Â
Perkenalan dengan sesama kompasianersÂ
Pada tanggal 29 September yang baru lalu, saya baru mulai mengirim artikel perdana ke kompasiana, awalnya kurang pede, karena sebenarnya saya senang menuliskan hasil inovasi saya dari th 2003, karena sempat patah arang saat external harddisk saya hilang.....tapi engga berlangsung lama, saya mulai mencatat kembali inovasi saya ,semua inovasi yg berhubungan dengan kehidupan, soal makan memakan, soal proses membuat produksi secara alami, lalu soal sakit penyakit dan bagaimana kenapa semua  itu bisa terjadi.
Kemampuan saya berinovasi, mengandalkan kekuatan pikiran saya, menjawab kebutuhan saya, mengejar apa yang menjadi impian saya, selalu saya memikirkan yang belum dipikirkan kebanyakan orang, karena memikirkan sesuatu yang sudah orang lain pikirkan buat saya adalah buang-buang waktu saja, konsep nya selalu berbeda dengan apa yang jadi kebiasaan kebanyakan orang, sehingga saya menjadi bebas berinovasi tanpa beban, dikarenakan semua yang saya kerjakan belum pernah dilakukan orang lain, sehingga bila gagal maka orang tidak mempedulikan nya, dikarenakan memang inovasi nya belum pernah ada.
Misalnya saya membuat Jamu Tetes, awalnya semua menentang nya, yang orang sudah kenal ya Jamu itu di seduh, Jamu itu di godok, atau Jamu bakul, Jamu tetes mana ada, dan kalau ada apa manfaatnya ? Jamu seduh saja minumnya harus 1 gelas, reaksinya lambat, apa Jamu tetes yg hanya tetes dosisnya ada manfaatnya ? Tantangan itu saya jawab sendiri dengan kerja cerdas, perlu 10 tahun sampai inovasi Jamu Tetes bisa terbukti....bahkan setelah saya berhasil membuktikan nya dan terbukti juga khasiatnya, saya harus merelakan penemuan ini dikuasai oleh orang lain tanpa memberi manfaat ekonomi buat saya, bahkan saya harus di penjarakan karena Inovasi saya sendiri, dan lucunya saat ini saya hitung ada 20 merk Jamu Tetes yang menduplikasi cara nya tapi ber beda racikan nya , berbeda caranya, dan pasti berbeda kualitasnya , sementara saya menjadi penonton dari inovasi saya.....apa saya kecewa ? Sebagai manusia normal tentu saya kecewa, tapi sebagai manusia berakal sehat, saya tidak mau larut dalam kekecewaan , saat nya saya harus bangkit....saatnya saya membuktikan bahwa inovator tidak ada matinye......
Kembali ke judul awal
semua gegara kompasiana,
saya menjadi punya wadah untuk berbagi ( sharring ) dan saya juga mulai membuka jaringan ( conecting ) dengan tulisan inovasi yang saya bagikan , saya mendapat respon luar biasa, saya bisa berkenalan dengan ibu Finni di Shenzen yang menjadi saudara saya yang belum pernah kenal sebelumnya, lalu menjadi akrab, bahkan inovasi Jates saya sudah di konsumsi ibu Finni dengan hasil yang menggembirakan ( satu harap ibu Finni akan buat artikel juga tentang pengalaman nya minum Jates ) sampai Ibu Finni mau berbagi untuk hantar Jates untuk saudara BMI di Hongkong yang kebetulan sakit batuk parah....Dengan percaya diri mau menghantarkan tanpa imbalan, malah berbagi stok Jates yang ada.....terharu saya jadinya, kepedulian saya menular ke ibu Finni , karena ibu Finni peduli maka Tuhan  menjawab doanya , ibu Finni diberi kesehatan, sebelumnya bila ke Hongkong ....perjalanan pulang pergi, setelah itu harus KO selama 3 hari, setelah berbagi Jates dan konsumsi Jates , ibu tetap FIT tanpa ada keluhan walau setelah perjalanan panjang seorang diri, yang selama ini selalu di kawal oleh suami atau anaknya, ...itu semua karena semangat peduli lalu berbagi (care).Â
Semua gegara kompasiana
Saya jadi bisa berkenalan dengan Mas Aldy M Aripin di Sintang Kalimantan Barat dan Uda Den Bagoes, di kota Padang Sumatera Barat, Â yang sukarela menyalurkan Jates untuk penderita ISPA akibat kabut asap, dengan penuh keberanian mas Aldy dan Uda Den berani mencoba duluan, sehingga manfaat Jates dirasakan duluan....lalu mulai berbagi, salut buat mereka yang berani coba duluan....sehingga conecting nya meningkat jadi "peduli" maka saya akan usulkan kompasiana sebagai medsos Sharring, Connecting and Carring.
Semua gegara kompasiana