Mohon tunggu...
David Othman
David Othman Mohon Tunggu... -

Damai di bumi, Damai di hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

(Bagian 2) Masihkah Anda Mengeluh ?

3 November 2010   13:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:52 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lanjutan kisah Masihkah Anda Mengeluh ..... (sebuah kisah perjuangan hidup seorang wanita pengemudi taksi)

........ 1 Nopember 2010, sebuah pesan singkat saya kirimkan ke nomor telepon ibu JS....

"Ibu apa kabar? Masih ingat saya? Pak Very" Besok jam 06.00 - 06.30 jemput saya di rumah untuk tujuan ke bandara ya" Kabar baik Pak, alhamdulilah, bapak sehat? Masa saya lupa dengan bapak?" ........

......2 Nopember 2010, 06.10....

"Pak 10 menit lagi saya tiba di rumah Bapak ya"........

Dengan wajah senyum dan sapaan selamat pagi yang tetap santun dia menyambut saya ketika keluar dari rumah. Perbincangan ringan berlangsung sampai akhirnya setibanya kami di toll Jagorawi, saya mendadak panik melihat kondisi jalanan yang padat sekali. Dan saya sadar bahwa saya salah mengatur waktu keberangkatan,

Predikat Mr. Too Fast untuk saya dicabut pagi itu, seketika itu obrolan terhenti dan menjadi kurang menarik lagi, ibu JS tahu benar bahwa saya panik. Pukul 09.00 'take off' tetapi pukul 07.30 saya masih berada di toll TMII, menjelang toll priok jalanpun menjadi lengang dan kamipun kembali pada topik yang amat sangat saya tunggu-tunggu untuk didengar.....

"Doakan saya ya Pak, Natal nanti saya bisa buat kue lagi, mulai ada pesanan. Saya mulai telepon pelanggan-pelanggan saya dulu"

Wah Alhamdulilah ya Bu, mudah-mudahan dilancarkan rejekinya. Apa kabar anak Ibu?

Saya baru saja diturunkan "jabatan / sistem" karena tidak masuk 4 hari Pak, si sulung (15 thn) sakit Pak, saya harus tunggu dia.

Anaknya yang paling besar dan paling pandai, mengidap sakit sejenis Hepatitis yang membuatnya tidak bisa berjalan selama sebulan dan akhirnya kehilangan Bea siswa yang ia dapatkan dari salah satu perusahaan telekomunikasi termuka dikarenakan nilai si sulung menjadi rendah. Dengan tetap tegar Ibu JS menghibur anaknya untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri. InsyaAllah mama masih sanggup sekolahkan adik masuk SMA nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun