Di Filipina juga terjadi, Sarah Duterte berhasil menjadi Walikota Davao, dimana dulu ayahnya,Rodrigue Duterte, yang saat ini Presiden Filipina, pernah menjabat Walikota.
Haruskah alergi pada Gibran?
Generasi muda adalah agen perubahan untuk masa depan bangsa. Bila banyak anak muda tertarik masuk dalam politik, bukankah ini hal baik yang kita juga harapkan?
Rasanya tidak perlu alergi dengan Gibran. Anak-anak muda kan generasi bangsa ini juga. Bung Karno saja mengatakan berikan saya 10 Pemuda, maka akan kuguncangkan dunia. Sosok Proklamator itu tahu betul bahwa bagaimana rasanya mereka dulunya juga pernah muda, dan paham betul semangat muda itu seperti apa. Tenaga dan pemikiran dipunyai para generasi muda.
Apa salahnya seorang Gibran mencalonkan diri sebagai Walikota. Pun itu bukan tanpa resiko. Prestasi Jokowi pasti menjadi bayang-bayang baginya kelak, jika langit memang memberi mandat Solo-1 pada Gibran.Â
Jika tidak ada prestasi yang rakyat bisa rasakan, siap-siap 'dihajar' oleh publik, besar peluang tidak akan dipilih pada pesta demokrasi berikutnya, dan terhentilah karir politiknya.Â
Namun jika berprestasi, ini yang menjadi batu lompatan untuk meraih puncak yang lebih tinggi. Bisa jadi ini yang ditakutkan oleh lawan politik PDIP. Apalagi mereka kesulitan mencari kader muda yang bisa dibentuk sedari awal untuk mencapai kemenangan jangka panjang.Â
Memangnya Gibran tanpa prestasi?
Meski Gibran anak seorang Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, yang sekarang jadi Presiden, ia tak mau memanfaatkan posisi itu. Ia justru mulai merintis dari bawah.Â
Bahkan Jokowi saja 'jengkel', kok usaha mebelnya malah tidak ada anaknya yang mau meneruskan. Gibran sibuk dengan usaha martabaknya, sedangkan Kaesang sibuk jualan pisang. Jadi rasanya kurang pas, jika dikatakan aji mumpung.
Alih-alih meneruskan usaha mebel yang bahkan diberi namanya, Gibran malah memilih merintis bisnis catering. Namanya Chilli Pari pada Desember 2010. Karena usahanya yang berkembang, ia lantas didapuk sebagai ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJBI) Kota Solo.Â
Ia juga mendirikan rumah pelatihan House of Knowledge untuk melatih karyawan-karyawan lepas catering Chilli Pari agar bisa berbahasa Inggris. Gibran juga membuka bisnis Kafe Markobar yang pada awalnya hanya ada di Solo.Â
Kafe yang menjual aneka Martabak itu sempat viral di media sosial dan saat ini bahkan sudah ada di Jakarta dan 29 cabang yang tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.Â