Mohon tunggu...
David alessandrosianipar
David alessandrosianipar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sistem informasi

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dear Friend

18 Juli 2022   03:07 Diperbarui: 18 Juli 2022   03:37 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dua Anak laki-laki dari kampung yang sedari SD  ingin menjadi cepat dewasa agar bisa merantau seperti orang orang yang kami lihat di kampung. Diteras rumahmu kita sering bercerita tentang apa yang akan kita lakuin saat dikota nanti, kita berekspektasi bahwa semua akan menjadi baik baik saja, dan kita akan menjadi orang Dewasa yang kita impikan sejak kecil, kita berbincang seakan-akan kita emang akan berjuang bersama dan menjadi kebanggaan buat orang tua kita, ditemani es rasa anggur dicampur susu kesukaanmu, haha hihi detangah sunyinya malam. Betapa konyolnya kita seolah bahagia bakal meninggalkan kampung yang sangat membosankan bagi kita kala itu, tidak ada jaringan internet dan selalu menginginkan suasana kota yang penuh keramaian.

Ayam  berkokok dipagi hari, Yashhhh hari-hari yang kita tunggu bukan teman buat pergi dari tempat membosankan ini, dengan riang gembira kita berangkat , aku sudah berpamitan dengan orang tuaku terlebih dahulu kau juga berpamitan dengan orang tuaku,  tapi kita harus pergi ke kampung sebelah dulu untuk berpamitan dengan orang tuamu yang sedang bekerja, karena lagi musim menanam padi di sawah. 

Ini moment membuatku tersentuh teman , masih ingat gak dikala kita uda berpakaian rapi lengkap dengan sepatu kita harus pergi ke tengah sawah buat izin pamit pergi yang penuh lumpur, betapa riang bukan kita disambut seakan memberi harapan agar kita sukses diperantauan. Selesai salim kita cuci kaki dan pake sepatu, tidak ada yang kita lewatkan lagi karna kita yakin dengan ekpekstasi kita. Teman if you know aku mulai terpukul sebenarnya disaat itu, aku tau gimana keadaan keluargamu, i know you seorang anak yang sangat mencintai ibumu dibanding dari saudara saudaramu yang lain , kamu mencoba untuk tetap tegar dan selalu ceria. 

Tapi sekarang kita berada didalam sebuah labirin yang berbeda dangan tujuan yang sama yaitu keluar dari labirin ini . Banyak yang kita lewatkan bersama, karena suatu alasan sekarang kita sudah saling dijalan kita masing masing, aku kuliah dan kamu bekerja, walaupun kita sudah beda pulau, ingat ya kita bakal bersama lagi, sampai jumpa dititik terbaik kita, kita cerita bareng lagi dan memastikan buat jadi kebanggaan buat orang tua kita. Sukses selalu friend

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun