Kota Manokwari, yang merupakan ibukota Provinsi Papua Barat sekaligus ibukota Kabupaten Manokwari, pada tanggal 8 November 2012 merayakan hari ulang tahunnya ke-144. Memperingati hari bersejarah tersebut,acara yang digelar antara lain adalah jalan santai dan lomba Yospan (Yosim Pancar). Lomba ini diikuti 25 peserta dari kalangan umum,pelajar SD,SMP, dan SMA.
Secara etimologi, kata ”Manokwari” berasal dari bahasa Biak Numfor yang berarti ”kampung tua”. Dinamakan demikian karena selain dikenal sebagai Kota Bersejarah di Papua dan tempat dimulainya peradaban di Papua ketika pada tanggal 5 Februari 1855 Injil diberitakan pertama kali di sini oleh dua orang misionaris berkebangsaan Jerman, yakni Carel Willem Ottow dan Johann Gotlob Geisler, dalam lembaran sejarah, Kabupaten Manokwari juga tercatat sebagai Kota Pemerintahan Tertua di Papua. Sejarah tentang Kabupaten Manokwari tidak terlepas dari sejarah Irian Jaya yang dimulai pada awal abad VII Masehi, yakni pada masa Kerajaan Sriwijaya yang diberi nama ”Janggi”, karena pada saat itu diberitahukan bahwa para pedagang dari Sriwijaya telah sampai di daerah ini dan menyatakan bahwa Irian Jaya termasuk wilayah Kerajaan Sriwijaya yang mereka beri nama “Janggi”. Dalam Kitab Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca (1365 M) dinyatakan bahwa Irian Jaya termasuk wilayah Kerajaan Majapahit dimana dalam salah satu syair ke-14 didapati kata - kata “Ewanim” yang ditafsirkan sebagai sebutan “Onim” dan “Sian” untuk Kowiai yang keduanya merupakan daerah yang terletak di Teluk Bintuni Kabupaten Manokwari kala itu.
Hari jadi Kota Manokwari yang jatuh pada tanggal 8 November 1898 dilatarbelakangi oleh peristiwa dibentuknya pos pemerintahan pertama di Manokwari oleh Pemerintahan Hindia Belanda, ketika Residen Ternate Dr. D. W. Horst atas nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda melantik Tn. L. A. Van Oosterzee pada hari Selasa tanggal 8 November 1898 sebagai Controleer Afdeling Noord New Guinea (Pengawas Wilayah Irian Jaya Bagian Utara), yang waktu itu masih termasuk wilayah keresidenan Ternate. Tanggal 8 November inilah yang selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Kota Manokwari melalui Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 1995.
Kota Manokwari memiliki tempat wisata antara lain:
Pantai Pasir Putih
Terletak sekitar 5 km dari pusat Kota Manokwari, dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan roda dua dengan waktu 15 menit. Pantai ini sangat nyaman untuk rekreasi berenang dan berjemur. Pasirnya putih dan berombak kecil. Kawasan ini memiliki pulau-pulau yang panorama alamnya sangat indah dan tenang. Di pulau-pulau ini ada masyarakat nelayan dengan perkampungan tradisional. Di beberapa pulau ini terdapat hamparan terumbu karang dengan jenis-jenis biota lautnya sehingga cocok untuk kegiatan selam.
Hutan Wisata Gunung Meja
Dari kejauhan gunung ini membentuk seperti meja, terletak kira-kira 2 km dari Kota Manokwari. Dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Areal gunung meja merupakan hutan yang sangat ideal untuk olahraga hiking, piknik keluarga serta penelitian. Di kawasan hutan wisata ini dibangun Tugu Jepang yang merupakan monumen peringatan pendaratan tentara Jepang divisi 221 dan 222 di Manokwari pada waktu Perang Dunia II. Dari lokasi ini dapat menikmati pemandangan Kota Manokwari.
Pantai Bakaro
Pantai Bakaro terletak di pesisir utara Manokwari, terletak bersebelahan dengan Pantai Pasir Putih. Keunikan dari pantai ini terletak pada tradisi pemanggilan ikan. Memanggil ikan biasa dilakukan oleh penduduk yang tinggal di sekitar pantai ini untuk menarik para pengunjung. Biasanya mereka memanggil ikan dengan menggunakan peluit yang terbuat dari kulit kerang yang ditiup sambil membawa makanan, sehingga dengan sendirinya ikan datang mendekat. Karakter pantai yang berbatu juga memungkinkan para pengunjung dapat mendekati tengah pantai di saat laut surut, sehingga pengunjung dapat menyaksikan langsung dasar pantai yang jernih tempat ikan-ikan berkumpul.
Pantai Maruni
Pantai Maruni terletak sekitar 20 km dari pusat kota Manokwari, menuju ke arah selatan dengan menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4. Pantai ini dihampari lapisan pasir kuarsa hitam bercampur bebatuan kerikil. Aktivitas yang dapat dilakukan di pantai ini, antara lain: memancing, berperahu, dan berenang.
Bendungan Prafi
Bendungan prafi terletak di Distrik Prafi yang merupakan bendungan buatan Dinas PU. Perjalanan dari Kota Manokwari menuju tempat wisata ini dapat ditempuh dengan waktu 1 jam perjalanan darat menuju ke arah selatan. Sepanjang perjalanan, pengunjung dapat menikmati keindahan alam berupa pegunungan dan lembah yang sangat indah. Rasa lelah pengunjung akan terobati setelah sampai ke Bendungan Prafi yang dituju. Karena tidak hanya menggambarkan keindahan alam di sekitar bendungan, namun juga sebagai tempat melepas penat. Pengunjung juga diperbolehkan mandi di bendungan ini dan mengambil gambar untuk berfoto dengan background alam pegunungan dan sungai yang indah. Setelah lelah menikmati keindahan bendungan, pengunjung dapat beristirahat sejenak menikmati makanan di Warung Sabar Menanti dengan waktu tempuh 1/2 jam dari lokasi bendungan. Di warung Sabar Menanti yang terletak di Distrik Prafi menyajikan menu ayam kampung bakar empuk dengan aneka sambal dan lalapannya.
Referensi: Dari berbagai sumber.
Pantai Pasir Putih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H