Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pentingnya Paradigma Baru: Go Renewables is a Must!

20 April 2020   05:35 Diperbarui: 20 April 2020   13:00 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Energi fosil atau energi terbarukan?  (sumber: energymatters.com)

Pada tulisan terdahulu sudah diulas mengenai potensi listrik energi terbarukan untuk sistem Indonesia, khususnya listrik surya. Silahkan dibaca pada laman berikut: Listrik Murah Surya dan  Potensi PLTS terapung di Indonesia.

Secara potensi juga Indonesia kaya dengan energi terbarukan. Harus diakui bahwa porsi energi terbarukan Indonesia masih rendah. Dan ini mestinya dipandang sebagai peluang untuk ruang perbaikan yang masif untuk memanfaatkan potensi yang ada. Pada masa pertama Pemerintahan Jokowi ini sebetulnya cukup banyak kapasitas pembangkit energi terbarukan yang bertambah.

Penggunaan bahan bakar minyak untuk transportasi didorong untuk menuju 30% biodiesel, bahkan untuk bahan bakar pembangkit listrik diujicoba hingga 100% biodiesel. Pada tahun 2014, statistik Kementerian ESDM mencatat total kapasitas terpasang energi terbarukan sekitar 6.700 MW.

Pada akhir tahun 2019, kapasitas ini naik menjadi 10.156 MW.  Rencana pembangunan PLTS Terapung Cirata 145 MW juga menjadi simbol gairah baru. Bukan angka yang kecil, namun secara bauran energi, kalah cepat dengan pertumbuhan pembangkit fosil lainnya.

Perubahan paradigma pelaku sektor energi Indonesia menjadi penting. Transisi penggunaan energi 'kotor' eksisting menjadi energi 'bersih' di masa depan.
Cara pandang baru perlu dikampanyekan, terlalu lama masyarakat di doktrin misalnya dengan mahalnya solar photovoltaic.

Kekuatiran akan kebutuhan listrik dipasok dimalam hari saat matahari sudah terbenam. Bagaimana pasokan listrik jika angin tidak bertiup. Ilmuwan dunia menanganinya dengan teknologi. Saat ini semua kekuatiran ini sudah terjawab.

Untuk itu, paradigma yang ada selama ini melekat di benak kita, pun perlu diperbarui. Paradigma kebijakan Pemerintah, para tokoh masyarakat, para pelaku usaha harus selaras. Mari kita mulai pikirkan, 'Energi terbarukan lah masa depan energi kita, energi Indonesia'.

Mungkin waktu 10 tahun dari sekarang tidak cukup mencapainya 100%. Namun saya meyakini bahwa 30 tahun dari sekarang sangat memungkinkan.

Seluruh elemen bangsa harus bergerak bersama. Kita tentu ingin nanti generasi anak cucu bisa tersenyum melihat langit biru yang bersih dari polusi. Anak cucu kita pasti akan bangga punya pendahulu yang menyiapkan semua itu untuk mereka. 

"Kamu adalah apa yang kamu pikirkan!" "The mind is everything. What you think you become." -  Buddha 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun