Petugas darat Susi Air baru saja tiba dan membuka counternya ketika kami melapor pada pukul 07.45 WIT di bandara Rendani, Manokwari. Â Setelah menyerahkan koper untuk ditimbang, selanjutnya kami diminta untuk menimbang berat badan. Kami pun jadi bertanya-tanya untuk apa menimbang badan. Tapi pertanyaan itu kami pendam. Setelah melapor, kami dipersilahkan masuk ke ruang tunggu karena pesawat akan berangkat tepat pukul 09.00 WIT. Pada pukul 08.45 WIT, diumumkan bahwa para penumpang pesawat tujuan Bintuni dipersilahkan untuk naik ke pesawat. Kami bergegas menuju landasan dan pada saat itu baru pertanyaan kami terjawab mengapa kami harus menimbang badan. Ternyata pesawat yang akan kami naiki adalah pesawat berbaling-baling (turboprop) tunggal Cessna 208 Grand Caravan atau yang biasa disebut Caravan saja. Pesawat buatan Cessna Aircraft Company ini berpenumpang 12 orang dengan daya angkut maksimal 1.100 kg (just for passenger and cargo only, not including pilot and fuel). Untuk alasan keamanan, daya angkut maksimal (plus pilot and fuel) dibatasi 1.100 kg. Karena itulah mengapa penumpang harus ditimbang berat badannya, supaya pesawat tidak overweight.
Kami menaiki tangga kecil untuk masuk ke pesawat. Penumpang hari itu cukup ramai, dari 12 kursi hanya 2 kursi yang tidak terisi. Setelah pintu pesawat ditutup, pilot pun menyalakan mesin pesawat. Berhubung di pesawat Cessna Caravan ini tidak ada pramugari, maka pilot pesawat yang memberikan memberikan pengumuman sebagaimana prosedur sebelum lepas landas pada umumnya. Oya, walaupun pilot dan co pilot pesawat kedua-duanya orang bule, tapi mereka fasih berbahasa Indonesia karena sudah bertugas cukup lama di Indonesia. Setelah take off dengan mulus, pesawat pun climbing dengan kecepatan 975 fpm (feet per minute) untuk menuju ketinggian maksimum 7.000 kaki di atas permukaan laut dan melaju dengan kecepatan 184 knots atau 341 km/jam.
Kabupaten Teluk Bintuni adalah kabupaten di Provinsi Papua Barat yang terletak di leher daerah kepala burung Pulau Papua. Ibukota Kab Teluk Bintuni adalah Bintuni yang berjarak sekitar 250 km sebelah selatan Manokwari, ibukota Provinsi Papua Barat. Di Kabupaten Teluk Bintuni inilah terdapat proyek lapangan gas Tangguh atau yang biasa disebut LNG Tangguh yang dioperasikan oleh BP (British Petroleum). Gas alam cair (Liquefied Natural Gas–LNG) yang melimpah di bagian teluk Kabupaten Teluk Bintuni, adalah alasan utama mengapa proyek Tangguh diadakan. Saking melimpahnya, gas alam ini diperkirakan akan menjadi sumber LNG global terpenting dengan sasaran market Korea, China, dan Amerika Utara. Pemerintah Indonesia menjatuhkan pengelolaan LNG ini ke tangan BP Indonesia, dan proyek ini dinamakan Proyek Tangguh. Proyek ini meliputi kegiatan pengeboran gas dari enam lapangan yang terletak di tiga blok konsesi, yaitu: Wiriagar, Berau serta Muturi. Untukmemproses gas, BP Tangguh telah membangun pabrik LNG di atas lokasi seluas 3.500 hektare di Distrik Babo.
Puji Tuhan, cuaca cerah selama penerbangan menuju Bintuni. Kami pun dapat menikmati pemandangan, yaitu Pegunungan Arfak di sebelah barat pesawat dan tepi pantai Samudera Pasifik di sebelah timur. Pegunungan Arfak adalah gugusan gunung yang membentang di bagian kepala burung Pulau Papua. Pegunungan Arfak memiliki tiga ekosistem hutan yaitu (1) Hutan hujan dataran rendah – lowland forest (<300 meter), (2) hutan hujan kaki gunung – foothill forest (300 – 1.000 meter), dan (3) Hutan hujan lereng pegunungan – lower mountain forest (1.000 – 2.800 meter).  di dalam kawasan Pegunungan Arfak diperkirakan terdapat 110 spesies mamalia dengan 44 spesies yang telah tercatat, 320 spesies aves, dimana 5 diantaranya merupakan satwa endemik di kawasan Pegunungan Arfak – Tambrauw seperti Cenderawasih Arfak (Astrapia Nigra), Parotia Barat (Parotia Sefilata) dan Namdur Polos (Amblyornis Inomatus). Hamparan vegetasi hutan tropis di kawasan ini telah menjadi istana penyedia kehidupan bagi sedikitnya 12.000 jiwa empat suku asli yang bermukim disini yaitu: Hatam, Meyakh, Sough dan Moley. Karena perannya yang demikian penting bagi flora, fauna dan manusia, maka melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 783/Kpts-II/1992tertanggal 11 Agustus 1992, Pegunungan Arfak ditetapkan menjadi kawasan Cagar Alam (CA). Dalam keputusan itu ditetapkan bahwa kawasan ini membentang seluas68.325hektar mencakup8 wilayahdistrik,seperti: Menyambouw, Membey, Hingk, TanahRubuh, Warmare, Manokwari Selatan, Ransiki dan Oransbari.
Setelah berada di udara selama 35 menit, pada pukul 9.40 WIT pesawat pun mendarat dengan mulus di bandara Bintuni..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H