Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ini Cerita Paskahku! Kamu Mana? Iya...Kamuuuuu...

12 April 2020   05:51 Diperbarui: 12 April 2020   11:03 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Katedral St.Christopher-Canberra (dokumen pribadi)

Namun lambat laun, saya mulai menerima, ya beginilah keadaan saat ini. Saya mulai memahami bahwa Tuhan selalu punya cara.  Jangan kita salahkan Tuhan, mengapa ada wabah Covid-19 ini? 

Tuhan mungkin ingin bilang ke saya. David, Aku pun bisa engkau temui tanpa harus mendatangi rumah ibadah. Tanpa harus datang ke Gereja, pun engkau bisa merasakan kehadiranKu. 

Aku ingin melihat para keluarga rekat kembali, berada di rumahnya, saling mengenal kembali. Para Bapak, dengan berada di rumah seharian, memahami pekerjaan ibu rumah tangga yang tidak ringan. Sehingga lebih mengasihi istrinya. Orangtua mengenal anak-anaknya lebih dalam. Anak mengenal orangtuanya lebih dekat. Dan seterusnya. 

Iya benar Tuhan, tapi saya kan jauh dari rumah. Malahan harus berbeda negara. Betul David, Aku ingin engkau lebih pasrah dan makin percaya kepada -Ku. Aku pun mengasihi dan menjaga mereka, istri dan anakmu, keluarga mu, orang-orang yang kau kasihi. Siap Tuhanku, namun jika boleh bermohon, biarlah pandemi Covid-19 cepat berlalu. Kami pun bisa merayakan ibadah seperti semula, tanpa harus memikirkan kuota, menyediakan power bank, menyalakan televisi, menyalakan laptop. Kami ingin datang dan berdoa dalam rumah-Mu yang Kudus, Gereja-Mu yang Kudus.

Ucapan selamat Paskah yang tulus..

Setiap kali mendekati hari raya keagamaan Kristen, terutama Hari Raya Natal, Hari Raya Paskah, saya selalu berpikir, jangan pernah berharap bahwa sahabatmu yang beda agama akan memberikanselamat. 

Saya pernah beberapa kali mendapat kiriman pesan singkat, ucapan dari seorang teman, sebetulnya bukan ucapan mungkin maksudnya. Menyampaikan suatu ayat yang menurut keyakinannya. Yang isinya bertentangan dengan keyakinan agama kami. Saya hanya berpikir, betapa egois orang ini. Mengirim pesan singkat yang tidak tulus, hanya sekedar untuk mengatakan hei ajaran mu itu salah, yang bener gini loh dalam agama kami. Stop sudah. Jangan ajari saya, percuma, yakini saja ajaran mu. 

Bayangkan situasi begini, pada saat kamu merayakan ulang tahun, lalu ada seseorang yang menyapa kita, mengatakan begini... Selamat Ulang Tahun ya, tapi kamu tahu gak, kata si anu kamu sebenarnya bukan anak kandung.. betapa ucapan itu bisa merusak sukacita hatinya, walaupun belum tentu benar. 

Sadarilah sahabat, kita itu sesama ciptaan-Nya. Apakah wabah covid-19 ini hanya menjangkiti agama tertentu? Tidak kan ya, semuanya kena, tanpa peduli apapun agamamu.

Namun tidak sedikit juga teman yang berbeda agama, memberi ucapan yang saya yakin tulus. Setidaknya dia menghargai saya sebagai sahabat, sebagai manusia, meskipun berbeda keyakinan. Banyak juga yang tidak memberikan ucapan apa pun, karena ajaran keyakinannya. Ini lebih baik bagi saya. 

Saya pun tidak mempermasalahkan ini dalam pertemanan maupun dunia pekerjaan profesional. Tidak lantas karena sahabat, bawahan atau atasan tidak memberi ucapan, lantas saya membencinya. Tidak sama sekali. Kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri, itu ajaran yang ada dalam keyakinan kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun