'Bumi Manusia' merupakan judul salah satu karya sastrawan Pramoedya Ananta Noer yang tersohor. Pembaca mungkin banyak yang menjadi pengagum sastrawan ini dan sudah membaca novel 'Bumi Manusia' yang sarat nilai-nilai perjuangan ini.Â
Namun demikian, saya tidak akan mengupas isi buku ini. Saya lebih tertarik dengan kata-kata 'bumi' nya. Menghubungkan kata bumi ini dengan riset, mencoba mengulas apa perlunya membumikan hasil riset para cerdik cendikia Indonesia.Â
Jumlah Doktor (S-3) dan Master (S-2) terkini
Menurut Badan Kepegawaian Nasional, sampai dengan akhir 2019, terdapat hampir 23 ribu pegawai negeri yang bertitel S-3 (doktor).Â
Sedangkan pegawai dengan ijasah S-2 (master) berjumlah 408 ribu orang. Capaian pendidikan yang paling tinggi. Jumlah ini akan bertambah lagi tentunya, dengan pegawai tugas belajar yang akan menyelesaikan studinya tahun ini.Â
Ini jika diterjemahkan menjadi suatu karya. Setidaknya sejumlah itu pula inovasi atau kajian atau ilmu baru, setidaknya 430 ribu tulisan riset yang dihasilkan oleh para cendikia Indonesia ini.Â
![Hasil screenshoot dari www.bkn.go.id](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/26/pendidikan-asn-2019-5eccc2c0097f3650513a97d2.jpg?t=o&v=770)
Menariknya juga mengetahui bahwa diantaranya, profesor di bidang pendidikan lah yang terbanyak, 1.130 orang. Mustinya pendidikan kita akan lebih baik kedepannya.Â
Jumlah lulusan maupun dosen yang berada pada kasta tertinggi pendidikan ini sedemikian banyak. Jumlah mereka ini mencerminkan pula seberapa banyak karya ilmiah yang telah lahir dari pikirannya.
Ironi hasil riset yang tersimpan rapih
Ada orang yang senang sekali dengan buku. Setiap ada buku, pasti dibeli. Namun tidak pernah dibaca. Hanya dipajang menjadi hiasan di lemari buku.Â
Ironi ini juga terjadi pada hasil riset atau penelitian. Seringkali hasil riset mereka hanya membuat pintar perpustakaan. Rak-rak buku semakin pintar karena terus bertambah koleksi jilidan skripsi, tesis, atau disertasi. Hal ini tentu terjadi di masa lalu, saat arsip digital belum menjadi trend.
Dengan adanya kewajiban publikasi bagi peneliti, maka semakin 'pintar' lah jurnal penerbitnya, karena banyak sekali penelitian di publish disana. Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan mencatat dalam laporan kinerja tahun 2019, terdapat sekitar 35 ribu publikasi internasional dan 10 ribu hak kekayaan intelektual yang dipatenkan, karya peneliti Indonesia. Banyak kan!