Pentingnya beretika dalam kehidupan sehari-hari pasti sudah diajarkan kepada kita sejak kecil, baik etika dalam lingkungan sekolah, rumah, maupun dalam masayarakat tempat tinggal bersama.
Etika dalam berkendara sangat diperlukan terutama oleh pengendara motor sebagai bentuk rasa hormat, menghargai, serta demi keselamatan baik bagi dirinya maupun sesama pengguna jalan lain, karena pada hakikatnya jalan adalah milik kita semua, bukan milik satu orang atau grup saja. Tanpa etika di jalan raya maka orang-orang akan sesuka hati dalam berkendara tanpa mementingkan keselamatan pengguna jalan lain.
Minimnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya beretika dalam berkendara di jalan raya sangatlah meresahkan. Maraknya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di indonesia baik dari cara berkendara orang itu sendiri maupun dari bagaimana bentuk kendaran yang mereka pakai dapat membahayakan baik kepada dirinya sendiri maupun sesama pengguna jalan lain.
Ada Pelanggaran-pelanggaran yang berasal dari sifat pengemudi itu sendiri seperti tidak menggunakan helm, tidak membawa SIM dan STNK, menorobos lampu merah, berkendara melawan arah, menggunakan gawai saat berkendara, memodifikasi warna lampu sen, mengebut, dan lain sebagainya.
Terdapat pula jenis pelanggaran yang berasal dari bentuk kendaraan yang dikendarai seperti memodifikasi warna lampu sen, menggunakan lampu LED yang menyilaukan, menggunakan bumper tanduk, menggunakan lampu kendaraan di luar standar, menggunakan knalpot racing, dan berbagai macam modifikasi lain di luar ketentuan yang berlaku.
 Padahal pemerintah sudah mengatur hal-hal mengenai bentuk dan fungsi kendaraan dalam undang-undang, tetapi masih saja banyak masyarakat yang memodifikasi kendaraan mereka sedemikian rupa hingga dapat mengganggu konsentrasi pengendara lain, biasanya hal-hal ini sering dilakukan oleh remaja-remaja yang ingin merasa "keren" di jalanan.
Dari beberapa contoh pelanggaran-pelanggaran yang sering terjadi tersebut bisa kita amati bahwa kesadaran beretika masyarakat dalam berkendara di jalan raya sangat rendah, mementingkan ego sendiri tanpa memikirkan pengguna jalan lain bahkan bila hal tersebut dapat membahayakan orang lain.
Mau bagaimanapun jenis pelanggaran tersebut yang jelas hal-hal tersebut dapat mencelakai pengendara tersebut maupun dan pengguna jalan lain.
Mengapa pelanggaran-pelanggaran etika tersebut bisa terjadi? Sederhana, faktor utama kenapa banyak pelanggaran tersebut bisa terjadi ialah karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam berkendara dan sifat mementingkan ego mereka sendiri, ditambah dengan minimnya pendidikan mengenai pentingnya mematuhi tata tertib lalu lintas mengakibatkan pelanggaran ini sering terjadi di lingkungan kita. Hal ini juga yang menunjukan rendahnya etika masyarakat indonesia dalam berkendara.
Perlu adanya sosialisasi dan pendisiplinan oleh polisi kepada masyarakat terutama pada remaja-remaja mengenai pentingnya etika dalam berkendara dan dijalan. Masyarakat juga diupayakan saling menegur bila melihat pelanggaran-pelanggaran yang terjadi disekitar kita.
Walaupun begitu kesadaran beretika haruslah datang dari dalam diri kita sendiri, bukan karena pengaruh dari luar seperti takut terhadap polisi atau takut dihukum. Benar hal ini dapat memperkuat kedisiplinan masyarakat dalam berkendaran tetapi hal tersebut hanya muncul sekedar sebagai bentuk rasa takut terhadap polisi, bukan karena kesadaran bahwa hal yang mereka lakukan dapat membahayakan orang lain.