Rasanya banyak pembaca yang pernah menonton film TED atau TED2. Sebuah film komedi apik yang mengisahkan persahabatan karib antara pria dewasa (Mark Wahlberg) dengan sebuah boneka beruang mesum (Ted). Film yang sama sekali tidak cocok untuk tontonan anak-anak. Haha. Tapi kita tidak akan membahas film Ted yang ini, melainkan Ted yang lucu dan menggemaskan.
Tak sengaja menemukan keunikan!
Sebetulnya hal ini tidak sengaja saya sadari ketika April lalu jogging diseputaran kompleks saya tinggal. Terlihat lumayan banyak rumah-rumah yang di jendela kaca nya terpajang beruang kecil 'boneka Teddy Bear' nangkring seakan menatap dari dalam keluar. Wah.. seru juga pikir saya.. Lalu saya iseng cari tahu di internet.
Ada apa ya? Apa ada hari khusus? Saya tidak berani memfoto langsung, kuatir dicurigain warga. Hehe. Tapi untuk memberi gambaran, berikut saya sertakan foto-foto yang ada di seputaran Australia.
Ternyata memang ada acara berburu beruang untuk anak-anak. Sedang trending di dunia. Media facebook juga ramai dengan berburu beruang lucu ini. Ada yang memajang foto beruang di rumahnya, sambil bilang ini ada beruang! Ayo temukan dimana! Ada juga yang update status bilang bahwa menemukan banyak beruang dan memamerkan foto saat berkeliling.
We are going on bear hunt!
Untuk dapat melihat beruang-beruang lucu ini memang harus berburu. Orangtua mendampingi anaknya keluar rumah, dengan tetap menerapkan physiscal distancing. Sambil berolahraga, jalan kaki atau jogging. Jadi anak-anak bisa sambil bersepeda atau jalan kaki biasa mencari jendela atau kebun tetangga yang ada beruang Ted nya.
Cara lainnya dengan mengendarai mobil, anak-anak bisa 'berburu' dengan melihat dari jendela mobil. Keceriaan anak-anak terpancar saat mereka berhasil menemukan spot-spot yang ada beruang nya.
Tidak ada yang tahu pasti, persisnya siapa dan kapan acara berburu beruang ini mulai jadi trend dunia. Yang pasti baru ada pasca lockdown selama wabah Covid-19 ini. Suatu bentuk kreatifitas yang menolong anak-anak tidak stress, punya pengalihan pikiran yang bisa menjaga keceriaannya.
Ada yang menuliskan, bear hunting ini mulai dipopulerkan di Wichita, Amerika Serikat. Inggris melakukan hal sama, lalu masyarakat Belgia juga mengikuti keseruannya. Selandia Baru juga, hingga Australia. Sumber lain mengatakan, sebenarnya inspirasi berburu boneka beruang ini, didapat dari sebuah novel 1989 “We’re Going on a Bear Hunt,” karya dari Michael Rosen.
Lockdown selama Covid ini memang juga membuat anak-anak tertekan. Mau main tidak boleh. Mau ketemu teman tidak boleh. Main sendiri apa serunya, lama-lama bosan.
Mereka rindu dengan teman-teman sekolah, teman tetangga sepermainan. Adanya 'bear hunt' ini menjadi pengobat hati anak-anak. Orang dewasa juga berpartisipasi dengan turut memajang boneka beruang di pekarangannya. Ini menjadi simbol komunikasi, simbol adanya kehangatan komunitas tetangga. Semua saling dukung membantu anak-anak tetap ceria.
Keluarga yang tidak punya anak pun, ikut partisipasi dengan sekadar memajang boneka beruang di rumahnya. Ada yang memajang di jendela kaca. Ada juga yang memajang di pagar rumah atau gerbang nya. Ada juga yang menaruh si boneka dekat dengan kotak surat. Bahkan ada yang memakai kostum beruang. Kreatif!!
Senyum beruang Ted ini menyampaikan pesan sejuta makna dari pemiliknya. Aku juga ada disini untukmu anak-anak. Aku merindukan juga suasana normal. Kita bisa sama-sama lalui masa sulit ini. Kira-kira begitu.
Terlihat sederhana. Namun sarat makna. Keceriaan anak bisa dihadirkan kembali lewat sapaan si beruang kecil di jendela rumah.
Grup Facebook Australia, We’re Going On A Bear Hunt Australia, berhasil mengajak lebih dari 17,000 orang berpartisipasi sebagai 'bear hunter'. Dalam waktu sekejap, laman grup ini dipenuhi foto-foto dari anggotanya. Mungkin karena momen ini berdekatan dengan Easter Day 'Hari Paskah', yang biasa dirayakan anak-anak dengan mencari telur paskah. Namun karena lockdown, ditiadakan. Bear hunt ini menjadi seolah-olah pengganti. Karena memang ini baru ada tahun ini. Entah nanti tahun depan, apakah masih diteruskan. Seru juga sih.
Kebosanan anak-anak terobati. Pikirannya sejenak teralihkan, tidak melulu pandemi covid-19 yang muncul dibenak si anak. Tidak perlu biaya, tidak perlu teknologi canggih untuk mendapatkan 'fun'. Ada saja ya cara unik untuk berbagi kebahagiaan. Pesan cinta itu tersampaikan dengan sederhana. Menarik!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H