angkuh menatap langit
Ia duduk,Berceloteh tentang keelokan dirinya
Ia bangga, bertingkah pongah
Menindas manusia lain dengan narasi
Ia kejam, dengan semangat sastranya
Merasa sudah sempurna lewat syair-syairnya
Ia angkuh, dengan Bahasa yang terbantahkan
Seakan ia perwakilan Tuhan yang menghakimi
Sadarkah Ia, dengan ketidak sadarannya
Membunuh dirnya sendiri dalam jurang kebinasaan
Merenggut kehormatan dirinya yang seharusnya suci
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!