalapa’. Karena menepati sumpahnya itulah dia berupaya keras dan akhirnya berhasil mempersatukan nusantara di bawah bendera Majapahit. Sekalipun demikian, sejarah tidak mencatat masa kecil Gajah Mada. Tak ada yang tahu asal-usul orang besar ini. Hal ini menunjukkan bahwa Gajah Mada bukan berasal dari kaum ningrat, sebab setiap orang dari kaum ningrat pasti memiliki silsilah yang jelas.

Juga tidak ada yang tahu bahwa Gajah Mada mempunyai seorang prajurit yang sangat setia kepada mahapatih ini. Prajurit itu bernama Rase. Mpu Ranggenah dalam Serat Raweruh 1) menceritakan bahwa Rase bertugas sebagai prajurit telik sandi (mata-mata). Dia bergabung dengan Gajah Mada atas saran seorang lelaki tua. Rase tetap setia mengabdi kepada Gajah Mada. Bahkan, ketika sang mahapatih diasingkan di Madakaripura, Rase adalah salah satu prajurit yang selalu bersama dengan sang mahapatih.

Sayangnya, Mpu Ranggenah tidak mencatat sepak terjang sang prajurit setia ini dalam perjuangannya bersama dengan sang mahapatih junjungannya. Sekalipun demikian, di Kompasiana ini kita bisa membaca cerita masa kecil Rase sampai saat dia menjadi pemuda dan pergi ke Majapahit, seperti yang diceritakan oleh David kepada Solafide 2). Cerita tersebut akan diposting setiap hari selama bulan Mei 2011. Postingan direncanakan tayang setiap pukul 1 dini hari. Semoga kita mendapat ‘sesuatu’ dari cerita ini.

1. Makam Sepasang Klarap

2. Lelaki Tua di Tengah Hutan

3. Jurus Mengintip Jurus

4. Udheng Pasar Prambon

5. Copot Eh Copet

6. Kesaktian Mbah Ganyong

7. Kematian Ular Sawa

8. Jurus Garan Pacul

9. Tangen Rungon

10. Maling Misterius

11. Panen Padi Yang Gempar

12. Honocoroko

13. Begal Alas Pandanagung

14. Sinden Desa Klumpit

15. Pedang Kayu Jati

16. Agni Sang Dewa Api

17. Suara di Puncak Pepohonan

18. Gemandul Kalong

19. Ronasmara

20. Wanita Renta Terlunta

21. Kembang Desa Wadhung

22. Si Malakampret

23. Ramandarasa

24. Turonggo

25. Tamu Rahasia

26. Prajurit Kerajaan

27. Pengakuan Kejujuran

28. Kedok Penyamaran

29. Empat Pohon Beringin

30. Menuju Majapahit

Moral:

Gajah Mada adalah ‘orang kecil’ yang kemudian menjadi ‘orang besar’. Jangan pernah meremehkan sesuatu yang kecil, karena pada saatnya dia akan menjadi sesuatu yang besar.

--------------

1) Hoahoahoahoahoa

2) Hoahoahoahoahoa juga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun