Pernahkah kau merasa.. jarak antara kita..
Kini semakin terasa..sejak kau kenal dia..
Banyak yang pastinya tidak asing dengan lirik lagu ini. Lagu yang hits dari Judika. Pun ini relevan dengan situasi saat ini. Pandemi Covid-19 mewajibkan semua untuk jaga jarak, physical distancing.Â
Tapi disini kita tidak akan membahas masalah lirik ataupun jarak ini. Kita malahan akan mencermati energi terbarukan di Indonesia. Mengapa energi terbarukan (renewable energy) ini merupakan energi masa depan Indonesia.Â
Ladang energi
Untuk potensi sumber energi, tidak perlu diragukan, Indonesia ini ladang energi. Berlimpah Tuhan sediakan di bumi nusantara. Entah itu energi fosil atau energi terbarukan.Â
Selain batubara yang digunakan dalam negeri utamanya untuk pembangkit listrik, batubara juga dikirim ke luar negeri. Â Batubara Indonesia di pasar global menempati posisi nomor dua setelah Australia. Minyak bumi juga diekspor keluar negeri, meskipun jumlahnya kalah dari yang diimpor. Gas bumi juga sebagian dijual diluar negeri, setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi.Â
Lalu, posisi energi terbarukan kita bagaimana? Urutan berapa kita? Masuk top 10? Hmmmmm...berat ini pertanyaannya. Ketimbang menyoal urutan, mari kita lihat sama-sama saja, bagaimana perkembangan energi terbarukan Indonesia terkini.
Data terkini yang dirilis pada laman Kementerian ESDM , pada tahun 2019, total listrik yang dihasilkan dari pembangkit mencapai 275 teraWatt-hour (TWh). Dengan komposisi bauran energi: 88% dibangkitkan dari energi fosil (batubara, gas, BBM) dan lainnya sekitar 12% yang berasal dari energi terbarukan. Ini sudah mencakup pembangkit listrik hydro, panas bumi, angin, bioenergi, sampah, dan surya.Â
Jika dicermati, kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terpasang hingga akhir tahun 2019 baru sebesar 97 MW. Loh kok hanya sedikit? Memang nya ada negara lain yang lebih besar bauran energi terbarukan-nya?Â
Pesatnya perkembangan energi terbarukan di negara lain