Kita tidak memiliki seorang seniman sepakbola seperti seorang Zinedine Zidane yang mampu membawa negaranya menjuarai world cup dengan gol ciamik dipartai final,tidak pula diego maradona yang dipuja layaknya dewa oleh masyarakat argentina bahkan membuat agama "Iglesias Maradoniana" yang menuhankan maradona hingga membuat tanggal-tanggal hari besar mereka sendiri.
Kita membicarakan seorang yang belum memberikan piala dunia bagi negaranya,bahkan belum pernah membawa negaranya untuk bermain di kompetisi selevel world cup.Seorang pemimpin memiliki 96 caps dan 44 gol untuk negaranya yang bahkan ketika kecil memiliki cita-cita menjadi seorang guru bukan seorang pemain sepakbola.
Iya dialah Bambang Pamungkas,Nama pemain kelahiran Getas,10 Juni 1980 tentu sangat lekat di telinga masyarakat Indonesia.Seorang yang mengawali karir di diklat salatiga ini terkenal dengan sundulan yang mematikan,vertical jumping yang juga diatas rata-rata pemain lain.Bepe (sapaan akrab Bambang) memiliki karier yang membanggakan secara prestasi Individu,Ia pernah menjadi top skor piala tiger 2002,beberapa kali menjadi top skor dan pemain terbaik di liga Indonesia bersama tim Persija Jakarta dan bahkan Bepe pernah meraih gelar juara ketika bermain untuk tim Selangor Fc di Malaysia.
Sosok pengidola Inter milan dan kurniawan dwi yulianto ini memang tidak pernah membawa timnya juara dunia,tetapi sosok pemimpin yang mempunyai jiwa nasionalisme yang tidak perlu dipertanyakan lagi.Ketika kondisi sepakbola nasional sedang kacau balau dengan dualisme serta perebutan tampuk pimpinan PSSI ketika itu pula Timnas kita harus berlaga di ajang piala AFF 2012.Ketika itu perseturuan dilarangnya pemain ISL memperkuat Timnas semakin memperkeruh suasana,dalam posisi carut marut seperti itu apakah Zidane dan Maradona akan selalu ada untuk Timnas mereka?Belum tentu.
Seorang Bepe dan pemain-pemain top ISL lain mendapat panggilan ketika itu,dan ketika itu pula pemain lain beramai-ramai tidak memenuhi panggilan tugas negara ini karena mencemaskan berbagai sanksi dari tim mereka.Pada akhirnya skuad Timnas pada saat itu dihuni oleh mayoritas pemain muda yang kurang pengalaman internasional sebut saja fachrudin ariyanto,novan setya sampai seorang Wahyu wijiastanto. Dan saat itu pula sosok seorang bepe hadir ditengah mereka.Bepe menjadi pemimpin,kakak dan mentor yang baik bagi para pemain-pemain dilapangan.
Terlepas dari kegagalan Indonesia menjadi juara,terlepas dari semua kisruh sepakbola pada saat itu sikap seorang Bepe sangat layak diapresiasi.Ia tidak takut sanksi dari klub dan sanksi-sanksi lain yang mungkin akan dijatuhkan kepadanya.Bepe menyadari ketika negara membutuhkannya dan selagi tenaganya masih bisa ia akan selalu melakukan yang terbaik untuk bangsa ini,Untuk bangsa yang sangat ia cintai.
Pada perhelatan piala AFF Bepe memakai nama "Pamungkas" di jersey nomor 20 nya,yang berarti itu adalah kejuaraan pamungkas yang ia ikuti,dan juga laga resmi internasional terakhir yang ia mainkan untuk Timnas Indonesia.Bepe berucap "saya adalah generasi gagal" memang kau terlahir digenerasi gagal tetapi tetap sebagai seorang individu hebat,generasi gagal bukan berarti individu yang gagal.
Ketika saya sebut Bepe legenda,banyak orang yang mempermasalahkan sebutan legenda hanya karena Bepe belum memberikan gelar juara untuk kejuaraan besar bagi negaranya.Jika hanya diukur dari juara bersama negara apakah Johan Cruyff juga legenda yg gagal?Lalu Messi dan CR7 juga legenda yg gagal jika mereka gagal memberi trophy untuk negara mereka?Bagi saya pemain dengan loyalitas dan perjalanan panjang untuk negara nya tetaplah seorang legenda.
Saya hanya ingin menyampaikan terima kasih kepada Bambang pamungkas atas setiap bulir peluh yang jatuh dilapangan,Untuk setiap kebanggaan yang telah kau beri untuk kami.Kami mungkin tidak mempunyai pemain sehebat Zidane dan Maradona,tetapi dalam lembaran perjalanan sepakbola Indonesia nama Bambang Pamungkas akan selalu ada kapten ! Terimakasih sang Legenda semoga perjuangan dan patriotisme mu akan dilanjutkan oleh pemain-pemain muda selanjutnya.Dan pemain yang menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi dan materi semata.
Garuda tetap didadamu dan akan selalu ada sampai kapanpun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H