Net-zero emission kembali hangat dibicarakan menjelang pertemuan pemimpin dunia pada Conference of the Parties (COP) 26 (Pertemuan Para Pihak), November 2021, di Glasgow, Skotlandia.Â
COP sebagai forum tingkat tinggi tahunan bagi 197 negara ini, khusus membicarakan perubahan iklim. Para kepala negara bertemu membicarakan target dan komitmen setiap negara dalam menanggulangi perubahan iklim.Â
Dalam update dokumen kontribusi Indonesia (NDC) yang dikirim ke Badan Penanganan Iklim PBB (UNFCCC), Indonesia menyampaikan bahwa target net zero emission pada tahun 2060. Lebih cepat sepuluh tahun dari target semula 2070. Pemerintah juga sudah pemerintah merilis peta jalan Indonesia menuju zero emission pada 2060.
Hal ini membuat mata dunia tertuju ke Indonesia. Serius nih Indonesia? Ada yang memuji, namun tidak sedikit yang meragukan. Tentu mencapai target net zero emission ini merupakan harga diri bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pemerintah dan seluruh masyarakat perlu bekerja keras dan cerdas untuk mewujudkan target ini.Â
Baiklah. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana kita bisa memulai dari diri sendiri? Apa hal yang bisa kita biasakan di rumah kita?Â
Banyak orang yang acuh tak acuh karena tidak paham atau tidak tahu. Â Untuk apa saya harus peduli? Mengapa mesti peduli pada emisi karbon? Apa sih emisi karbon nol atau net zero emission? Â Why does it matter to me?
Kepedulian muncul seiring dengan adanya pemahaman. Untuk itu, ayo kita ulas beberapa hal dasar terkait dengan emisi karbon. Ini dia kaka...INDIKA...
Apa itu emisi karbon? Adakah manfaatnya? Atau malah bahaya?
Secara alamiah manusia dan kehidupan di bumi tidak akan berhenti mengemisi karbon. Manusia bernafas menghasilkan karbon dioksida (CO2). Sapi bernafas juga menghasilkan karbon. Selama di bumi masih ada kehidupan, maka produk buang karbon dioksida atau emisi karbon tidak bisa dihindari.Â
Gas CO2 juga dibutuhkan dalam kelangsungan hidup di bumi. Keberadaan CO2 di udara, dengan sifatnya seperti ‘rumah kaca’ yaitu menahan panas di permukaan bumi, sangat diperlukan untuk mengatur suhu bumi agar tetap hangat. Keberadaannya di atmosfer menjaga suhu bumi tetap normal. Tetap nyaman sebagai hunian mahluk hidup.
Efek pemanasan global sebetulnya lebih tepat disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (greenhouse gas). Gas yang termasuk jenis ini berupa gas methana (CH4), nitro oksida  (N2, NOx), klorofluorokarbon (CFC), dan CO2.Â
Karbon dioksida, lebih sering disebut sebagai 'karbon', memiliki porsi paling besar diantara gas rumah kaca lainnya. Porsi yang mencapai 80%. Ini membuat emisi karbon lebih banyak dibicarakan daripada gas lainnya.