Mohon tunggu...
David Bekam
David Bekam Mohon Tunggu... Konsultan - Inovator yg hidup dengan inovasinya

Inovasi membuat yg tidak mungkin menjadi mungkin www.nzpro.co.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hidup Sehat ala David Bekam

19 November 2015   08:42 Diperbarui: 20 November 2015   17:24 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makanan enak belum tentu Sehat

Indonesia adalah Negara yang luar biasa kaya, luar biasa kaya akan ke aneka ragaman budaya kuliner, tiap daerah mempunyai ciri khas masakan, bahkan masakan Padang dengan Rendang daging sapi nya diakui dunia masuk sebagai makanan terenak, tapi belum tentu menjadi makanan yang sehat, karena masakan satu ini memakai santan sebagai bahan penting, dimana santan mengandung kolesterol tinggi, , maka sesuai judul artikel saya, Makanan enak belum tentu sehat, adalah bukan propaganda tapi benar adanya.

Banyak orang mencoba mengurangi bahkan menhindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi, kuliner berbahan baku Sea Food, Daging Merah, dan makanan bersantan, yang semuanya enak tapi engga sehat, tetapi buat saya seorang inovator menjadi peluang untuk menciptakan inovasi baru yang engga pernah dipikirkan orang.

Kebanyakan orang pengen sehat dengan tidak menikmati makan enak, kasihan deh loe….punya banyak uang tapi engga bisa menikmati hidup….apa enaknya sehat….tapi engga bisa menikmati makanan enak, saya sih maunya bisa makan enak ( tapi tetap engga berlebihan) dan tetap sehat, saya engga mau dijajah oleh penyakit akibat negative dari makanan enak, buat saya Tuhan memberikan indera perasa di mulut untuk kita bisa manfaatkan dengan penuh tanggung jawab.

Dengan latar pemikiran itu, maka 10 tahun yang lalu saya mulai membuat penelitian dengan herbal buatan saya, saya mulai membuat herbal terbuat dari buah-buahan yang saya sukai, juga manfaatnya saya cari di om Google, sehingga semua bahan tersebut menjadi bahan dasar pembuatan herbal yang saya sebut JaTes ( nama yang di berikan kompasianers ibu Finni, thanks bu , nama Indonesia banget )  atau Jamu Tetes , proses pembuatan yang perlu waktu lama kurang lebih 1 tahun, selama proses produksi berlangsung saya harus selalu menjaga hati saya, karena produk yang bagus harus dihasilkan dari pemikiran dan hati yang bagus pula, suasana hati harus selalu saya jaga, untuk selalu ber sukacita, proses ini yang engga mudah, bisa karena biasa menjadi motto saya.

Saya mengetahui kena diabetes 10 tahun yang lalu, penyakit warisan dari orang tua he he he, tapi sekarang saya justru bersyukur karena sebagai penderita diabetes, saya bisa bereksperimen dengan tubuh saya sendiri, kadar gula dalam darah saya pernah 650 mg ( kadar gula darah normal 80 mg – 120 mg ) kadar kolesterol saya juga 600 mg, trigliserit tak terdeteksi, tapi saya engga merasa kolaps, saya hanya sedikit lemas saja, waktu mengetahui hasilnya seperti itu, dokter nya yang kaget, saya biasa saja, lalu dibuatkan resep, tapi saya tolak, saya bilang kasih kesempatan 3 hari saya akan minum herbal buatan saya sendiri, dan setelah 3 hari saya kembali ke dokter dan setelah cek darah hasilnya kadar gula turun tinggal 200 mg, kadar kolesterol 300 mg dan trigliserit 300 mg, dan dokternya kaget bukan main, KOG BISA ?? semenjak saat itu saya terus mengkonsumsi JaTes buatan saya, dan sudah hampir 10 tahun saya minum JaTes tanpa efek samping, malah efeknya ke depan…..he he he tahu khan maksudnya ?.

Nah dari hasil tersebut, saya mulai bereksperimen dengan tubuh saya, saya engga pantang makanan, semua makanan enak walau engga sehat saya sikat, tapi sebelum nya saya minum JaTes 10 tetes dulu, sehingga efek negative makanan engga mengganggu kesehatan saya, dan sudah hampir 10 tahun ini saya engga pernah periksa ke dokter, pernah saya hanya cek up dan terbukti saya sehat, jadi pola hidup ini saya jalankan sebagai gaya hidup yang saya sudah tularkan kekeluarga saya, lalu ditularkan keteman terdekat saya, lalu sekarang saya ingin tularkan ke kompasianers di seluruh Indonesia bahkan keluar negeri kalau memang ada yang minat ( oh sudah saya tularkan ke Shenzen, Hongkong, Balanda dan Australia ).

Saya juga merasa perlu membantu teman-teman yang sakit kanker, yang dianjurkan untuk menghindari banyak makanan berbahan dasar daging merah dan makanan lain yang dianggap ahli nutrisi kesehatan engga sehat, padahal banyak penderita kanker yang perlu energy untuk melawan sakit nya, sedangkan energy didapat dari makanan, maka bila banyak pantang makanan, penderita engga punya energy untuk melawan sakitnya, terbukti banyak penderita kanker yang meninggal bukan karena sakit kankernya tapi karena kehabisan energy saat berjuang menghadapi penyakitnya. Mungkin pola pikir seperti ini banyak yang menentang nya, tapi buat saya engga masalah, perbedaan pandangan adalah hak masing-masing orang, kalau bagus ambil, kalau merasa itu bermasalah ya dibuang dan dilupakan saja ( gitu aja kog repot …..begitu kata Guru Bangsa Alm Gus Dur ).

Saya buktikan lewat kesaksian Ibu Finni ( sorry saya selalu tulis nama ibu satu ini ) yang mengalami sakit kista di lidahnya, dimana sebelum minum JaTes ibu Finni minum herbal dari Indonesia, banyak macamnya berdus-dus, dan banyak pantangan makan nya, sehingga stamina ibu Finni selalu drop dan kemajuan nya sangat lambat sekali, setelah diskusi dengan saya , Ibu Finni saya anjurkan bebas makan apa saja ( asal jangan berlebihan ) tetap jaga pola hidup sehat, dan cukup minum JaTes dan Madu S, baru beberapa hari minum sesuai anjuran saya, Ibu Finni jauh lebih sehat, jauh lebih Happy, sakit apapun pake JaTes, dan jadi pede tolong orang lain juga dengan JaTes….jadi apa yang saya lakukan sudah menular sampai Shenzen….he he he semua karena Kompasiana.

Lebih sehat karena bisa makan enak, banyak makan maka lebih sehat dan siap hadapi penyakitnya dengan lebih siap karena Stamina lebih OK ….

Minum JaTes juga engga merepotkan , bisa langsung di tetes saja, engga perlu di seduh, engga perlu pake sendok, karena JaTes engga berasa dan engga berbau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun