Mohon tunggu...
Dee Daveenaar
Dee Daveenaar Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Mom - Online Shop, Blogger, Financial Planner

Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan kami sembah dengan berbagai cara, jauhkanlah kami dari sifat saling melecehkan. Amin.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Si Sexy Berhotpant dari Sragen

10 Juni 2010   01:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:38 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu, 05 Juni 2010, jam 12.00an harus antre  di Cash Deposit Machine  BCA- ITC Ambassador buat setor uang, rekening BCAku kosong sementara aku harus kirim uang ke adikku yang lagi kehabisan ongkos di luar Jawa sana.  Aku ada di baris ketiga, baris pertama seorang bapak yang kelihatannya menyetor uang hasil dagangnya. Baris kedua seorang wanita muda bertubuh langsing dengan kepadatan yang pas, memakai kaos ketat dan hotpant (celana pendek) jeans model serutan/ balon yang tepat berhenti di bawah pantat... hanya cukup buat membungkus sepasang bokong padatnya. Sandal gladiator yang dikenakannya menampakkan jemari kaki yang terawat bersih dengan kuku berkutek warna natural. Rambut dikuncir ke atas sembarang yang makin menampakan sensualitasnya, basically ini gaya pede abis cewe-cewe di Mall. Di tangannya sudah tergenggam kartu ATM dan beberapa lembar uang yang akan disetornya. Sementara mengantri, seorang sales kartu BCA menghampiriku tapi  sebagai wanita yang berusaha hemat dan disiplin dalam pengeluaran kutolak tawarannya tetap dengan cara yang ramah (coz aku juga sales person). Tidak putus asa dia beralih ke wanita pada baris kedua itu....dan wanita itu tertarik hingga akhirnya si sales kartu mengisi form aplikasi dengan membacakan isian yang harus dijawab wanita itu. Sampai pada tempat dan tanggal lahir…si perempuan sedikit merendahkan suaranya sehingga si sales minta diulang…SRAGEN. Oooo…tidak boleh ketawa Daveena, kamu sendiri kelahiran Makassar…enggak lebih besar dari Sragen…

Si Bapak di muka ATM sudah selesai dan giliran perempuan itu…dia kebingungan cari lobang masukin kartu. Akhirnya dari kejauhan si sales kartu menunjukkan, kartu dimasukkan, keluar perintah untuk masukin PIN…jemarinya kebingungan mencari-cari…mengherankan kok PIN sendiri enggak ingat. Akhirnya sistim jalan, duit dimasukkan dan pas timbul pertanyaan di layar…”setor untuk rekening sendiri atau rekening orang lain”, dia pencet pilihan kedua so muncul lah pertanyaan berikut…”no rekening”. Dia tercenung di depan pertanyaan yang minta 10 digit no rekening itu. Aku berusaha membantu dengan mengatakan…”mbak, diisi aja no rekening tujuannya.” Dia jawab kalau dia salah pencet tujuan, gak salah dong aku dan bapak yang ada di belakangku berkesimpulan kalau dia sebenarnya bermaksud setor ke rekening sendiri.

Dengan tergopoh-gopoh dia tekan cancel dan kotak penerimaan uangnya membuka. Eh dia ambil tuh uang dan terus dimasukkin lagi. Aku mulai grogi karena takut tuh mesin ngambek…mesin cash deposit lebih sensi dari mesin ATM, kebayang aja kalau mesin itu ngadat berarti aku harus cari mall lain yang ada BCAnya, ini Sabtu Boo. Si bapak di belakangku mulai ngedumel sembari bilang,”stupid!!!”, somehow gara-gara semalem abis upload puisi berjudul The Stupidity of A Woman…di Kompasiana, kok malah merasa umpatan itu buat aku, lagipula aku yakin si perempuan itu juga gak ngerti artinya Stupid.

Balik ke aktivitas perempuan itu: sampai pada tahap tampil pilihan no rekening – antara rekening sendiri dengan rekening BCA lain. Si Bapak berseru,”Nah pencet yang di atas (maksudnya no rekening sendiri)”. Si perempuan termenung saja depan mesin Cash Deposit itu…DHEZIEG, rasanya pengin nginjek kakinya yang berkutek rapi itu biar somplak, aku makin deg-degan soalnya adikku sudah SMS penuh ratapan anak tiri gitu. Si Bapak ngomel pake bahasa Inggris sembari ngelirik aku,”If u dunno, why don’t u ask?”. Akhirnya si perempuan itu tekan tombol cancel, ambil duitnya dan ambil langkah seribu kelihatannya malu…aku dan si bapak itu bertukar pandang dengan heran.

Dalam hati bicara,”Owalah Wong Sragen-Wong Sragen…dah pake hotpants seksi geetu kok ya gakptek kronis.” Mbok ya, selain penampilan luar yang dipoles….banyak-banyak belajarlah biar perkembangan penampilan dan inner beauty (jhiah) seirama gitu…jangan cuman penampilan yang melesat seperti deret eksponensial sementara brainnya berkembang seperti deret ukur bahkan jalan di tempat.

Penutup:

Ini 100% pengalaman hari Sabtu itu, sama sekali bukan pelecehan pada kawula Sragen lho – lha saya sendiri waktu datang ke Jakarta juga cuman nenteng baju-baju yang dikemas dalam kardus mie instant, sandal jepit n for sure bau asem kecut. Nama dari kampung Dapinah begitu masuk kota jadi deh Daveena.

Ingat lagu Bimbinya Titik Puspa yang dinyanyikan Siti Nurhaliza:

Bimbi datang dari desa tujuannya ke kota…

Bimbi ..tak mau kenal lagi kampungnya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun