Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saat Hidupmu Melampaui Mimpimu

30 Desember 2011   01:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:35 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_152158" align="alignleft" width="300" caption="My Diary"][/caption]

Hidup tanpa tujuan sama seperti manusia yang tak menghargai penciptaNya... sebab  manusia adalah mahluk tertinggi ciptaanNya. Ini tak hanya termaktub dalam Al Quran saja, seorang Samuel Mulia selalu mencambuk kami saat putus asa  merasa tak sanggup menuntaskan kerja kami dengan kata-kata, "Berarti kau telah merendahkan Penciptamu," dan kamipun bangkit dari rasa putus asa itu untuk kembali berlari menjadi pejuang kehidupan kami. Tujuan  hidup itu berbeda pada tiap orang...adalah beberapa guru motivator yang menyarankan untuk menuliskan goal-goal dalam hidup kita bahkan jika perlu kita membuat visualisasinya agar goal-goal tersebut  terlihat nyata dan bisa dicapai...dan buku agenda merupakan sarana yang tepat untuk meletakkan mimpi-mimpi kita. Menuliskan strategi-strategi  untuk mencapai mimpi,  action-action yang perlu dilakukan ...ouh ya pernah baca kan kalau orang Indonesia itu mahir sekali berencana tapi sangat lemah di pelaksanaan?

Maka bagi saya buku Agenda menjadi semacam "kitab suci" yang mencatat mimpi-mimpi saya komplit dengan visualisasi...membuat road map, memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan dan kemampuan, membuat  action plan dan membuat tolok ukur yang sesuai. Dan saya lebih nyaman menyampuli sebuah buku tulis biasa dengan resolusi para wanita perkasa itu menjadi Agenda seperti di atas.

Pada buku Agenda itu goal pertama saya adalah membukukan tulisan-tulisan saya kendatipun saya tak mengenal siapapun di belantara penerbitan tapi saya menemukan kesempatan-kesempatan yang ditawarkan yang bersliweran diiklankan. Penolakan-penolakan saat saya meresponse kesempatan yang dibuka oleh Publisher, entah kenapa tak membuat kecil hati...bukankah JK Rowling-pun ditolak sana-sini sebelum serial Harry Porter-nya ditemukan sebuah Agensi yang mempertemukannya dengan Penerbit dan Booom. Makin banyak penolakan yang saya terima, saya malah rajin menulis. Dan semesta mendukung, saat passion kita diresponse gelombang-gelombang tak kasat mata...voila, seorang Editor menghubungi saya and the rest adalah saat melihat buku tersebut di sini:

[caption id="attachment_152159" align="aligncenter" width="300" caption="Hanya pada Beberapa Toko - belum semua :)"][/caption]

Goal kedua saya adalah penghasilan sebagai freelancer tahun ini harus mencapai angka X. Nah ini seharusnya tidak terlalu sulit karena beberapa industri dan leader yang berkecimpung telah memiliki formula  untuk mencapai gol kita. Misalnya Merry Riana dalam bukunya Mimpi Sejuta Dollar itu menemukan bahwa dia harus mengejar 20 klien/ hari di MRT atau di Orchard Road agar bisa menggapai mimpi sejuta dollarnya. Seorang  sales madya di perusahaan asuransi jiwa mengatakan bahwa dia menelpon 20 nama baru/hari. Karena dia sudah memiliki pengalaman menghadapi orang maka dari 20 telpon itu, biasanya 10 nama akan memberi kesempatan untuk bertemu. Dari pertemuan dengan 10 prospect itu, didapat hasil 2 closingan. Hal ini berbeda dengan keadaan di perusahaan kami, bagi yang sudah memiliki jam terbang 2 tahun ke atas biasanya tak sulit untuk membujuk orang berinvestasi di perusahaan kami...a good product is there. Bedanya dengan industri asuransi jiwa adalah nilai investasi yang diikutsertakan dalam perusahaan kami cukup besar sehingga pertemuan one on one tidak otomatis menghasilkan penjualan segera. Maka yang berlaku adalah ilmu tabur tuai...bak petani, kami rajin menabur dan percaya waktunya pasti tiba untuk menuai.

Pada tahun 2011 ternyata angka X itu telah tercapai....tapi menurut Big Boss saya, angka segitu mah cemen, Veen. Big Boss sempat  terkejut saat saya katakan bahwa saya hanya memakai 1/4 dari penghasilan buat ongkos kehidupan saya sementara  3/4nya bisa saya tabung. Big Boss tetap bersikeras bahwa saya harus meningkatkan penghasilan menjadi triple X (bokep kalee Boss)....cuman saya gak keberatan dengan target yang ditetapkan BB sebab saya sendiri kan yang menikmati hasilnya. Sebagai bonusnya, perusahaan memperoleh sertifikat halal dari Dewan Syariah Nasional MUI...hal yang menggelisahkan saya sejak lama seperti saya tulis di halaman 123 DTBU, pupus sudah...Insya Allah, halal lan thayiban.

Goal Ketiga....agar lebih memiliki kepedulian sosial, jangan hanya sibuk dengan urusan SAYA, SAYA dan SAYA. Niatnya sekedar mendisiplinkan diri dalam menyisihkan 2.5% dari penghasilan, siapa nyana malah dibukakan kesempatan jadi Fund Raiser buat beberapa misi sosial...misalnya berhasil membujuk seorang kakak kelas buat mendonasi Rp.30juta untuk sekolah gratis dengan 900murid di pinggiran Jakarta (hal.49 buku DTBU), membujuk perusahaan untuk menanggung biaya pengobatan seorang balita yang kena tumor otak. Gak  kebayang juga kalau sekedar dari angka 2.5% ku itu pasti yang dibantu ga bisa sebanyak itu. Januari 2012 sebenarnya ditawari seorang teman yang kukenal via  Social Media untuk jadi volunteer di Timor Leste 2 minggu mengajari perempuan buta huruf menjadi melek keuangan keluarga...sayang waktunya bertabrakan dengan schedule yang sudah terlebih dahulu dibuat. Tapi jadi makin paham bahwa kegiatan sosial tidak melulu dengan menyumbangkan uang kita yang nominalnya masih kecil....kta bisa menyumbangkan tenaga kita bagi kemajuan sesama manusia. Dan bagusnya lagi teman tersebut masih mengelola beberapa program sosial lain sepanjang 2012 so...mudah-mudahan lain waktu bisa joined program beliau.

Goal ke empat adalah lebih mengurusi masalah kesehatan diri. Selama ini gaya hidup perkotaan telah sukses mengantarkan saya pada penyakit Diabetes. Upaya membugarkan tubuh sempat gagal total saat  saya malah cedera akibat overtrained yang diberikan oleh Personal Trainer dan kemudian  menemukan pola olahraga yang cocok pas saat liburan yakni dengan berjalan kaki sepanjang hari....kemudian mulai berjalan kaki dan jogging tiap pagi, hasilnya kurang memuaskan. Dan kemudian kembali sakit lagi yang malah menyebabkan tertemukannya fakta bahwa waktu yang tepat untuk olahraga itu ya tak lama setelah makan...ini tidak lain untuk memanfaatkan gul yang dihasilkan oleh makanan tersebut.

Goal ke lima berkaitan dengan si Bocah yang memasuki bangku perkuliahan. Ada kesalahan perilakunya yang kemungkinan besar disebabkan karena banyaknya tangan yang mengasuhnya (saya, adik-adik dan orang tua kandung serta bibinya)...dia menjadi anak yang ogah susah, disiplin dalam keuangan sangat sulit diterapkan padanya. Jika kami membatasi uang saku atau penggunaan gadget maka dengan mudah dia akan memanipulasi rasa bersalah dari orangtua kandungnya untuk mewujudkan keinginannya. Benturan antara dua keluarga besar (keluargaku dan orangtua kandungnya) pada September lalu mendatangkan hikmah yang luarbiasa baginya...saat ini dia bisa lebih menghargai uang...uang saku yang kuberikan padanya masih sama dengan saat dia di SMK. Tapi jika di SMK dia selalu kekurangan uang maka saat ini dia bisa menyisihkan 1/3 dari uang sakunya tiap bulan. Liburan Januari-Februari nanti  dia bersama teman-temannya berencana backpacker ke wilayah Sumatera....

-------------------------------------------Kenapa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun