Pendahuluan
Dalam pelaksanaan audit, auditor tidak mungkin memeriksa seluruh populasi data yang ada. Oleh karena itu, pemilihan sampel audit menjadi metode yang esensial. Selain itu, auditor juga melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk memperoleh bukti audit yang memadai. Artikel ini akan membahas tiga aspek penting dalam proses audit ini: pemilihan sampel audit, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif transaksi.
Pemilihan Sampel Audit
Pemilihan sampel audit adalah proses memilih sejumlah item dari populasi untuk diuji, dengan tujuan agar hasil pengujian tersebut dapat digunakan untuk menyimpulkan tentang populasi secara keseluruhan.
Metode Pemilihan Sampel Audit
Pemilihan Acak (Random Sampling): Semua item dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Metode ini sering dianggap paling objektif.
Pemilihan Sistematis (Systematic Sampling): Pemilihan item dilakukan berdasarkan interval tertentu dari populasi. Misalnya, memilih setiap item ke-10 dari daftar.
Pemilihan Berbasis Risiko (Risk-Based Sampling): Memilih item yang dianggap memiliki risiko lebih tinggi atau lebih signifikan terhadap laporan keuangan.
Pemilihan Bertujuan (Judgmental Sampling): Auditor menggunakan penilaiannya untuk memilih item tertentu yang dianggap penting atau relevan.
Pertimbangan dalam Pemilihan Sampel
- Tujuan Audit: Menentukan jenis dan ukuran sampel yang diperlukan.
- Materialitas: Menentukan tingkat signifikansi dalam pengujian.
- Risiko Audit: Menilai risiko inheren dan risiko pengendalian.
- Karakteristik Populasi: Memahami variasi dan homogenitas dalam populasi.
Pengujian Pengendalian