Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Menyoal Keamanan Data Peserta Webinar

18 Juli 2020   18:16 Diperbarui: 18 Juli 2020   18:28 2905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bocornya data perorangan di media sosial

Baru-baru ini heboh berita tentang bocornya data pribadi Denny Siregar pada media sosial. Dan ternyata oknumnya diduga karwayan Telkomsel. Sebuah perusahaan dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. Jutaan data pelanggan disimpan oleh Telkomsel.  

Lalu pertanyaannya, mengapa data demikian bisa bocor? Memalukan. Apakah tidak ada lagi sistem keamanan yang bisa dipercaya? Untuk apa data detail ketika pendaftaran menjadi konsumen harus diisi, ketika keamanannya tidak bisa dijamin?  

Wajar saja Denny Siregar menggandeng pengacara kawakan Otto Hasibuan untuk menggugat Telkomsel. Sebetulnya ini merepresentasikan kemarahan public. Mengapa perusahaan sekelas Telkomsel gagal memproteksi data pelanggannya.

Ilustrasi (integrity-indonesia.com)
Ilustrasi (integrity-indonesia.com)

Untuk data nasabah bank saja, seorang karyawan hanya dapat mengakses jika nasabah menginformasikan nama gadis ibu kandung. Kok bisa-bisanya karyawan telkomsel level biasa membuka data pelanggan? Ini tentu mengerikan. Saya pribadi mendukung langkah Denny Siregar ini. Biarlah perusahaan ternama itu diberi pelajaran, agar lebih berhati-hati mengelola data pelanggan.

Kembali kepada judul tulisan ini. Saya mengamati bahwa belakangan ini, utamanya pada masa pandemic Covid-19, banyak sekali institusi atau komunitas yang menyelenggarakan seminar online atau dikenal webinar. Dulu sempat dikritik bagaimana keamanan aplikasi yang digunakan, semisal Zoom. Sempat beredar kabar bahwa data pengguna Zoom tidak aman dan dihimbau agar tidak menggunakan. Entah ini memang benar adanya atau dihembuskan karena adanya persaingan bisnis platform online.

Menyoal data peserta yang diminta saat registrasi

Ketimbang menyoroti, platform yang digunakan, saya lebih tertarik menyoroti keamanan data peserta webinar. Biasanya kan calon peserta harus mendaftar agar mendapatkan link dan password yang digunakan pada acara nantinya. Sewaktu mendaftar ini terkadang ada webinar yang isian data pesertanya ‘lebay’. Mari kita lihat beberapa hal berikut:

  • Pada saat mengisi form online, misalnya peserta diminta mengisi tempat tanggal lahir. Apa-apaan ini? Memangnya untuk apa penyelenggara tahu? Jika ingin mengetahui umur peserta, berikan saja isian, rentang umur. Tidak perlu lah mengisi detil tempat tanggal lahir. Memangnya kalau ulang tahun, mau dikirimi kado? Hehe
  • Lalu misalnya, apa relevansi calon peserta dimintain nomor hp/telepon misalnya, toh informasi link dan password meeting juga diberikan via email? Nomor hp juga kan termasuk ranah 'privacy'. 

Tangkapan layar isian pendaftaran webinar (dokpri)
Tangkapan layar isian pendaftaran webinar (dokpri)
  • Lalu apa relevansi meminta nama instansi / organisasi misalnya? Mengapa tidak isian jenis instansi saja, misalnya Universitas atau Pemerintah atau Swasta atau lainnya. Kan tidak relevan juga!
  • Belum lagi ada yang meminta misalnya alamat lengkap. Loh emangnya panitia mau mendatangi rumah peserta? Kan ini aneh. Jika ingin melihat sebaran pesertanya, boleh saja, mintalah peserta mengisi kota domisili. Tidak perlu lah meminta alamat lengkap tadi. Ya kan.

Perlunya melindungi data pribadi

Kalau ada webinar yang isian 'lebay; seperti ini, saya memilih untuk tidak mendaftar. Hanya melihat via youtube saja, jika ada versi public streaming nya. Saya memilih melindungi data saya dengan tidak mendaftar. Atau mendaftar dengan data asal. 

Sebab bukan rahasia lagi, jika data kita itu banyak diperjualbelikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun