Mohon tunggu...
David Simanjuntak
David Simanjuntak Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya pernah kuliah di kota Jogja, kemudian setelah lulus kerja di sebuah bank dan sekarang kembali kuliah lagi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film Indonesia dalam Nominasi Oscar 2014

18 Januari 2014   16:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:42 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FilmThe Act of Killing atau yang dalam versi Indonesianya berjudul Jagal, merupakan film Indonesia atau lebih tepatnya film dokumenter tentang Indonesia yang masuk dalam nominasi Oscar 2014 ( http://oscar.go.com/nominees ). Film dengan biaya sekitar 1 juta USD ini disutradrai oleh Joshua Oppenheimer dan pertama kali diluncurkan pada Agustus 2012. Film ini bercerita tentang pembantaian warga negara Indonesia yang berafiliasi atau dituduh berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI merupakan salah satu dari 4 partai peraih suara terbesar dalam pemilu tahun 1955. Pemilu tahun 1955 sendiri, sampai saat ini dipercaya sebagai pemilu paling jujur dan demokratis yang pernah diselenggarakan di Indonesia. Artinya, PKI pernah menjadi salah satu aspirasi politik sebagian dari bangsa Indonesia. Namun, akibat perebutan pengaruh di tingkat global antara Uni Sovyet dan Amerika Serikat , yang berdampak ke persaingan politik di dalam negeri Indonesia, akhirnya PKI menjadi pihak yang kalah perang. Kekalahan ini kemudian harus dibayar dengan harga yang sangat mahal. 500 ribu sampai dengan 2 juta merupakan angka perkiraan jumlah korban jiwa yang dibantai di Indonesia pada Nopember dan Desember 1965. Para korban adalah anggota PKI, orang-orang yang pernah mengikuti kegiatan-kegiatan PKI atau malahan hanya sekedar dituduh tanpa alasan jelas. Fim ini membuka beberapa bagian dalam sejarah Indonesia yang terus-menerus ditutupi oleh pemerintah sampai saat ini. Sebuah luka yang hanya ditutup-tutupi, tanpa usaha untuk mengobati. Bangsa Indonesia membutuhkan rekonsiliasi agar dapat bersatu dan bergerak maju. Kejujuran dan keterbukaan tentang apa yang pernah terjadi di antara kita merupakan kunci untuk membangun kepercayaan, agar kita dapat bergandengan tangan membangun bangsa. Inilah salah satu manfaat yang bisa dipetik dari menonton film berdurasi sekitar 2 jam ini. Satu hal lagi, dalam film ini kita bisa melihat hubungan mutualisme di antara budaya korupsi dalam pemerintahan dan sepak terjang preman di masyarakat. Preman bisa menjadi kepanjangan tangan penguasa untuk melakukan hal-hal yang terlalu kotor untuk dilakukan sendiri. Akhirnya, saya harap film ini bisa memenangkan piala Oscar 2014 dan selamat menonton

sumber foto: http://www.imdb.com/title/tt2375605/ Tulisan lainnya: http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/01/23/helm-pak-presiden-prancis-630067.html http://muda.kompasiana.com/2014/01/22/30-hal-tentang-facebook-629601.html http://hukum.kompasiana.com/2014/01/01/hukuman-mati-bukan-solusi-pemberantasan-korupsi-624430.html http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2014/01/02/cara-melunasi-tagihan-kartu-kredit-dengan-mudah-dan-murah-624569.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun