Mohon tunggu...
David Darmawan
David Darmawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Direktur utama PT Betawi Global Korporatindo, pendiri SOCENTIX dan mantan dirut PT Redland Asia Capital Tbk. (IDX: PLAS) Wakil bendahara BAMUS (Badan Musyawarah) Betawi 1982.

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ ʾas-salāmu ʿalaykum Sebagai seorang anak Betawi tulen, saya yakin akan adanya persatuan dan kesatuan di Betawi melalui pemerintahan saat ini. "PER IMPERIUM VENIT PAX" — Melalui pemerintahan datanglah kedamaian. Berdasarkan UU NO 2 2024 DKJ (Daerah Khusus Jakarta), saya merasa bangga dengan warisan budaya saya. Dikenal di komunitas sebagai jawara yang berani, saya memiliki banyak kenalan di berbagai tempat berkat kehangatan dan keramahan khas Betawi. Saya memiliki hobi unik yaitu mengenakan baju pangsi, pakaian tradisional Betawi yang menunjukkan kecintaan saya terhadap tradisi. Lebih dari sekadar menjaga warisan, saya bersemangat membagikan pengetahuan dan wawasan untuk kemajuan peradaban Betawi, khususnya di bidang teknologi, lingkungan hidup, dan rekonstruksi keuangan berbasis aset (Asset Based Financial Engineering). Melalui blog saya di Kompasiana, saya berbagi cerita, pemikiran, dan inisiatif yang mendukung pelestarian dan inovasi dalam kebudayaan Betawi, bertujuan menginspirasi generasi saat ini dan mendatang (In het verleden ligt het heden, in het nu wat worden zal De bovenstaande woorden (van Willem Bilderdijk) Bhs., Belanda yang artinya : hari ini adalah produk masa lalu dan bahan baku untuk hari esok!. Izinkan saya menutup dengan sedikit pantun! di atas daratan ade gunung, di atas gunung ade langit! buat kite semua anak betawi klo mao maju jangan pade bingung! karne SK kite ude turun dari langit! Klo ada salah itu milik aye! kesempurnaan hanya milik ALLAH! ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ Wassalammulaikum WBR.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontroversi Jilbab Paskibraka dan Ancaman Pemalsuan Sejarah: Refleksi atas Identitas Bangsa

14 Agustus 2024   21:50 Diperbarui: 14 Agustus 2024   21:52 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber FOTO editan pribadi David Darmawan (c)2018/ @enylove_1

Pendahuluan: Polemik dan Ancaman terhadap Identitas Bangsa

Indonesia, negara dengan sejarah dan budaya yang kaya, kembali dihadapkan pada tantangan yang menguji prinsip-prinsip dasarnya. Dari polemik jilbab yang melibatkan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) hingga ancaman sistematis terhadap identitas bangsa melalui pemalsuan sejarah, kedua isu ini mencerminkan konflik yang lebih mendalam terkait kebebasan beragama, penghormatan terhadap warisan budaya, dan pertahanan terhadap ideologi negara, yaitu Pancasila.

Sumber: Betawi bangkit ormas acara BAMUS Betawi 1982 (c) 2018
Sumber: Betawi bangkit ormas acara BAMUS Betawi 1982 (c) 2018

Kontroversi Jilbab Paskibraka: Simbol Kebebasan Beragama yang Dipertanyakan

Pada 13 Agustus 2024, sebuah kontroversi mencuat ketika 18 anggota Paskibraka Muslimah dilaporkan dipaksa untuk melepas jilbab mereka saat pengukuhan di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN). Kejadian ini memicu protes dari berbagai kalangan, termasuk Purna Paskibraka Indonesia (PPI) dan organisasi keagamaan yang merasa bahwa tindakan ini bertentangan dengan kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi Indonesia.

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, segera merespons dengan menyampaikan permohonan maaf dan menegaskan bahwa tidak ada larangan resmi terkait penggunaan atribut keagamaan seperti jilbab dalam kegiatan resmi negara. Namun, pernyataan ini tidak cukup untuk meredakan kekhawatiran publik, yang merasa bahwa ada tekanan terselubung yang melanggar hak asasi individu.

Festival Betawi bangkit 2018 (c) Festival Betawi Muda 2018
Festival Betawi bangkit 2018 (c) Festival Betawi Muda 2018

Ancaman Terhadap Identitas Bangsa: Pemalsuan Sejarah dan Ideologi Anti-Pancasila

Seiring dengan polemik jilbab, Indonesia juga menghadapi ancaman lain yang tidak kalah serius: upaya sistematis untuk memalsukan sejarah dan menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Kelompok-kelompok tertentu, baik dari dalam maupun luar negeri, mencoba mengaburkan peran para pahlawan bangsa dan menyebarkan narasi yang menguntungkan kepentingan mereka. Salah satu contohnya adalah kelompok Ba'alawi yang mengklaim sebagai keturunan Rasulullah dan sering terlibat dalam upaya pemutarbalikan fakta sejarah.

Manipulasi sejarah ini tidak hanya merusak identitas bangsa, tetapi juga mengancam integritas dan persatuan Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa buku-buku sejarah yang diterbitkan oleh kelompok-kelompok ini sering kali meminimalkan peran tokoh-tokoh nasional seperti Bung Karno, Bung Hatta, dan Sultan Hasanuddin, sementara menyebarkan narasi yang mendukung agenda ideologis tertentu.

Kreasi David Darmawan AI based (c) 2024
Kreasi David Darmawan AI based (c) 2024

Reaksi dan Langkah Konkrit: Melawan Tekanan dan Meluruskan Sejarah

Dalam menghadapi kedua tantangan ini, pemerintah dan masyarakat Indonesia harus bersatu dan mengambil langkah-langkah konkrit. Pemerintah harus memastikan bahwa kebebasan beragama dijamin bagi setiap individu, termasuk anggota Paskibraka. Selain itu, sejarah bangsa harus diluruskan dengan merevisi buku-buku yang telah dimanipulasi, dan memastikan bahwa generasi muda mendapatkan pendidikan yang benar tentang sejarah nasional.

Hukum juga harus ditegakkan dengan tegas terhadap mereka yang menyebarkan fitnah dan hoaks yang mencemarkan nama baik para pahlawan bangsa. Penegakan hukum ini penting untuk melindungi kehormatan para pahlawan dan memastikan bahwa identitas bangsa tidak dirusak oleh kepentingan sempit kelompok tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun