Artikel ini Untuk Memenuhi UAS Mata Kuliah Ahlak Tasawuf
Dosen Pengampu : Prof.Asep Usman Ismail
Penulis :
Dava Dwi Aditya Fikriansyah ( Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Kelas 1D )
Akhlak menurut al-Ghazali adalah keadaan jiwa yang tertanam secara mendalam dan melahirkan tindakan dengan mudah, tanpa membutuhkan pemikiran serta pertimbangan. Sejalan dengan pengertian akhlak menurut al-Ghazali, Ibn Miskawaih menyatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam pada jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.Dengan demikian, akhlak individu adalah sifat yang tertanam pada jiwa atau keadaan jiwa setiap pribadi yang melahirkan sikap dan tindakan individu terhadap Allah w. Sementara itu, akhlak sosial adalah sifat dan keadaan jiwa setiap pribadi yang melahirkan sikap dan tindakan individu tersebut terhadap sesama manusia, alam, dan lingkungan hidup. Jadi perbedaan akhlak individu dan akhlak sosial bukan terletak pada subjeknya, melainkan pada objek akhlak itu sendiri.
Kepribadian atau personality berasal dari kata persona dalam bahasa Latin yang berarti topeng, yakni topeng yang dipakai oleh aktor drama atau sandiwara. Personality, selain berasal dari kata persona, juga berasal dari person yang memiliki enam arti, yaitu I) an individual human being (sosok manusia sebagai individu); 2) a common individual (individu secara umum)3) a living human body (orang yang hidup); 3) self (pribadi); 4) personal exsis tence (eksistensi pribadi); 5) personal identity (identitas pribadi); dan 6) distinctive personal character (kekhususan karakter individu). Jadi, dengan demikian, menurut hemat penulis, kepribadian muslim adalah jati diri muslim yang memiliki kehidupan, kesadaran, keyakinan, eksistensi, identitas pribadi,dan yibgah atau identitas khusus yang membedakannya dari pemeluk agamaagama lain. Kepribadian muslim kafah atau terpadu terbentuk secara terus menerus oleh kebiasaan melakukan akhlak individu dan akhlak sosial terpuji,atau dengan kalimat lain, terbentuk oleh kesalehan individu dan kesalehan sosial. Oleh sebab itu, seorang muslim yang membiasakan dirinya melakukan kesalehan individu dan kesalehan sosial secara terpadu, selaras, serasi, dan seimbang akan memiliki kepribadian muslim kafah. Jadi, seorang muslim yang biasa melakukan kesalehan individu dan kesalehan sosial merupakan pertanda bahwa ia berakhlak individu dan berakhlak sosial terpuji. Keduanya merupakan modal dalam membentuk kepribadian muslim kafah, bahkan menjadi penyangga utamanya.
Sejalan dengan penjelasan Al-Quran tentang akhlak individu dan akhlak sosial terpuji, Rasulullah meletakkan lima landasan kepribadian muslim yang beliau sendiri merupakan figur sentral yang menjadi uswatun-hasanah(teladan yang baik) bagi umat" Di atas lima landasan inilah kepribadian muslim kafah dibangun dengan takammula, yakni menuju kesempurnaan dengan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan diri secara terus-menerus.Kelima landasan itu dijelaskan sebagai berikut.
1. Dasar pertama adalah akidah yang benar, yang berdiri di atas keimanan yang benar, yang mendorong pada tindakan yang lurus.
2. Dasar kedua adalah perjuangan setiap pribadi muslim agar menjadi pribadi yang mendekati ideal sehingga menjadi model atau teladan yang baik bagi sesamanya. Rasulullah  bersabda, (Seorang beriman adalah cermin bagi sesama orang beriman).
3. Dasar ketiga adalah pengembangan kapasitas diri untuk menjadi manusia pembelajar yang mencintai ilmu dan menerapkan ilmu dalam kehidupannya.
4. Dasar keempat adalah ketekunan beribadah yang menjadikan dirinya menyadari kehambaannya yang senantiasa membutuhkan Allah.
5. Dasar kelima adalah semangat berjuang untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita ideal dalam hidup dan kehidupannya sebagai seorang muslim."
1. Akhlak individu adalah sifat yang tertanam pada jiwa atau keadaan jiwa setiap pribadi yang melahirkan sikap dan tindakan individu dalam hubungan dengan Allah . Sementara itu, akhlak sosial adalah sifat dan keadaan jiwa setiap pribadi yang melahirkan sikap dan tindakan individu tersebut terhadap sesama manusia, alam, dan lingkungan hidup.
2. Akhlak individu yang baik melahirkan kesalehan individu, dan akhlak sosial yang baik melahirkan kesalehan sosial. Keduanya merupakan sesuatu yang sepatutnya terpadu, selaras, serasi, dan seimbang pada diri setiap muslim dan menjadi kepribadian yang kokoh. Keduanya bisa dibedakan, tetapi seharusnya tidak bisa dipisahkan pada diri setiap muslim. Oleh sebab itu, seorang muslim yang baik senantiasa berusaha dan berdoa agar termasuk menjadi hamba yang saleh, seperti doa Nabi Sulaiman, "Dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."
3. Orang saleh adalah orang beriman yang menunaikan hak-hak Allah #dan hak-hak hamba-hamba-Nya dengan sempurna. Kata slih (saleh)merupakan lawan kata fasad (rusak). Apabila kata salih disanding kan kepada seseorang, maka pribadi tersebut adalah pribadi yang keseluruhan sisi-sisi kehidupannya tak terdapat cacat sedikit pun. Seorang saleh adalah seorang yang dimensi dalam dan dimensi luarnya sempurna. Ucapan dan perbuatannya senantiasa berada pada jalan yang diridai Allah .
4. Seorang yang saleh senantiasa bertanggung jawab dalam melakukan perbaikan dan perdamaian guna mewujudkan khayra ummah (umat unggul dan berkualitas). Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah kesalehan individu, sedangkan kesadaran dan tanggung jawab melakukan perbaikan dan perdamaian guna mewujudkan khayra ummah merupakan kesalehan sosial. Kesalehan individu merupakan esensi akhlak individu terpuji, sedangkan kesalehan sosial merupakan esensi akhlak sosial terpuji. Keduanya adalah penyangga kepribadian muslim kafah dalam hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia, alam,dan lingkungan hidup. Tanpa kesalehan individu dan kesalehan sosial yang terpadu, seorang muslim tidak memilik kepribadian muslim, tetapi kepribadian terbelah, bermasalah, dan menjadi bagian atau masalah dalam kehidupan pribadi dan sosial.