Berikut beberapa alasan saya cenderung setuju dengan KPU, tidak perlu alergi dengan kampanye di kampus:
1. Jangan lupa bahwa kampus juga mengadakan pemilihan untuk menentukan pimpinannya baik di level Universitas atau Mahasiswa. Misalnya pemilihan Rektor atau pemilihan Ketua BEM secara berjenjang dari BEM di Fakultas hingga Universitas. Mereka yang berkontestasi juga melakukan kampanye dalam proses pemilihan tersebut. Lalu untuk apa alergi dengan kampanye pemilu?Â
2. Tidak perlu kuatir terjadi polarisasi. Di level RT pun kita terbiasa dengan pemilihan. Yang terpenting justru membiasakan diri berbeda pilihan namun mampu bersatu kembali paska proses kontestasi. Toh saat pemilihan rektor atau ketua BEM ini juga terjadi. Jarang sekali kampus 'pecah' karenanya. Kampanye di kampus juga akan membiasakan mahasiswa dalam hal ini. Malahan mereka bisa menjadi agen perubahan di masyarakat untuk mengurangi efek polarisasi.Â
3. Sepanjang pihak kampus mampu netral dalam arti tidak hanya mengundang kontestan tertentu, maka tidak ada masalah. Kampus harus memberi kesempatan yang sama pada para calon Pilpres.Â
4. Asalkan tidak ada politik uang. Kontestan tidak boleh memberikan uang atau hadiah pada pihak kamous agar diberikan ruang untuk kampanye. Kontestan tidak boleh memberi uang atau hadiah pada mahasiswa.Â
5. Kampanye di kampus bisa menjadi kesempatan emas bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dan menyodorkan pakta integritas bagi para calon Presiden yang 'berani' berkampanye di kampus mereka.Â
6. Kampanye di kampus juga sekaligus pendidikan politik bagi mahasissa. Mahasiswa diberi ruang secara intelektual untuk 'menguliti' visi misi atau program unggulan para calon Presiden. Tentu kita sebagai masyarakat akan lebih bangga jika mahasiswa melek politik dan kritis, ketimbang membeo.
Kampanye pilpres di kampus menurut saya banyak hal baik. Meskipun memang perlu kesiapan kampus itu sendiri, dan banyak aturan pendukung yang harus disiapkan sebagai rambu-rambu pelaksanaannya.Â
Saya malah ragu apakah para calon presiden berani datang ke kandang para intelektual untuk' ditelanjangi' visi misinya. Calon yang tidak jelas arah programnya bisa-bisa malah menanggung malu. Haha
Bagaimana menurut pembaca dan Kompasianer? Ada pendapat lain? Yyuk diskusi di kolom komentar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H