Sejarah adalah pemandangan yang memanjang, dihiasi warna-warna perjuangan dan semangat. Ditengah-tengah perjalanan panjang itu, ada pula kejayaan Indonesia yang tak pernah berubah. Sumpah Pemuda, sebuah peristiwa sejarah yang menginspirasi semangat persatuan dan nasionalisme di Indonesia. Mari bersama kita telusuri bagaimana nilai-nilai kebangkitan ini tetap relevan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pada awal abad ke-20, Negara Kesatuan Republik Indonesia dipenuhi semangat perubahan. Para pemuda dan tokoh pergerakan nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir memimpin gerakan untuk meraih kemerdekaan. Mereka bukan hanya merindukan tanah air yang merdeka, tetapi juga percaya bahwa kebersamaan adalah kunci keberhasilan. Sejarah pergerakan nasional menjadi tonggak awal munculnya nasionalisme di Indonesia.
Nasionalisme bukan sekadar cinta tanah air, melainkan sebuah pemahaman tentang perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak memandang rendah bangsa lain. Dalam konteks ini, hakikat nasionalisme mengajarkan kita untuk menghormati keberagaman, sebuah kekayaan yang membuat Indonesia unik dan berbeda dari negara lain. Nasionalisme adalah panggilan untuk menciptakan harmoni di tengah perbedaan.
Melalui organisasi dan persatuan pemuda seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Jong Java, tercipta solidaritas yang menjadi tulang punggung semangat persatuan dan kesatuan. Para pemuda pada masa itu bersatu untuk mencapai tujuan Bersama, yaitu meraih kemerdekaan. Organisasi ini menjadi wadah untuk membentuk karakter pemuda, dan juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang sampai hari ini masih kita warisi.
Namun, di era digital dan globalisasi saat ini, tantangan bagi pelajar menjadi semakin kompleks. Mereka dihadapkan pada tuntutan zaman yang cepat, di mana nilai-nilai lokal kadang terabaikan, tergantikan dengan masuknya nilai-nilai dan budaya luar yang tidak terfilter. Permasalahan muncul ketika pelajar tidak lagi memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme. Pertanyaannya Cuma satu, bagaimana kita bisa memastikan semangat kebangkitan ini tidak hilang ditelan arus perkembangan zaman?
Dalam mengulas arti penting menghargai nilai-nilai nasionalisme, kita perlu melibatkan pelajar sebagai agen perubahan. Mereka harus bisa menerapkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu caranya adalah dengan memahami bahwa nasionalisme tidak hanya relevan di masa lalu, tetapi juga memiliki dampak positif pada masa kini. Saya mengajak para pelajar untuk merenung tentang keterkaitan sejarah dengan realitas sekarang, menunjukkan bahwa nilai-nilai kebangkitan nasional adalah sumber inspirasi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Nah, gimana sih caranya supaya pelajar bisa mengaktualisasikan nilai-nilai nasionalisme? Salah satu caranya adalah melalui pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai kebangsaan. Kurikulum sekolah seharusnya mencakup mata pelajaran yang memperkuat pemahaman tentang sejarah pergerakan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan karakter juga harus ditekankan, membimbing pelajar untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan mencintai tanah airnya.
Ajakan kepada para pelajar sebagai generasi penerus bangsa tidak hanya sebatas wacana, tetapi perlu disertai dengan langkah konkret. Pelajar bisa terlibat dalam kegiatan-kegiatan kebangsaan, seperti kegiatan sosial, lingkungan, dan kebudayaan. Mereka bisa menjadi agen perubahan melalui partisipasi aktif dalam organisasi kepemudaan yang menanamkan nilai-nilai kebangsaan.
Dengan begitu, menghargai nilai-nilai kebangkitan nasional dan sumpah pemuda bukan hanya menjadi tanggung jawab sejarah, melainkan kewajiban setiap warga negara penerus bangsa Indonesia. Semangat ini menjadi bakal fondasi kehidupan kebangsaan kita yang mengharum hingga kini. Dengan kita memperkuat pemahaman dan partisipasi pelajar dalam mewujudkan nilai-nilai tersebut, kita dapat meyakini bahwa semangat kebangkitan akan tetap menyala di hati setiap generasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H