Dulu, Pak Widodo, seorang petani, hanya mampu menjual gabah padi hasil sawahnya secara langsung kepada pengepul. Namun, setelah ia membuka sebuah rumah makan, Pak Widodo mulai menggiling padi menjadi beras, lalu memasaknya menjadi hidangan seperti nasi uduk dan nasi goreng yang dijual di rumah makannya. Melalui langkah ini, pendapatan Pak Widodo melonjak berkali-kali lipat, membawanya ke tingkat kehidupan yang lebih sejahtera daripada sebelumnya. Kisah Pak Widodo merupakan gambaran nyata dari proses hilirisasi, yang pada intinya adalah usaha untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau jadi utuh.
Stop ekspor, genjot hilirasi
Dengan perubahan Undang-Undang No 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara, Indonesia sebagai salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, telah memutuskan menghentikan ekspor bahan mentah dan memulai hilirisasi pengolahan nikel.
Dulu bahan mentah berupa tanah merah yang mengandung Nikel diekspor begitu saja. Sekarang tidak lagi dibolehkan. Dengan program hilirisasi industri nikel, bahan mentah tersebut diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti feronikel dan Nickel Pig Iron (NPI). Produk-produk ini memiliki beragam manfaat dalam industri manufaktur, seperti sebagai bahan baku untuk stainless steel, badan pesawat, peralatan makan, kawat baja anti karat, dan banyak lagi.
Namun, program hilirisasi membutuhkan dana triliunan rupiah. Untuk itu, Indonesia membuka diri untuk dana-dana luar negeri yang dibawa oleh investor. PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) salah satu yang berinvestasi untuk pengolahan bijih nikel (smelter) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Dengan meningkatnya produksi produk hilir nikel, nilai ekspor Indonesia juga mengalami peningkatan yang signifikan. Produk-produk ini menjadi komoditas penting dalam perdagangan internasional, yang menghasilkan devisa bagi negara. Selain itu, peningkatan ekspor juga menciptakan peluang investasi dan pertumbuhan sektor lainnya, seperti transportasi dan logistik.
Gerakkan ekonomi daerah, turunkan kemiskinan
Hadirnya PT GNI telah mendorong pergerakan ekonomi di Morowali Utara. Sejak konstruksinya pada tahun 2019, ribuan lapangan kerja tercipta. Sejak tahap pembangunan konstruksi hingga beroperasi, PT GNI setidaknya telah menyerap ribuan tenaga kerja (Kompas, 2023).Â
Jika PT GNI beroperasi pada kapasitas maksimal, maka serapan tenaga kerja diperkirakan mencapai puluhan ribu orang. Ini bahkan melebihi jumlah pencari tenaga kerja di Kabupaten Morowali Utara, yang tahun 2023 lalu tercatat sejumlah 4660 pencari kerja. Ini mengindikasikan bahwa PT GNI akan menyerap juga angkatan kerja dari daerah tetangganya sekitar Morowali atau bahkan dari luar Sulawesi. Â Ini tentu penciptaan lapangan kerja yang sangat baik dampaknya bagi masyarakat sekitar maupun pendatang yang ikut bekerja di industri Nikel tersebut. Angka pengangguran setempat atau nasional akan dapat ditekan sekecil mungkin.Â
Dengan mencermati catatan statistik BPS Morowali Utara, tampak bahwa periode sebelum tahun 2019, persentase penduduk miskin stagnan di sekitar 15 -16%. Namun, pada tahun 2023 lalu telah berhasil turun menjadi 12,8%. Suka tidak suka, kita harus akui bahwa kehadiran industri nikel di Morowali Utara, seperti PT GNI, telah berkontribusi memperbaiki perekonomian daerah, menaikkan taraf hidup masyarakat, dan mengurangi angka kemiskinan.
Hilirisasi dorong alih teknologi
Pada prinsipnya program hilirisasi akan melahirkan industri-industri baru. Selain itu, peningkatan ekspor juga menciptakan peluang investasi dan pertumbuhan sektor lainnya, seperti transportasi dan logistik. Untuk mencapai kesetaraan dengan negara maju, maka Indonesia perlu lompatan-lompatan ke depan. Meningkatkan pendapatan dan keterampilan menggunakan teknologi. Hal ini bisa dicapai, salah satunya dengan program hilirisasi. Proses transfer knowledge akan terjadi manakala industri padat teknologi dibangun di negeri kita. Tenaga kerja kita akan mampu mengoperasikan industri tersebut tanpa bergantung pada tenaga asing.
Saat ini, hasil produksi masih difokuskan untuk ekspor ke luar negeri. Ekspor ini dapat bertambah seiring tumbuhnya industri pemanfaatan nikel di Indonesia. Misalnya industri kendaraan listrik. Baik mobil atau sepeda motor listrik membutuhkan baterai sebagai bahan bakarnya. Nikel menjadi salah satu komponen penting pembuatan baterai kendaraan listrik. Mimpi Indonesia untuk menjadi "raja" baterai kendaraan listrik dunia bukanlah hal yang mustahil. Hal ini akan mempercepat akselerasi transisi energi dan target menuju net zero emissions di Indonesia.
Kontribusi pajak dan pertumbuhan masyarakat sekitar
Dengan meningkatnya produksi produk hilirisasi nikel, nilai ekspor Indonesia juga mengalami peningkatan yang signifikan. Produk-produk ini menjadi komoditas penting dalam perdagangan internasional, yang menghasilkan devisa bagi negara. Ini sejalan dengan target Pemerintah untuk menggenjot Produk Domestik Bruto (PDB) dan lepas dari middle income trap. Â Tidak hanya itu, hilirisasi industri nikel juga memberikan kontribusi pajak yang substansial bagi pemerintah Indonesia. Pendapatan pajak dari perusahaan-perusahaan seperti PT Gunbuster Nickel Industry jelas berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur, program kesejahteraan sosial, dan layanan publik lainnya.Â