Mohon tunggu...
David Putra
David Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama lengkap saya David Putra Setiawan, Hobi saya Traveling dan Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengkaji Ideologi Grass Root ala PDI Perjuangan di Era Digital

13 Juli 2023   00:09 Diperbarui: 13 Juli 2023   00:24 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis : David Putra Setiawan

Dosen pengampu : Saeful Mujab, S.Sos, M.I.Kom

Abstrak

Artikel ini mengkaji ideologi gerakan Grassroots di era digital. Gerakan Grassroots (akar rumput) adalah suatu pendekatan politik yang menekankan secara aktif partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan politik dan pembentukan kebijakan. Sebagai partai politik terbesar di Indonesia, PDI Perjuangan menggunakan strategi ini untuk membangun infrastruktur dan memobilisasi populasi yang besar. Di era digital yang ditandai dengan kemajuan pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi, gerakan Grassroots telah mengalami transformasi yang signifikan. Internet, media sosial, dan alat komunikasi digital lainnya menyediakan cara yang nyaman bagi orang untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan mengatur tindakan kebijakan. PDI Perjuangan telah menggunakan platform digital ini untuk membuat jangkauan dan pengaruhnya. 

Namun, meski penggunaan teknologi dan gerakan Grass Root di era digital memberikan manfaat yang signifikan, ada beberapa masalah yang harus diatasi. Privasi data, berita palsu, dan polarisasi politik hanyalah sebagian kecil dari masalah kritis yang harus ditangani. Alhasil, hal ini juga berimplikasi pada upaya PDI Perjuangan untuk mengatasi persoalan tersebut, serta edukasi kebijakan dan kampanye informasi. 

Namun, meski penggunaan teknologi dan gerakan akar rumput di era digital memberikan manfaat yang signifikan, ada beberapa masalah yang harus diatasi. Privasi data, berita palsu, dan polarisasi politik hanyalah sebagian kecil dari masalah kritis yang harus ditangani. Alhasil, hal ini juga berimplikasi pada upaya PDI Perjuangan untuk mengatasi persoalan tersebut, serta edukasi kebijakan dan kampanye informasi. Artikel ini berharap untuk memberikan pemahaman yang baik tentang bagaimana Grassroots ideology ala PDI Perjuangan dapat diterapkan di era digital. Dengan memanfaatkan teknologi secara efektif dan mengatasi masalah yang ada, gerakan akar rumput dapat menjadi aset berharga dalam hal mobilisasi publik, partisipasi politik, dan pemerintahan demokratis di Indonesia.

Latar Belakang

Iklim politik Indonesia sekarang di tengah era digital dan post-truth pun memberi dampak mendalam yang menguji sikap kepemimpinan serta karakter orang Indonesia. Era digital dimulai dengan berkembangnya internet yang memudahkan pengiriman informasi jarak jauh, kemudian diikuti dengan berkembangnya smartphone dan media sosial di Indonesia. Menurut Hill dan Sen (1997), internet telah menjadi komoditas nasional pada masa pasca perang berkat upaya Kementerian Pertahanan dan tokoh-tokoh seperti B. J. Habibie. 

Popularitas internet yang terus meningkat telah mempengaruhi pemikiran beberapa pembuat kebijakan pada periode saat ini untuk melakukan investasi besar-besaran dalam pengembangan internet di Indonesia. Agenda investasi internet di abad 21 ini adalah untuk memperkuat nasionalisme dan patriotisme di Indonesia yang kini dipantau oleh berbagai sensor pemerintah.

Walaupun Iklim politik Indonesia di bawah rezim yang menuntut konten bersifat politik untuk menguatkan nasionalisme dan patriotisme, Internet Pada awalnya, ada respon positif yang ditunjukkan dengan hadirnya internet (warnet) dan konten-konten lain yang bertransformasi digital seperti buku dan koran. Akhirnya, Orde Baru menjadi titik berangkat argumen retrospektif pertumbuhan Internet di Indonesia. Internet dan peredaran informasi sangat bermanfaat baik bagi pemerintah maupun masyarakat umum. Sebagai kelanjutan, Hill dan Sen (1997, p. 67) menyatakan bahwa tujuan Internet adalah untuk menyebarkan konten untuk menumbuhkan nasionalisme dan patriotisme di kalangan warga melalui Hankam-net, sehingga mengurangi risiko rezim sebagai akibat dari pengaruh globalisasi.

PDIP sendiri terbentuk dari penggabungan lima partai politik yang salah satunya adalah Partai Nasionalis Indonesia. Secara umum, penyertaan tiga parpol dimaksudkan untuk memperkuat posisi PDIP sebagai partai terbesar di Indonesia saat itu. Identitas orang biasa juga ditentang, begitu pula dengan kehadiran politik PDIP di setiap provinsi di Indonesia. Alhasil, faktor-faktor tersebut menjadi indikator penting bagi perkembangan dan implementasi kebijakan PDIP di internal partai. Hal ini menjelaskan bagaimana sosok Megawati mampu menjaga stabilitas internal partai sejak Orde Baru hingga sekarang.

Sejak Megawati dilantik sebagai Ketua Umum PDIP periode 2000-2005 Saya tidak pernah berharap ini terjadi sampai sekarang. Sosoknya merupakan pemerintah dari berbagai faksi-faksi politik di PDIP internasional. Ideologi Grass Roots dalam konteks PDI-P berasal dari pendekatan politik yang berfokus pada masyarakat aktif dari berbagai lapisan dan kelompok, terutama masyarakat yang lebih rendah dan terpinggirkan. PDI-P menegaskan bahwa kekuatan politik harus datang dari rakyat, bukan hanya politisi atau pemerintah.

Oleh karena itu, Pertemuan ini berkomitmen untuk mengangkat aspirasi dan harapan masyarakat umum. Namun, di masa lalu, PDIP enggan memunculkan faksi-faksi itu kepermukaan politik nasional selama Megawati masih bertahan sebagai ketua umum. Selain itu, menurut sejarah, PDIP merupakan hasil penggabungan tiga partai politik. Penggabungan ini didukung bukan karena kondisi politik rezim Orde Baru yang mengharuskan mereka bergabung membuat partai baru, dengan tujuan memperjuangkan cita-cita Indonesia yang demokratis. 

Pelembagaan partai yang kuat juga disebabkan karena adanya simbol-simbol partai yang diasosiasikan secara empiris. Sosok Bung Karno dan Megawati dipandang sebagai sosok teladan yang mampu memajukan politik partai dari elite hingga akar rumput.

politik grass root yang membantu kandidat mendapatkan momentum. Realitas ini memperlihatkan bahwa perilaku politik grass root tidak ingin kehilangan momentumnya karena janji-janji politik kandidat sebelumnya tidak membawa perubahan yang berarti masyarakat. Setiap calon harus bisa mengirimkan dana langsung ke grass root untuk berinvestasi dan mengatasi masalah-masalah yang penting bagi kesejahteraan rakyat dan negara.

Selain pola kaderisasi yang berjenjang, adanya paham dan doktrin yang kuat dari pendukungnya di tingkat akar rumput, sehingga basisdukungan nasional PDI Perjuangan selama ini cenderung stabil di tingkat. adanya paham dan doktrin yang kuat dari pendukungnya di tingkat grass root, sehingga basis dukungan PDI Perjuangan selama ini cenderung stabil di tingkat nasional.

Pertanyaan

  • Bagaimana PDI Perjuangan mengimplementasikan ideologi grass root dalam ranah politik di era digital?
  •  Apakah ideologi _grassroot_ pada akhirnya dapat berjalan secara efektif pada kehidupan masyarakat di era digital?
  • Bagaimana cara mengoptimalkan penggunaan teknologi digital dalam mengkaji ideologi grass root ala PDI Perjuangan?

Tujuan Penulisan


  • Untuk memperdalam cara mengimplementasi ideologi grass root di era digital.
  • Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang idelogi grass root yang berjalan secara efektif pada kehidupan masyarakat di era digital.
  • Untuk mengkaji ideologi Grass Root ala pdi perjuangan dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi digital.

Tinjauan Pustaka


  • Ideologi 

Ideologi adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani, yakni idea dan logos. Idea artinya adalah mengetahui pikiran, melihat dengan budi. Sedangkan logos sendiri mengandung makna gagasan, pengertian, kata, dan ilmu. Jadi ideologi dapat diartikan sebagai kumpulan gagasan, pemahaman, pemikiran, dan pendapat. Istilah ini dicetuskan oleh Antoine Destutt de Tracy pada tahun 1796, bahwa ideologi adalah ilmu tentang pemikiran manusia, yang mampu menunjukan jalan yang benar menuju masa depan. 

Ideologi pada suatu negara berarti adalah suatu cita-cita negara yang menjadi dasar untuk sistem kenegaraan, bagi seluruh bangsa dan rakyat yang terkait. Dalam ideologi sebuah negara, ada dua tipe ideologi yang dibagi berdasarkan nilai-nilai yang mendasarinya, yaitu ideologi terbuka dan ideologi tertutup. Ideologi terbuka ini adalah ideologi yang menjadi pandangan suatu bangsa, sedangkan ideologi tertutup adalah pandangan dunia filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang kebenarannya bersifat tetap dan tidak bisa dipermasalahkan lagi. Harus dipatuhi dan diterima oleh rakyatnya.

  • Grass Root (Akar Rumput)

Grass Root adalah suatu sebutan bagi sekumpulan masyarakat yang posisi sumber daya pribadinya berada pada level atau tingkatan bawah. Masyarakat ini memiliki segala keterbatasan dalam berbagai aspek, dan mereka belum mampu melepaskan diri dari jerat kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Hal ini menyebabkan pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan bagi kalangan masyarakat ini.

  • Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) adalah salah satu dari banyaknya partai politik di Indonesia saat ini. Partai ini pada awalnya berdiri dengan nama Partai Demokrat Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973, hingga pada 15 Februari 1999 pecah menjadi Partai Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP). Partai dengan ketua umum Megawati Soekarno Putri ini memiliki filosofi logo sebagai berikut:

  • Warna Dasar Merah Membara

Berani mengambil resiko dalam memperjuangkan rakyat, keadilan, dan kebenaran.

  • Tandung Banteng Kekar

Berbasis kekuatan rakat dan selalu memperjuangkan kepentingan rakyat.

  • Mata Banteng Merah Tajam

Selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya ancaman dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

  • Moncong Banteng Putih

Dapat dipercaya dan komitmen untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran

  • Lingkaran Simbol yang Tegas

Terus menerus tanpa terputus memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

              Ideologi utama partai ini didasari dari filosofi nasional yang resmi di Indonesia, yakni Pancasila. Namun masih ada paham ideologi yang mereka percayai, yakni Ideologi Nasionalisme Ekonomi, Nasionalisme Indonesia, Populisme, dan Soekarnoisme. PDIP juga memiliki Slogan yang berbunyi "Kerja Kita, Kerja Indonesia".


Metode Penulisan

Penulisan ini menggunakan metode tinjauan pustaka yang dimana metode ini melalui dari buku atau jurnal yang relevan, kemudian hasil dari temuan tersebut digunakan untuk dianalisis tentang Mengkaji ideologi Grass Root Ala PDI Perjuangan.


Hasil dan pembahasan


1. Bagaimana PDI Perjuangan mengimplementasikan ideologi grass root dalam ranah politik di era digital?

sebagai partai politik yang memiliki ideologi grass root, PDI Perjuangan memiliki berbagai cara untuk mengimplementasikannya dalam ranah politik di era digital. Berikut adalah beberapa contoh langkah yang dapat dilakukan oleh PDI Perjuangan:

  • Media Sosial dan Situs Online: PDI Perjuangan akan menggunakan media sosial dan situs resmi online parti sebagai sarana sosialisasi ideologi. Mereka dapat menerbitkan program, artikel, atau video paruh waktu yang menjelaskan fakta dan prinsip kerja paruh waktu secara detail. Partai dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat, menjawab pertanyaan, dan mendengarkan aspirasi mereka melalui platform-platform ini.Kampanye Digital: PDI Perjuangan dapat meluncurkan kampanye digital yang berfokus pada penguatan ideologi grass root. 
  • Mereka dapat membuat konten-konten yang menggugah kesadaran dan mempromosikan nilai-nilai partai. Misalnya, membuat video singkat yang mengilustrasikan tujuan partai atau menggunakan tagar (hashtag) yang mewakili ideologi grass root pada media sosial.
  •  Jenis kampanye ini berpotensi meningkatkan kesadaran dan partisipasi publik.
  • Mengaktifkan Anggota Partai: PDI Perjuangan dapat menggunakan platform digital untuk memaksimalkan partisipasi aktif anggota partai dalam proses pengambilan keputusan. Mereka dapat menggunakan polling atau survei online untuk mendapatkan informasi dan pendapat dari anggota partai tentang bisnis partai. Dengan melibatkan anggota partai secara aktif, partai dapat memperkuat legitimasi dan kekuasaannya atas ideologi Grass Root.

2. Apakah ideologi _grassroot_ pada akhirnya dapat berjalan secara efektif pada kehidupan masyarakat di era digital?

keputusan. Di era digital, dengan adanya teknologi dan akses informasi yang lebih luas, implementasi ideologi grassroot dapat berjalan secara efektif dalam kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ideologi grassroot dapat efektif di era digital:

  •  Lebih mudah mendapatkan Informasi: Teknologi digital memungkinkan orang mendapatkan informasi politik dan ideologi dengan lebih cepat dan mudah. Partai politik dapat menyampaikan ideologi pesan-pesan dan program-program mereka secara langsung kepada masyarakat melalui media sosial, situs web, dan platform digital lainnya. Hal ini memungkinkan masyarakat umum untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang ideologi dan tujuan politik, serta untuk terlibat dalam partisipasi politik yang lebih aktif.
  •  Partisipasi Lebih Inklusif: Di era digital, partai politik dapat menggunakan berbagai platform untuk meningkatkan partisipasi publik. Debat online, jajak pendapat, survei, dan forum diskusi dapat menarik lebih banyak orang dari berbagai wilayah geografis dan garis lintang. Hal ini memungkinkan partai-partai untuk mengatasi berbagai keprihatinan dan aspirasi di antara masyarakat, serta meningkatkan rasa memiliki dan pragmatisme mereka dalam proses politik.
  •  Mobilisasi Sumber Daya dan Dana: Teknologi digital juga memfasilitasi dana dan mobilisasi sumber daya untuk mendukung ideologi Grass Root. Partai politik dapat menggunakan platform crowdfunding, situs donasi online, atau aplikasi penggalangan dana untuk melaksanakan program-program partai. Hal ini memungkinkan partai untuk mendapatkan kembali kemandiriannya dan memperkuat fondasinya.

3. Bagaimana cara mengoptimalkan penggunaan teknologi digital dalam mengkaji ideologi grass root ala PDI Perjuangan?

Untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi digital dalam mengkaji ideologi grassroot ala PDI Perjuangan, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  •  Pengembangan Sosial Media: Gunakan alat pengembangan sosial media untuk mengedukasi masyarakat tentang ideologi Grass Root PDI Perjuangan. Anda dapat mencari kata, frasa, atau topik tertentu yang terkait dengan partai atau ideologi politik. Dengan membatasi media sosial, Anda mungkin memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sentimen, tren, dan isu-isu yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat umum tentang ideologi Grass Root tersebut.
  •  Analisis Data dan Statistik: Gunakan alat analisis data dan statistik untuk menganalisis data yang berasal dari media sosial atau platform digital lainnya. Ini akan membantu Anda dalam mengidentifikasi tren, kebijakan, dan preferensi masyarakat umum yang terkait dengan ideologi akar rumput PDI Perjuangan. Untuk mendapatkan informasi yang lebih detail, Anda dapat menggunakan metode analisis seperti analisis sentimen, analisis jaringan, atau analisis teks.
  • Survei Online: Gunakan alat survei online untuk mengumpulkan data dari responden yang mendukung ideologi Grass Root PDI Perjuangan. Anda dapat mempercepat survei dengan mengajukan pertanyaan tentang angka, aturan, atau program tertentu. Survei online dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang keyakinan dan sikap masyarakat tentang ideologi Grass Root

Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas menghasilkan, Iklim politik Indonesia sekarang di tengah era digital dan post-truth pun memberi dampak mendalam yang menguji sikap kepemimpinan serta karakter orang Indonesia. 

Popularitas internet yang terus meningkat telah mempengaruhi pemikiran beberapa pembuat kebijakan pada periode saat ini untuk melakukan investasi besar-besaran dalam pengembangan internet di Indonesia. Agenda investasi internet di abad 21 ini adalah untuk memperkuat nasionalisme dan patriotisme di Indonesia yang kini dipantau oleh berbagai sensor pemerintah. PDIP sendiri terbentuk dari penggabungan lima partai politik yang salah satunya adalah Partai Nasionalis Indonesia.

Ideologi Grass Root dalam konteks PDI-P berasal dari pendekatan politik yang berfokus pada masyarakat aktif dari berbagai lapisan dan kelompok, terutama masyarakat yang lebih rendah dan terpinggirkan. Penggabungan ini didukung bukan karena kondisi politik rezim Orde Baru yang mengharuskan mereka bergabung membuat partai baru, dengan tujuan memperjuangkan cita-cita Indonesia yang demokratis. Pelembagaan partai yang kuat juga disebabkan karena adanya simbol-simbol partai yang diasosiasikan secara empiris. Sosok Bung Karno dan Megawati dipandang sebagai sosok teladan yang mampu memajukan politik partai dari elite hingga akar rumput.

Politik grass root yang membantu kandidat mendapatkan momentum. Realitas ini memperlihatkan bahwa perilaku politik grass root tidak ingin kehilangan momentumnya karena janji-janji politik kandidat sebelumnya tidak membawa perubahan yang berarti masyarakat. Setiap calon harus bisa mengirimkan dana langsung ke grass root untuk berinvestasi dan mengatasi masalah-masalah yang penting bagi kesejahteraan rakyat dan negara. Selain pola kaderisasi yang berjenjang, adanya paham dan doktrin yang kuat dari pendukungnya di tingkat akar rumput, sehingga basisdukungan nasional PDI Perjuangan selama ini cenderung stabil di tingkat.

adanya paham dan doktrin yang kuat dari pendukungnya di tingkat grass root, sehingga basis dukungan PDI Perjuangan selama ini cenderung stabil di tingkat nasional.

Saran

Mengkaji ideologi Grass Root ala PDI Perjuangan di era digital adalah langkah yang penting untuk memahami bagaimana partai politik dapat beradaptasi dan memanfaatkan teknologi informasi dalam membangun basis massa dan memperkuat


Pelajari sejarah dan nilai-nilai PDI Perjuangan: konflik sejarah dan nilai-nilai dasar partai tersebut untuk memahami ideologi Grass Root ala PDI Perjuangan. Pelajari tugas paruh waktu, pidato, dan pemikiran penting untuk pekerja paruh waktu. Ini akan membantu Anda memahami tujuan, visi, dan prinsip ideologis yang mendasari PDI Perjuangan.

Pertimbangkan transformasi digital: Pahami bagaimana transformasi digital memengaruhi partai politik dan perubahan dalam partai politik. Pertimbangkan perubahan dalam komunikasi kebijakan, kampanye online, dan aktivitas politik melalui media sosial dan platform digital lainnya. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam adaptasi PDI Perjuangan terhadap perubahan ini.

Analisis strategi dan praktik: Membahas strategi dan praktik Grass Root yang diterapkan PDI Perjuangan di era digital. Misalnya, bagaimana partai menggunakan media sosial untuk terlibat dengan publik, menyebarluaskan gagasan kebijakan, dan memobilisasi warga? Analisis ini akan memberikan wawasan tentang tantangan dan peluang yang dihadapi peserta saat membangun fondasi pasar massal secara online.

Daftar Pustaka

Tyas, D. C. (2020). Mengenal Ideologi Negara. Alprin.

Noor, M. (2011). Pemberdayaan masyarakat. CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan, 1(2).

Tata Kelola Partai. Home. (2021, November 3). https://www.pdiperjuangan.id/detail-article/841/tata-kelola-partai

Wikimedia Foundation. (2023, June 30). Partai Demokrasi Indonesia perjuangan. Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Demokrasi_Indonesia_Perjuangan.

Konitiarani, R. (2016). Upaya Pdip (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) Dalam Memenuhi Kuota Calon Legislatif Perempuan (Studi Kasus Penetapan Caleg Perempuan Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 Di Dewan Pimpinan Cabang Pdip (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) Kota Surakarta). 

Nintyas, L. P. C. (2021). PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMENANGAN PILKADA WALIKOTA KOTA BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2020 (Studi Kasus Partai PDI-P Sebagai Partai Koalisi Pasangan H. Ibnu Sina S. Pi--Dr. Ir. H. Arifin Noor, MT) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Kalimantan MAB). 

Hardiyanti, H. Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila: Paparan Sejarah Ideologi, Ideologi Pancasila dan Relevansinya di Era Digital. SASDAYA: Gadjah Mada Journal of Humanities, 5(1), 52-66.





Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun