Momen itu, yang penuh dengan interaksi fisik dan kedekatan emosional, meninggalkan kesan yang mendalam. Namun, sekarang banyak orang yang merayakan ulang tahun atau momen penting lainnya melalui video call, tanpa adanya interaksi fisik.Â
Meskipun teknologi memungkinkan kita tetap terhubung, namun rasa kebersamaan yang kita harapkan tetap terasa kurang. Seakan-akan momen tersebut kehilangan sedikit demi sedikit sensasi dan kedalaman yang seharusnya ada, hanya karena kita terpisah oleh layar.
Menurut saya, meskipun teknologi membawa banyak manfaat dan kemudahan dalam kehidupan kita, ada pengorbanan yang harus dilakukan. Salah satunya adalah hilangnya interaksi tatap muka secara langsung.Â
Keberadaan kita sebagai makhluk sosial memang semakin dimudahkan dengan berbagai alat komunikasi canggih, namun hal itu juga membuat kita semakin tumpul dalam hal keaslian interaksi sosial. Momen kebersamaan yang seharusnya dapat mempererat hubungan antar individu, kini lebih mengedepankan efisiensi dan virtualitas.Â
Kehadiran fisik, yang dulu menjadi dasar dari setiap pertemuan sosial, kini tergantikan oleh komunikasi virtual yang lebih praktis, meskipun pada kenyataannya hal itu tidak dapat sepenuhnya menggantikan kedekatan yang tercipta dari interaksi langsung.
Ibarat hubungan sosial yang kita jalin, jika kita melihatnya sebagai sebuah tanaman, maka tatap muka bisa dianalogikan sebagai cahaya matahari yang diperlukan untuk pertumbuhannya.Â
Tanpa cahaya matahari yang cukup, tanaman tidak akan dapat tumbuh dengan baik. Begitu juga dengan hubungan sosial kita. Teknologi dapat diibaratkan sebagai pupuk yang memberikan nutrisi tambahan untuk perkembangan hubungan, namun tanpa adanya "cahaya matahari" berupa interaksi fisik, hubungan sosial kita tidak akan berkembang dengan baik.Â
Kita perlu menjaga keseimbangan antara kedua elemen ini, antara penggunaan teknologi yang memberikan kemudahan, dan pentingnya interaksi sosial secara langsung yang mempererat hubungan antar individu.
Saya sering membayangkan situasi yang lebih ideal, di mana saya melangkah keluar dari rumah dan menyium udara segar taman kota. Di sana, saya merasakan ketenangan yang menyambut, dan anak-anak sedang bermain riang, sementara orang dewasa dengan santai duduk menikmati suasana, saling berbicara, atau sekadar menikmati keindahan alam di sekitar mereka.Â
Tidak ada ponsel yang mengalihkan perhatian, tidak ada layar yang memisahkan satu sama lain. Semua orang hadir sepenuhnya dalam momen tersebut, dan saya merasakan kedekatan yang sejati, yang bisa membuat kita merasa lebih hidup, lebih terhubung dengan orang-orang di sekitar kita.
Namun, saya sadar bahwa dunia digital tetaplah berkembang, dan kita tidak bisa menahan arusnya. Teknologi akan terus memainkan peran besar dalam kehidupan kita. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita bisa mengontrol teknologi tersebut, agar tidak sampai mengontrol kita. Kita harus mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas hidup, bukan justru mengorbankan hubungan sosial yang lebih mendalam.Â