Mohon tunggu...
DAVID NEHEMIA
DAVID NEHEMIA Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi

mari saling berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Komunikasi Lebih Penting daripada Tindakan Komunikasi

23 September 2024   09:04 Diperbarui: 23 September 2024   09:40 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekstasi Komunikasi: Bicara Tanpa Makna dalam Kisah Marta dan Maria

Suatu hari, Yesus datang berkunjung ke rumah Marta dan Maria. Marta, penuh semangat, langsung sibuk menyiapkan banyak hal untuk menyambut Yesus. Dia terus mondar-mandir, menyiapkan makanan, membereskan rumah, dan memastikan semuanya terlihat sempurna. Di sisi lain, Maria justru duduk diam di dekat Yesus, mendengarkan setiap kata yang Dia ucapkan.

Marta merasa heran dan sedikit kesal. "Tuhan, tidakkah Engkau peduli bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku!" keluhnya kepada Yesus.

Namun Yesus menjawab dengan lembut, "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya."

Marta adalah gambaran seseorang yang terjebak dalam tindakan komunikasi tanpa makna. Dia sibuk melakukan banyak hal, seperti orang yang terus berbicara, tetapi tanpa benar-benar mendengarkan. Yang penting bagi Marta adalah aktivitas, sama seperti banyak orang saat ini yang merasa harus terus berbicara, mengirim pesan, atau berbagi sesuatu di media sosial---tanpa memikirkan apakah ada nilai yang terkandung di dalamnya.

Sebaliknya, Maria memilih untuk mendengarkan, menyerap makna dari setiap kata yang Yesus ucapkan. Dia tidak sibuk dengan tindakan, tapi fokus pada arti dari komunikasi yang terjadi. Yesus menegaskan bahwa Maria telah memilih bagian yang terbaik---makna jauh lebih penting daripada tindakan yang sekadar sibuk tanpa tujuan.

Ini mengingatkan kita bahwa komunikasi bukan soal seberapa banyak kita berbicara, seberapa sering kita terlibat, atau seberapa aktif kita terlihat. Seperti Maria, yang lebih memilih untuk duduk dan mendengarkan, komunikasi yang bermakna datang dari mendengarkan, merenungkan, dan menyampaikan sesuatu yang berharga---bukan sekadar terlibat dalam percakapan tanpa arah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun