Mohon tunggu...
Davidkrisna Alka
Davidkrisna Alka Mohon Tunggu... -

Lahir di Bengkulu, 29 Juni....Alumni SMU Plus INS Kayutanam, Sumatera Barat dan Alumnus Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menulis Opini dan Esai di Media Massa Nasional seperti Kompas, Media Indonesia, Seputar Indonesia, Sinar Harapan, Jawa Pos, dll. Menulis sajak, pernah di Majalah Sastra Horizon, sejumlah buku antologi puisi. Sekarang nongkrong kreatif di Populis Institute dan Peneliti Maarif Institute for Culture and Humanity

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bung Kompasiana: Antara Bung Praktis dan Bung Idealis

13 Februari 2012   18:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:42 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13291588041144814921

Bung Kompasiana, benarkah zaman kini dihadapkan pada pilihan antara menjadi Bung Praktis atau Bung Idealis?

Barangkali hanya satu dari sejuta Bung yang menjadi Bung Idealis, dan sisanya menjadi Bung (kusan). Katanya kini peradaban sudah maju. Semua bung-bung dengan mudah dapat berjumpa dan berdialog virtual lewat Internet. Segala informasi baik atau buruk sudah menjadi makanan publik (public goods). Tak kenal apakah mereka Bung Idealis atau Bung Praktis, semua terlibat dalam discourse yang ada pada konten media virtual. Mulai dari yang tinggal di desa, apalagi di kota.

Memang, masih ada Bung Idealis lain yang belum menjamah dunia virtualitas karena akses dan pendidikan yang jauh dari peradaban internet. Bung-bungIdealis ini, memacu diri dalam suasana pedalaman desa yang belum terusik oleh peradaban virtual. Hidup bagi mereka adalah cucuran keringat yang mesti dialirkan bagi kelangsungan hidupnya.

Entahlah, apakah masih perlu adanya kategori antara Bung Praktis atau Bung Idealis. Tapi tampaknya, di kota, terutama di Jakarta, barangkali tak ada lagi yang namanya Bung Idealis. Walaupun masih ada, mereka terbelenggu dalam “penjara” kota yang buas dan ganas. Bung Idealis, adalah bung-bung yang memiliki prinsip. Hidup yang berprinsip dengan teguh mengenyahkan asupan kotor dari pendapatan kerja yang kotor dan “kata kotor.” Hidup yang berprinsip dengan tegas mencampakkan tamak dan rakus. Hidup yang berprinsip menjauhi diri dari kemunafikan pribadi dan kemunafikan publik.

Bung Kompasiana, berita tentang Bung Idealis kian menepis dalam setiap halaman Kompas. Pembaca dicerca bertubi-tubi oleh berita-berita dari Bung Praktis yang tak Idealis. Hari ini mereka berkata A lalu besok mereka mengucap B. Dalam opini media,mereka Idealis tapi dalam laku mereka pragmatis. Akal, lisan, laku, dan perbuatannya tak sejalan. Nah, bagaimana menurut Bung Kompasiana?

OPINI | 25 January 2010 | 21:2781 12 dari 3 Kompasianer menilai Inspiratif

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun