Mohon tunggu...
David Lee Hutabarat
David Lee Hutabarat Mohon Tunggu... -

I am a jealous guy

Selanjutnya

Tutup

Politik

Provinsi Tapanuli, Yess!

29 Oktober 2013   12:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:53 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhirnya pembentukanRUU Provinsi Tapanuli digolkan oleh DPR pada hari Kamis ( 24/10) kemarin. Pengesahan RUU itu juga berbarengan dengan disahkannya RUUProvinsi Kepulauan Nias, Kabupaten Simalungun Hataran dan Kabupaten Pantai Barat Mandailing ( MedanBisnis, 25 Oktober 2013). Cakupan wilayah provinsi baru ini adalah Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Samosir, Tapanuli Tengah dan kota Sibolga.

Tentunya kabar ini akan disambut dengan sukacita oleh penduduk Tapanuli dan para perantau karena dengan adanya Provinsi Tapanuli ini niscayanya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Tapanuli akan meningkat pesat.

Dinamika Protap

Alkisah perjuangan mengenai pembentukan Provinsi Tapanuli sudah mulai didesas-desuskan orang mulai tahun 1980-an yang kemudian mencuat kembali ke permukaan pada tanggal 19 November 2006 dengan berkumpulnya 100 tokoh Tapanuli di Jakarta, antara Jenderal Luhut Panjaitan, Prof.Dr Midian Sirait, Panda Nababan, G.M Panggabean. Bahkan mereka berhasil mengumpulkan dana hingga 1,1 miliar sebagai dana awal untuk memperjuangkan Protap.

Asa pun membubung tinggi kala itu, yaitu asa akan roda perekonomian yang akan lebih baik jika Protap sudah terbentuk. Harapan tersebut juga diperkuat oleh kenyataan historis bahwa sebenarnya Tapanuli adalah satu-satunya eks keresidenan Belanda di Sumatra yang belum menjadi provinsi. Keresidenan yang lain sudah terlebih dahulu menjadi provinsi, seperti keresidenan Aceh, Bangka-Belitung, Bengkulu, Riau dan Lampung. Padahal kalau dipikir-pikir, apa salah dan dosa Tapanuli sehingga pemerintah dari dulu enggan menjadikannya provinsi ?

Namun asa tersebut juga ternodai oleh meninggalnya ketua DPRDSU, Aziz Angkat, pada aksi demonstrasi menuntut surat rekomendasi DPRDSU pada tanggal 3 Februari 2009. Dan implikasinya lagi adalah Chandra Panggabean,salah satu aktivis Protap, dijebloskan ke penjara selama delapan tahun karena dianggap sebagai dalang keributan.

Dan semenjak kejadian itulah , pembahasan tantang Protap secara drastis hampir tidak pernah lagi dibicarakan orang. Dan sepertinya jug harapan akan kesejahteraan bonapasogit (kampung halaman) makin jauh dari kenyataan layaknya jauh panggang dari api. Namunmasyarakat Tapanuli masih percaya bahwa waktunya akan tiba untuk Protap.

Persiapkan Diri

Namun masyarakat tetap harus bersabar karena menurut Mendagri Gamawan Fauzi, daerah yang sudah disahkan untuk dimekarkan harus mempersiapkan diri selama tiga tahun dan pemilihan kepala daerahnya yang baru pun setelah tahun 2015. Hal ini dikarenakan daerah yang dimekarkan diberikan waktu untuk mempersiapkan diri, baik dari tata kelola pemerintahan, pegawai,dan administrasi. Hal ini dimaksudkan supaya tidak terulang kesalahan pemekaran daerah yang sudah-sudah di mana daerah baru tersebut kelabakan dalam mengurus dirinya sendiri.

Sumber daya manusia untuk menjalankan roda pemerintahan juga sudah harus dipikirkan, apakah harus “mengimpor” dari daerah lain seperti Sumut atau DKI nantinyaatau tidak. Sebab harus kita akui bahwa kebutuhan akan SDM yang berkualitas sangatlah signifikan dalam membantu kelancaran suatu provinsi yang baru dibentuk.

Dan yang tak kalah penting adalah penentuan ibukota provinsi kelak, apakah misalnya di Sibolga atau Siborong-borong. Masing-masing kota tersebut tentu mempunyai keunggulan dan kekurangan tersendiri. Keunggulan dari Sibolga adalah lokasinya. Sibolga terletak di daerah yang bisa menjadi jalur penghubung dengan Provinsi Sumatra Barat dan juga Provinsi Kepulauan Niaskelak. Selain itu di Sibolga juga terdapat Bank Indonesia sehingga bisa memudahkan kelancaran transaksi keuangan nantinya. Namun Sibolga juga memiliki kelemahan yaituakses jalan ke sana relatif jauh dari Samosir dan sekitarnya. Begitu pula dengan luas wilayahnya yang tergolong kecil untuk ukuran ibukota provinsi.

Lain halnya dengan Siborong-borong., keunggulan dari kota ini adalah adanya ruas jalan yang relatif lebar dan baik kondisinya. Selain itu kelancaran transportasinya ditopang oleh adanya bandara Silangit yang sudah bisa dijejaki pesawat sekelas Lion dan Wings Air, serta ditunjang oleh keadaan geografisnya yang lebih dekat ke Medan. Selain itu kota ini juga memiliki wilayah yang masih luas dan tergolong belum padat penduduk. Adapun kelemahan dari kota ini adalah perdagangannya belum semaju Sibolga.

Solusi terbaik dari masalah ini adalah dengan dibaginya peran untuk kedua kota ini. Biarkanlah Siborong-borong yang mengurus masalah administrasi dan perkantoran alias ibukota pemerintahan sedangkan Sibolga mengurus masalah perdagangan dan perekonomian

Hal ini dimaksudkan supaya tidak menumpuknya pembangunan di satu kota yang bisa menyebabkan kompleksitas permasalahan di kemudian hari seperti kemacetan, kecemburuan sosial dan lain sebagainya. Cukuplah kita belajar dari pengalaman Medan dan Jakarta yang menjadi kota yang macet dan banyak masalah karena memikul semua tanggung jawab.

Kita pantas berharap bahwa dengan adanya Protap, ke depannya Tapanuli dan sekitarnya akan menjadi daerah yang maju, persis seperti yang telah berpuluh-puluh tahun kita idam-idamkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun