Ini memerlukan effort yang besar karena berarti harus memindahkan perangkat server yang rumit dan sensitif. Kecepatan kerja kami membuat kepercayaan nasabah meningkat dan begitu kami buka lagi mereka langsung memindahkan dana mereka dari bank lain sehingga justru pasca kerusuhan itu dana di cabangku naik jadi Rp.200 Milyar setelah sebelumnya hanya Rp. 2 Milyar. Pimpinan-pimpinan cabang bank tetangga sampai menyempatkan diri datang dan ingin berkenalan dan rata-rata mereka warga keturunan lho.
Ada yang menunjukkan bekas-bekas luka di sekujur tangan hingga lengan karena waktu itu dia dan pegawainya ditarik dari sepeda motor yang sedang dikendarai. Beruntung saat itu ia segera menunjukkan KTPnya yang sudah dirubah oleh Pak RT.Â
Yup RT sudah mengantisipasi kejadian itu hingga mengganti KTP warga keturunan yang umumnya memakai nama Cina jadi memakai nama Indonesia. Tidak hanya itu, agama merekapun diganti jadi Islam.
Di Regionku..aku diminta memberikan testimoni dan saat itulah aku mendapat julukan Evita Peron.. karena mereka membayangkan aku berjalan diantara kepungan massa. Habis itu aku dan anak-anak buah sering banget dapat penghargaan yang bersifat nasional; baik karena masalah Mei 1998 maupun karena prestasi kantor kami.
Hikmah dari cerita ini ... betapa indahnya persahabatan jika tidak ada pikiran buruk mengenai SARA (pimpinan cabang sebelum aku malah warga keturunan tapi tidak membawa pengaruh bagi perkembangan kantor); saat kemudian aku dipindahkan..nasabah-nasabahku membuat petisi keberatan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H