Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

4 Tips Cegah Rabun Jauh pada Anak Selama Belajar dari Rumah

11 September 2020   12:55 Diperbarui: 12 September 2020   06:57 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar dari rumah (Sumber: shutterstock via Kompas.com)

Masih tingginya angka kasus Covid-19 di Indonesia tentu bukan berita baik bagi kita semua. Terlebih bagi anak usia sekolah yang sudah lebih dari 6 bulan mengikuti pembelajaran jarak jauh. 

Anak-anak pasti sudah merindukan kembali bersekolah seperti biasa. Namun apa daya, belajar dari rumah secara daring menjadi pilihan terbaik guna mengutamakan anak-anak tetap sehat dan tidak terjangkit virus Covid-19 yang belum ada vaksin efektifnya hingga saat ini.

Pembelajaran secara daring memang membawa tantangan serta dampak tersendiri bagi anak-anak, salah satunya penggunaan laptop atau gadget yang paparan sinarnya dapat membahayakan penglihatan. Salah satu risiko yang sering terjadi ialah gangguan penglihatan rabun jauh atau miopi. 

Rabun jauh atau miopi merupakan gangguan pada refraksi mata akibat aktivitas melihat sesuatu dalam jarak dekat. Biasanya gangguan tersebut dikarenakan Penyebab terlalu lama menatap layar komputer, membaca sambil tiduran, membaca di tempat yang kurang cahaya maupun yang terlalu terang. 

Tidak heran jika banyak orang yang sering beraktivitas di depan komputer rata-rata memakai kacamata. Bukan tidak mungkin ini akan terjadi pada anak-anak. Mereka menatap layar laptop dan gadget selama berjam-jam dalam sehari. 

Pencegahan apa yang bisa dilakukan?
Potensi anak mengalami gangguan rabun jauh dengan adanya belajar secara daring kemungkinan dapat terjadi. Oleh karena itu, sebagai orangtua diperlukan tanggung jawab untuk menjaga kesehatan mata anak, meski gangguan mata pada anak belum nampak jelas alias perlahan.

Pengalaman saya pribadi hingga tahun 2013, saya belum menggunakan kacamata. Namun pada tahun 2014, saya iseng memeriksakan mata ke dokter mata. Akhirnya ketahuan bahwa saya sudah minus 0.5 dan 0.25 mata kiri dan kanan. 

Lalu dokter menanyakan apakah saya setiap hari bekerja di depan komputer. Tentu saja saya mengatakan iya, sejak masuk dunia kerja, menatap layar monitor pagi hingga sore, setidaknya 7 jam sehari. Lalu disarankan menggunakan kacamata optik anti radiasi agar minus tidak semakin bertambah. 

Saya membayangkan jika ini terjadi juga pada anak-anak yang saat ini belajar dari rumah. Meski tidak serta merta terasa saat ini, namun perlahan efeknya bisa dilihat setahun atau dua tahun kemudian. Untuk itu, orangtua perlu mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata anak kita. Adapun 4 tips berikut ini sebaiknya dilakukan oleh orangtua dalam mengawasi anak-anak selama belajar dari rumah:

Perhatikan kondisi dan kecerahan layar 
Saat anak akan menggunakan HP atau laptop sebagai media belajar, ada baiknya mengingatkan anak untuk mengatur tingkat kecerahan/kontras. Pilihlah tingkat kecerahan yang sedang (Tidak terlalu cerah dan tidak terlalu gelap). Selain itu, penting juga untuk memperhatikan pencahayaan kondisi ruang belajar. Ruang belajar yang baik juga usahakan jangan terlalu terang, sebab akan membuat mata tegang dan cepat lelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun