Mohon tunggu...
Dava Fauzy
Dava Fauzy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa prodi Jurnalistik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah seorang pribadi yang cukup tertarik dengan dunia media sosial. Oleh karena itu saya ingin menuangkan semuanya di platform-platform yang tersedia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Akal Pikiran dan Pengendalian Hawa Nafsu

22 September 2024   00:40 Diperbarui: 22 September 2024   01:00 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akal pikiran adalah anugerah

Manusia adalah makhluk yang dianugerahi akal pikiran, sebuah keistimewaan yang membedakannya dari binatang. Dengan akal pikiran, manusia mampu berpikir rasional, memahami moralitas, serta membedakan antara yang baik dan yang buruk. Akal inilah yang membuat manusia memiliki derajat lebih tinggi dibandingkan binatang, karena manusia mampu mengendalikan dorongan-dorongan naluriahnya. Binatang bertindak semata-mata berdasarkan insting dan hawa nafsu, tanpa kemampuan untuk mempertimbangkan dampak atau konsekuensi dari tindakannya. Sebaliknya, manusia dengan akalnya mampu meredam dan mengendalikan hawa nafsunya, sehingga dapat bertindak dengan bijaksana.

Namun, meskipun manusia memiliki kemampuan berpikir, tidak semua orang selalu menggunakan akalnya dengan baik. Ketika manusia gagal memanfaatkan akal pikirannya, hawa nafsu dapat mengambil alih kendali. Hawa nafsu yang tak terkendali cenderung membuat manusia bertindak impulsif dan hanya mengikuti hasrat sesaat tanpa mempertimbangkan akibat yang lebih luas. Dalam keadaan ini, manusia bisa saja jatuh ke dalam tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Kekerasan, keserakahan, serta perilaku yang tidak bermoral sering kali muncul dari manusia yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya.

Jika manusia membiarkan hawa nafsu memimpin tanpa pengendalian akal, maka ia bisa saja turun derajatnya hingga lebih rendah dari binatang. Ini terjadi karena binatang bertindak sesuai kodratnya, sedangkan manusia yang memiliki akal seharusnya mampu menahan dorongan-dorongan destruktif tersebut. Ketika manusia gagal melakukannya, maka dia telah menyia-nyiakan potensi yang diberikan oleh Tuhan, dan akibatnya bisa sangat merugikan, baik bagi dirinya sendiri, masyarakat, maupun alam semesta. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk terus menggunakan akal pikirannya dalam mengambil keputusan dan menjalani kehidupan, agar tidak jatuh ke dalam perilaku yang dikuasai oleh hawa nafsu semata.

Akhir kata, pikirlah ribuan kali sebelum bertindak. karena jika anda salah langkah, mungkin bukan hanya anda yang akan menanggung resikonya tetapi orang lain juga. Apalagi jika korban dari anda merupakan korban pelecehan akibat hawa nafsu yang tidak dikendalikan. Anda mungkin senang, namun sang korban akan sengsara sampai seumur hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun