Mohon tunggu...
David Solafide
David Solafide Mohon Tunggu... lainnya -

'Life is very short and there's no time for fussing and fighting, my friends' The Beatles. Do join English Community http://english-comm.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

10 Trik Menemukan Ide Tulisan

10 Oktober 2010   13:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:33 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu: Buka mata, telinga, hati, dan pikiranmu.

Memangnya kalau kita tutup mata, kita tidak bisa menemukan ide?

Kamu harus buka mata untuk membaca.

Lho, saya ingin menulis, kenapa harus membaca?

Orang yang nggak bisa baca, mana mungkin bisa menulis?

Kamu benar. Apa saja yang harus saya baca?

Saya selalu benar. Kamu harus baca apa saja.

Kamu tidak menjawab pertanyaan saya.

Artikel, teks iklan, sticker, ….

Memangnya kita bisa mendapat ide dari sticker?

Bisa! Ranti Fitriyanti menulis ‘Kutunggu Jandamu’ yang idenya didapat dari sticker di sebuah angkutan umum.

Hebat, luar biasa.

Jangan hanya memuji. Kamu sudah baca artikel dari sticker itu?

Saya akan baca nanti. Sekarang, selain membaca ……

Dua: Buka mata, telinga, hati, dan pikiranmu.

Koq, buka mata, ……

Selain untuk membaca, mata juga untuk melihat, menyaksikan, menonton, …

Menonton! Aku suka itu. Aku suka nonton TV. Apakah dengan nonton TV atau film kita bisa mendapat ide untuk tulisan?

Tergantung.

Koq tergantung? Misalnya, aku nonton iklan di TV, apakah itu bisa mendatangkan ide?

Bisa! Iklan rokok yang menampilkan jin yang memberikan tiga permintaan, atau iklan salah satu operator ……

Idenya seperti apa?

Sudah baca ‘Jin Keparat’ dan ‘Ma, Dewi Telat’ belum?

Belum. Saya ‘kan sedang sibuk mencari ide, jadi belum sempat membacanya. Selain itu, apa lagi trik untuk mendapatkan ide tulisan?

Tiga: Buka mata, telinga, hati, dan pikiranmu.

Lho?

Mata juga untuk melihat benda-benda, khususnya benda yang memiliki kenangan khusus bagimu.

Benda khusus, misalnya?

Album photo, diary, jepit rambut, ….

Terus diapakan benda-benda itu?

Kamu ingat kenangan apa yang berkaitan dengan benda-benda itu.

Berarti idenya tentang pengalaman?

Kamu semakin pintar.

Berikan contoh, biar afdol.

Ketika melihat kamar mandi yang agak gelap, Ranti Fitriyanti teringat pengalaman masa kecilnya ketika dia dikurung di kamar mandi oleh ayahnya.

Tapi, koq dalam bahasa Inggris?

Terserah dia. Dia mau menuliskannya dalam bahasa Tagalog, Urdu, atau Sansekerta. Itu sudah menyangkut masalah penulisan. Kamu ‘kan bertanya tentang ….

…… menemukan ide. Maaf. Pengalaman, oke. Selanjutnya?

Empat: Buka mata, telinga, hati, dan pikiranmu.

Buka mata lagi ….

Menemukan ide tulisan itu selagi kamu masih buka mata, ketika kamu sudah menutup mata, kamu tidak bisa menemukan ide dan tidak memerlukannya lagi.

Sadisss.

Ya, memang harus begitu.

Baiklah. Yang keempat ini apa?

Mendengarkan lagu. Dari mendengarkan lagu, banyak penulis mendapatkan ide untuk tulisan mereka.

Nantinya bisa menjadi ulasan lagu, dong.

Tidak selalu begitu.

Contohnya?

Budi Sambora menulis cerpen berjudul ‘I Want To Break Free’. Jelas, ini adalah judul salah satu lagunya Queen. Tetapi, cerpen itu sama sekali tidak mengulas tentang lagu tersebut.

Jadi, dari mendengarkan lagu, kita bisa mendapat ide.

Asalkan kamu membuka telinga.

Of course! Bagaimana kita bisa mendengar, kalau kita tidak membuka telinga?!

Ya. Mendengar dengan perhatian. Menyimak.

Selain dari mendengarkan lagu, …..

Mendengar uneg-uneg, curhat, keluhan dari teman. Dan ini adalah trik yang ke lima.

Bisa juga, ya?

Bisa! Febbie sering menulis artikel yang terinspirasi oleh curhat teman-temannya. Contoh, biar afdol, gitu?

Tahu aja.

Baca ini ‘Temanmu’

Hebat si Febbie ini.

Kamu sudah kenal dia?

Belum.

Bukan hanya Febbie yang bisa mendapat ide dari curhat teman-temannya, juga banyak yang lain.

Begitu, ya? Lanjut.

Enam: Buka mata, telinga, hati, dan pikiranmu.

Dari tadi, kalimatnya koq hanya itu?

Kamu protes?

Mana aku berani protes? Ini ‘kan trik gratis.

Tetapi, kamu harus protes.

Lho?

Cobalah kamu memprotes keadaan. Kenapa keadaan atau nasib seseorang tidak sama dengan keadaan atau nasib orang lain.

Memprotes keadaan? Aku nggak ngerti.

Jika kamu memprotes atau mempertanyakan, berarti kamu memiliki kepedulian. Kepedulian terhadap nasib atau keadaan orang lain.

Lantas, ide apa yang mungkin saya dapatkan?

Macam-macam. Bisa tentang menolong orang, tentang dikecewakan orang, tentang …

Dikecewakan orang? Oh, ya. Saya nangkap maksud kamu. Kita dikecewakan orang lain karena kita menganggap dia telah berkhianat, tetapi ternyata persoalannya bukan seperti yang kita perkirakan. Kita salah paham atas sikapnya.

Kecerdasanmu semakin nyata.

Mbelgedhes. Terus apa lagi?

Tujuh: Buka mata, telinga, hati, dan pikiranmu.

Sebentar. Kenapa ya kita ini sering salah paham terhadap tingkah laku, perkataan, atau sikap orang lain?

Nah, harus dicari sebab dan akibatnya. Setiap akibat pasti ada sebabnya, dan setiap akibat akan menjadi sebab bagi terjadinya akibat yang lain.

Wah, bahasamu tinggi banget.

Itu belum seberapa.

Sebab akibat, oke. Bagaimana kita bisa menemukan idenya?

Dianalisa atau, paling tidak, diperkirakan. Orang ini begini sebab dia begitu.

Bisa memberi contoh?

Tulisan-tulisan Bain Saptaman banyak yang menggambarkan sebab akibat, misalnya ini ‘Dikuasai Negara.’

Tetapi, slengekan begitu?

Itu gaya penulisan. Idenya serius. Oke. Karena waktuku terbatas, aku jelaskan secara singkat trik delapan, sembilan, dan sepuluh.

Delapan: hubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Misalnya, kamu melihat seekor anjing. Kamu dapat menghubungkannya dengan sifat setia, seperti contoh ini ‘Anjing Buduk’

Sembilan: bandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Misalnya, kamu membaca gedung DPR yang miring dan sikap anggota DPR yang ‘gitu dech’. Kamu bisa membandingkan mana yang lebih miring diantara keduanya. Banyak contohnya.

Sepuluh: mengandaikan. Andaikan kamu adalah presiden, atau apalah. Nah, kamu bisa mendapat ide yang luar biasa.

Sebentar. Jadi, kita boleh berandai-andai?

Untuk mendapat ide, kita boleh melakukan apa saja. Yang saya katakan ini juga masih kurang. Kamu boleh bertapa di kuburan, tidur di kolong jembatan, atau nungging semalaman.

Soal berandai-andai tadi.

Andaikan kamu tidak dilahirkan oleh orang Indonesia, tetapi oleh orang Afrika Selatan. Kamu membayangkan ……. Kemudian kamu mendapat ide: Aku bangga menjadi orang Indonesia. Nah, ide tidak jauh dari kamu, asalkan kamu buka mata, telinga, hati, dan pikiranmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun