Ketika tiba di Australia, saya terkaget-kaget melihat Kanguru berkeliaran di depan rumah, Â berkeliaran di dekat perkantoran, berkerumun di pinggir jalan. Saya jadi teringat apa kata teman saya dulu. Dia bilang bahwa jumlah kanguru di Australia lebih banyak dari manusia. Karena dia bertutur sambil tertawa, saya pikir waktu itu dia hanya bercanda. Ternyata benar kata dia, bukan bercanda. HahaÂ
Ribuan kanguru diburu dan dibunuh
Populasi Kanguru di Australia mencapai hampir dua kali lipat penduduk yang menghuni benua tersebut. Laman australiatravelquestions.com mencatat bahwa jumlah kanguru di Australia diperkirakan mencapai 42 juta. Jauh lebih besar dari jumlah penduduknya sebesar 26 juta jiwa.Â
Wilayah Australian Capital Territory, lokasi dimana Ibu Kota Australia, Canberra, memiliki populasi kanguru yang besar. Ada lebih dari 500 ekor kangguru per kilometer persegi. Hampir lima kali lebih padat dari pada Provinsi Nusa Tenggara Timur!
Tidak heran jika binatang marsupial itu bisa dengan mudah ditemukan sedang makan rumput di taman kota. Berkumpul di hamparan lapangan golf. Bahkan di pekarangan kantor Gubernur Jenderal di Canberra.
Besarnya populasi Kanguru ini cukup mengkhawatirkan bagi Pemerintah Australia. Karenanya, setiap tahun diadakan pengendalian jumlah Kanguru. Sejumlah Kanguru dibunuh setiap tahun. Kegiatan ini disebut sebagai culling atau seleksi buatan terhadap kanguru  untuk menekan populasinya yang begitu besar. Sekitar 2000 Kanguru dibunuh setiap tahun agar pertumbuhan jumlah kanguru tidak terlalu cepat.Â
Para penembak terlatih dikerahkan untuk berburu Kanguru di kawasan cagar alam  yang telah ditentukan. Sesuai aturan Pemerintah, Kanguru dewasa diburu dan dibunuh dengan cara ditembak di kepala 'headshot'.Â
Apabila ada kanguru yang masih berada di dalam kantung induknya, maka dimatikan dengan cara dipukul di kepala. Ini dianggap sebagai cara paling cepat membunuh kanguru, tanpa tersiksa akibat rasa sakit yang lama.
Kandungan zat besi dan zinc pada daging Kanguru sangat tinggi. Sangat baik untuk kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Akademisi dari Universitas Adelaide, Profesor David Paton, mendorong warga Australia untuk mengkonsumsi daging kanguru hasil buruan tersebut. Hal itu agar tidak terbuang sia-sia. Daging kanguru diperjualbelikan secara legal di supermarket.
Kanguru berbahaya jadi alasanÂ
Pengendalian populasi yang disebut culling ini sebetulnya mengundang kontroversi. Para pencinta hewan di Australia menentang aksi 'brutal' ini. Dilansir oleh The Age, media di Australia, Nikki Sutterby, Asosiasi Kanguru Australia mengatakanÂ
"Kanguru sama sekali tidak punya dampak negatif apapun dalam lingkungan hidup. Mereka tidak perlu dibunuh," ujar Nikki Sutterby, anggota Asosiasi Kanguru Australia, sebagaimana dilansir oleh The Age. Asosiasi ini konsisten menolak dan menuntut perubahan undang-undang yang melegalkan pembunuhan salah satu hewan ikonik benua selatan tersebut.Â
Meski demikian, saya pribadi menganggap memang populasi Kanguru sudah berlebih dan perlu dikurangi. Saya pernah mengemudikan mobil pagi-pagi. Saat melaju dengan kecepatan sekitar 60 km per jam, tiba-tiba seekor Kanguru melintas di depan saya. Untungnya saya sigap menginjak rem. Tidak jadi menabrak Kanguru tersebut. Namun, kopi panas yang baru saya beli harus tumpah karena guncangan mendadak. Kanguru sial. Umpat saya. Kalau di kampung saya di Sumatera, sudah saya jadikan sate dia. Haha
Jika mampir di Canberra, anda tidak perlu heran melihat body mobil yang penyok-penyok. Lampu pecah. Itu umumnya karena disenggol atau ditabrak Kanguru. Lebih parah lagi banyak kejadian kecelakaan di jalan raya akibat tidak sengaja menabrak Kanguru yang tiba-tiba melintas.
Meski umumnya Kanguru tidak menyerang manusia secara aktif, namun kadang-kadang Kanguru yang merasa terancam akan agresif menyerang manusia yang dekat dengannya. Dikutip dari The Age, ada seorang wanita lokal Debbie Urquhart dianiaya oleh seekor kanguru di Westerfolds Park pinggiran Melbournepada, Sabtu pagi, Januari 2017. Urquhart sedang jogging ketika dia mengatakan kanguru tiba-tiba muncul dari rumput panjang dan menyerangnya secara agresif. Wanita itu terluka parah dan harus dirawat selama beberapa hari di rumah sakit.
Kanguru dalam jumlah yang sedikit relatif dapat ditoleransi oleh para petani. Namun dengan semakin besarnya populasi Kanguru, ini mulai dianggap sebagai hama. Bayangkan jika ratusan Kanguru merusak lahan pertanian. Ini akan merepotkan. Bisa-bisa pasokan untuk pangan manusia terganggu. Disisi lain, meski sudah mengganggu lahannya, petani tidak boleh membunuh hama tersebut tanpa seizin Pemerintah. Kanguru dalam jumlah besar menjadi pesaing ternak untuk mendapatkan padang rumput. Belum lagi Kanguru dapat merobohkan pagar peternakan yang mengakibatkan ternak melarikan diri ke jalan raya.
Memang aksi ,pembunuhan legal' terhadap Kanguru ini membuat pro dan kontra di publik. Pemerintah Australia nampaknya perlu menggunakan cara-cara yang tidak terkesan sadis. Misalnya dengan meniru pengendalian nyamuk demam berdarah. Nyamuk jantan dibuat tidak subur "dikebiri" dengan tujuan nyamuk tidak lagi berkembang biak, dan dengan sendirinya punah. Bisa juga hal ini diterapkan di Kanguru agar lebih manusiawi. Eh lebih hewani. Hehe
Salam literasi (DFS).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H