Pagi yang masih temaram belum bermandikan sinar matahari membuatku masih bermalas-malasan di tempat tidur sembari menyusuri aneka informasi dari gadget. Harum kentang berbaur tahu goreng menyeruak dari dapur, waduh sepagi ini si Nenek ( panggilan pada ART yang sudah berusia 72 tahun ) bikin apa ya? Pertanyaan segera terjawab saat dia menguak pintu kamar seraya menyapa, “Dek nih cobaain tahu bulat dulu.”
Woow, dibawakannya sepiring tahu bulat….nyoi, nyoi. Wah ini kali pertamanya dalam 40 tahun masa kebersamaan dengan kami, dia berinisiatif sendiri menyiapkanbreakfast in bed. Karena memang tidak ada kebiasaan demikian pada keluarga kami. Tapi jangan ditanya panganan-panganan ekstra yang sering dibelikannya bagi kami. Seperti tahu bulat itu, dia beli sendiri. Sewaktu aku tunjukan gambar dari media sosial berupa penganan Thailand kekinian yang bernama Manggo Sticky Rice alias mangga bungkus beras ketan bersalut vla santan, sementara kami sedang panen buah mangga, dia segera membeli ketan dan pisang goreng @ Rp. 1,000.- dan taraaa jadilah cemilan demikian.
Ibu segera membawa mbak Preh ke Jakarta dan ternyata dia merupakan pekerja keras di rumah. Bayangkan saja dia kuat mengangkat sendiri jatah beras bulanan bapak yang PNS. Menangkap tikus-tikus bandel dan beragam pekerjaan ajiib lain. Sebenarnya wajahnya cantik dan membuatnya segera menjadi kembang bagi para pengemudi, satpam dan pekerja kasar lain di kompleks perumahan dan sekitarnya. Sayangnya hingga berusia 72 tahun, dia masih sendiri. Saat menginjak usia 65 tahun, kami pernah menawarkannya pensiun di rumah jompo tentunya atas tanggungan kami, namun dia langsung ketakutan dan merasa terbuang.
Ya sudah kami putuskan dia akan tinggal bersama kami hingga akhir usianya, kami mengambil ART partimer untuk mengerjakan pekerjaan kasar di rumah dan belakangan berlangganan catering harian juga. Praktis dia tidak bekerja lagi. Kekhawatirannya akan dipanti jompokan menjadi keisengan kami menggodanya manakala dia akan menginjak usia 69 tahun. Waktu itu saya berada di Surabaya namun akan segera mengunjungi Jakarta, adik-adik dan Mini si ART partime sibuk melakukan konspirasipersiapan surprise party bagi si Nenek. Nenek mulai mengendus kegiatan bisik-bisik yang mencurigakan itu, demikian cerita adik. Saya segera menelpon Nenek,
“Mbak Preh jadinya mau pilih yang mana?”
Pilih apaan dek?, dia bertanya tak mengerti.
“Pilih panti jomponya lah, memang adikku belum nawarin?”
Dengan lemas dia menjawab, “ Tuh kan aku dah curiga soalnya si adik sama Mini sibuk bisik-bisik melulu. “
Telpon ditinggalkannya begitu saja, si Adik mengambil alih telpon dan kamipun cekikikan berdua. Esoknya saya terbang ke Jakarta dengan pesawat pertama dan sampai di rumah pas tumpeng pesanan adik datang. Teman-teman dan saudara mbak Preh juga diundang ke rumah, airmatanya mengalir deras. Doa dipanjatkan sebelum lilin ulangtahun ditiup.