Mohon tunggu...
Dave Thomas
Dave Thomas Mohon Tunggu... -

Going with the wind blows

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

10 Point Saja Permintaan Kemenpora Kepada FIFA

3 Februari 2016   14:42 Diperbarui: 3 Februari 2016   15:10 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cuma 10 point revormasi yang dipinta menpora kepada FIFA, dan berharap di terima permintaan tersebut yang nantinya menjadi acuan tata kelola sepakbola yang di inginkan pemerintah indonesia terhadap pssi, tapi apakah ini bukannya sebuah bentuk intervensi baru dimana permintaan tersebut dilakukan langsung dari pemerintah kepada FIFA yg akan melangsungkan sidangnya pada 24 February nanti, kans pssi untuk lepas dari banned FIFA cukup terbuka lebar jika seandainya pemerintah berhubungan dengan tim adhok FIFA dan mengajukan permintaan tersebut sebagai salah satu syarat dan standar yg harus di jalankan pssi jika nanti pembekuan merka cabut,

sekali lagi apa yg menjadi permintaan pemerintah (10 point revormasi) akan menjadi sia sia dan terbuang percuma jika nanti FIFA telah memutuskan perpanjangan masa pembekuan, karna bagaimanapun pemerintah tidak akan pernah bisa face to face meminta langsung atau berkordinasi langsung dgn mereka, ada mekanisme yg harus di lewati yaitu berkordinasi dgn federasi di negara anggota yang bersangkutan, dan usulan 10 point revormasi yang diminta pemerintah tersebut sudah pasti tidak akan bisa jalankan karna FIFA beranggapan sudah ada mekanisme yang mereka berikan yaitu keberadaan tim adhok dan berkolaborasi dan saling berkordinasi lah disana.

Masa depan sepakbola Indonesia akan kembali dibahas dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) FIFA. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta kepada federasi sepakbola dunia itu untuk mempertimbangkan 10 poin permintaan tentangeformasi sepakbola Indonesia.

FIFA dijadwalkan menggelar rapat Exco pada 24 Februari mendatang. Salah satu yang dibahas adalah mengenai hasil laporan kerja dari Komite Ad-Hoc selama ini yang diketuai oleh Agum Gumelar.

Terbentuknya Komite Ad-Hoc itu juga memunculkan pertentangan karena pemerintah yang diharapkan ikut serta menolak bergabung. Alasannya, Komite Ad-Hoc itu tidak sesuai dengan kesepakatan yang tercapai saat digelar pertemuan antara FIFA dan AFC bersama Presiden RI Joko Widodo pada November silam untuk yang membentuk tim kecil - yang hingga saat ini juga tidak jelas.

Menpora Imam Nahrawi mengatakan bahwa dia sudah melayangkan surat kepada FIFA pada Kamis (28/1) lalu. Dalam surat tersebut, Imam menyampaikan tentang 10 poin reformasi sepakbola Indonesia, yang bisa menjadi pertimbangan FIFA dalam mengambil keputusan.

"Kami sudah berkirim surat kepada FIFA. Bahwa pemerintah memberi usul 10 poin reformasi sepakbola itu bisa dilaksanakan dan diamini oleh FIFA sebagai bekal mereka saat bersidang," ujar Imam di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta.

Apa saja isi 10 poin reformasi sepakbola tersebut? Imam enggan merinci. Namun dia meminta kepada FIFA agar tugas Komite Ad-Hoc tidak hanya mementingkan sekelompok orang, tapi menjadi perantara FIFA dalam menyelesaikan sepakbola tanah air.

"Tim Ad-Hoc jangan hanya bersubkoordinasi dengan federasi (PSSI), tapi mereka bisa menjadi kepanjang tangannya FIFA. Itu yang paling penting," kata dia

Sebaiknya pihak pihak yang berkepentingan baik baik lah membaca kondisi terkinian (menjelang KLB FIFA) melihat kondisi sepakbola indonesia yang semakin terpuruk ini, semuanya itu terjadi bukan pengaruh atau dampak yg di timbulkan dari luar, tapi kondisi ini di hasilkan justru dari dalam diri sendiri, perbedaan sudut pandang yg melebar, jika tujuannya adalah memperbaiki dan mengelola sepakbola yang baik, Lalu kenapa sampai detik ini tidak ada kebijakan dan arah positif menuju perbaikan?

Hentikanlah justru yg di rugikan disini adalah sepakbola itu sendiri, bukan politik kepentingan bapak bapak disana, melakukan perbaikan harus dilakukan dan di mulai oleh hati yang ikhlas tanpa tendensius memaksakan kepentingan yang bukan dari kepentingan sepakbola itu sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun