Sejak adanya pandemi Covid-19, masyarakat berlomba-lomba mempertahankan ekonomi keluarga dengan berbagai cara. Jalan untuk membiasakan diri dengan sumber pendapatan alternatif selama ini sepertinya terhalang. Dapat dilihat dari keadaan di Perum Permata Juanda, karena kawasan perumahan Perum Permata Juanda memiliki area yang cukup luas, nampaknya banyak lahan yang memiliki potensi yang sangat baik jika dimanfaatkan dengan baik dan benar, karena cenderung hanyadibiarkan begitu saja, karena kesibukan pemilik rumah.
Sebuah program ditambahkan oleh tim pengabdian masyarakat Universitas Katolik Darma Cendika bersama dengan para warga setempat di Permata Juanda untuk merubah lahan non produksi menjadi lahan bernilai ekonomi.
Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat khususnya di Indonesia. Tak heran ikan lele ini juga direkomendasikan sebagai ikan yang kaya protein dan baik untuk anak. Banyak peternak lele yang mengaku bahwa budidaya lele membutuhkan modal yang terbilang rendah dan memiliki biaya yang masuk akal. Selain itu, banyak peternak lele yang berpendapat bahwa lele tumbuh dengan cepat, karena ikan ini hanya membutuhkan waktu sekitar tiga bulan dari pembibitan hingga panen.Â
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tim pengabdian masyarakat UKDC dalam program ini memanfaatkan lahan tidak produktif di sekitar rumah warga. Kemudian, menginformasikan kepada warga tentang pentingnya membuka usaha di daerah tersebut. Salah satunya adalah merubah lahan tidak produktif menjadi lahan produktif untuk budidaya ikan lele.
Di sini warga benar-benar dilatih cara memanfaatkan lahan tidak produktif di sekitar rumah, cara beternak lele dengan baik dan cara merawat lele dari pembibitan hingga panen. Pembudidayaan ikan lele di Perum Juanda dilakukan di area selokan depan rumah dengan menggunakan kawat kasa seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Seluruh warga bersama tim menebarkan bibit ikan lele secara bersama-sama, dengan harapan agar semua bibit ikan lele ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tim melakukan kunjungan rutin ke setiap rumah untuk memantau perkembangan budidaya lele.Â
Setelah proses pemantauan selama tiga bulan, tim kembali mengajak warga untuk bertemu dan mengadakan pertemuan terkait bagaimana melakukan panen lele. Tim memberikan contoh dengan melakukan penangkapan lele yang dimulai dari mengurangi volume air di saluran/kolam agar lele lebih mudah ditangkap. Warga sangat heboh melihat ukuran ikan lele yang besar dan siap dipetik karena ikan lele biasanya tidak terlihat di air. Berikut beberapa foto bagaimana warga dan tim melepas lele.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H