Mohon tunggu...
Dava Fauzy
Dava Fauzy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah mahasiswa Jurnalistik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah seorang pribadi yang cukup tertarik dengan dunia media sosial. Oleh karena itu saya ingin menuangkan semuanya di platform-platform yang tersedia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Aspek Komunikasi Verbal dan Nonverbal Dalam Komunikasi Retorika

7 April 2024   12:50 Diperbarui: 7 April 2024   15:27 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komunikasi Dosen dengan Mahasiswa (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Aspek verbal dan non verbal dalam komunikasi retorika merupakan bagian penting dalam mengubah perilaku dan pendapat individu. Para ahli menyebut bahwa aspek verbal dan non verbal dalam komunikasi retorika penting karena mereka menyediakan informasi tambahan yang tidak terdapat dalam bahasa yang dikutip. Aspek non verbal, seperti gestur, ekspresi wajah, dan intonasi suara, dapat memberikan informasi mengenai kebanggaan, keinginan, atau kebencian individu.

Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan kata-kata, baik secara lisan maupun tertulis. Komunikasi jenis ini adalah yang paling banyak digunakan dalam hubungan antarmanusia. Melalui kata-kata, baik tertulis maupun lisan, mereka menyampaikan perasaan, pengalaman, ide, pendapat, atau sekadar kesediaan mereka untuk menyampaikan fakta, angka, informasi, dan penjelasan, yang pada akhirnya mengarah pada diskusi dan perdebatan tentang pengalaman dan wawasan.

Ada dua unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:

  • Bahasa
  • Kata

Pesan yang tidak diucapkan atau tanpa kata-kata dikenal sebagai komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal selalu ada dan hampir selalu terjadi saat berkomunikasi. Komunikasi non-verbal mengkomunikasikan maksud secara spontan.

Ciri-ciri Komunikasi non verbal yaitu;

  • Bahasa tubuh,
  • Tanda
  • Tindakan
  • Objek

Ada beberapa prinsip dalam interaksi bahasa dan verbal menurut Julia T. Wood dalam Nurudin yaitu interpretasi menciptakan makna, komunikasi adalah aturan yang dipandu dan penekanan mempengaruhi makna.

  • Interpretasi menciptakan makna

Pernyataan verbal dapat diinterpretasi secara berbeda oleh individu karena dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengetahuan, latar belakang, kepentingan, dan tujuan berkomunikasi.

  • Komunikasi adalah aturan yang dipandu

Dalam komunikasi, terdapat dua jenis aturan yang memandu, yaitu aturan regulatif dan aturan pokok. Aturan regulatif merinci kapan, bagaimana, dimana, dan siapa yang seharusnya berbicara mengenai hal-hal tertentu. Sementara itu, aturan pokok menjelaskan makna komunikasi dengan menilai jenis komunikasi tertentu.

  • Penekanan mempengaruhi makna

Dalam komunikasi tertulis, tanda baca, seperti tanda titik, menjadi penekanan penting. Sebagai contoh, dalam kaidah bahasa, tanda titik menandakan berakhirnya kalimat, menyampaikan ide-ide pada awal dan akhir tulisan, serta memberikan penekanan pada kalimat tertentu. Oleh karena itu, penekanan dalam komunikasi dapat memberikan dan menciptakan makna, serupa dengan peran tanda titik atau tanda baca lainnya.

Zahid (2022) menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan sopan atau tidaknya proses komunikasi, diantaranya: dengan siapa kita berbicara (who communicates with whom), untuk tujuan apa kita berkomunikasi (for what purpose), dalam situasi apa (in what situation), dalam konteks apa (in what context), mengarah kemana (in which path), dalam media apa (in what media), dalam acara atau kegiatan apa (in what events) .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun