Inter milan nampaknya benar-benar remuk redam dimusim ini,bagaimana tidak tim dengan raihan scudetto terbanyak ketiga di serie A ini hanya mampu finish di peringkat ke 9 klasmen akhir dan surplus gol minus 2.Bahkan siapa yang mengira satu-satunya tim yang pernah meraih treble winners ini sekarang bermain di level liga eropa pun sudah tidak mampu,siapa yang bersalah?haruskah menyalahkan keadaan?dan bahkan kalau ditanya siapa yg salah maka fans inter akan ramai-ramai menyalahkan marco branca dan "cedera".
Ketika kita menyalahkan Marco Branca selaku juru transfer apakah tidak terlalu naif?manyalahkannya tapi sangat senang dengan datangnya Kovacic,Cassano dan Kuzmanovic?Menyalahkannya setelah beberapa pengamat menganggap transfer Inter musim ini adalah salah satu yang terbaik.Dan bahkan banyak yang mebandingkan jika Orialli jauh lebih baik dari pada Branca,oke silahkan berpendapat tapi menyalahkan seorang Branca terlalu naif bagi saya.
Menurut saya kesalahan terbesar Inter musim ini ada di head coach mereka sendiri,iya si anak emas Moratti.Entah kenapa seorang Massimo moratti yang terkenal galak dalam urusan pecat memecat pelatih bisa mempertahankan pelatih ini?Apakah karena bisa mengalahkan Juventus yang pada saat itu mempunyai status "unbeaten"? Jika benar maka berdosa sekali Moratti untuk hal yang satu ini.
Stramaccioni tidak membawa perubahan untuk inter,pola dan skema permainan monoton tidak berkembang dari awal musim.Untuk setengah musim pertama okelah Strama cukup berhasil dengan skema nya,tapi tidak ada perubahan dalam skema untuk putaran kedua mulai menyebabkan musibah bagi tim.Transisi menyerang super lambat dengan poros "si penembak burung" Guarin,atau skema serangan balik super cepat yang sangat amat gampang untuk dibaca masih tetap sama.
Dalam bertahan Strama sempat memakai skema 3 bek dengan 2 wing kuat yg bisa bantu pertahanan seperti Juve,napoli dan Timnas italia.Skema ini "sedikit" berhasil sampai ketika Strama merubah lagi dengan pola 4 bek sejajar yang super lamban.transisi menyerang ke bertahan membuat bek Inter seperti keong yang sedang berlomba cepak dengan para cheetah,kalah total dalam speed,koordinasi hancur lebur ketika menerima serangan balik yah seperti itulah gambaran pertahanan Inter musim ini.
Tidak ada tempat untuk menyalahkan pemain,karena tentu kita tahu kapasitas J.Zanetti,Nagatomo,Juan Jesus dan Ranocchia.Dengan holding midfielder seorang cambiasso/Gargano tidak seharusnya inter menjadi bulan-bulanan seperti sekarang.
Siapa yang salah tentu saja strama lagi,tidak ada excuse menyalahkan cedera untuk seorang pelatih hebat.Guradiola tidak pernah menyalahkan cedera messi dan puyol ketika mereka kalah dari madrid,Mourinho hanya menyalahkan wasit ketika madrid menderita kekalahan dilaliga dan saat itu iker,ramos dan xabi sedang menderita cedera.Strama?dengan gagahnya pelatih ini bilang "semua karena badai cedera" dan "hanya saya yang tidak cedera di Inter" apakah itu mental pelatih besar?
Lagipula dengan barisan cedera pun saya rasa tidak seharusnya untuk inter kalah dari tim sekelas cagliari,palermo,atalanta dan sarang gol bagi udinese.Dan tentu kita masih tngat Coutinho?pemain sakit-sakitan di inter sekarang menjadi begitu perkasa bermain di liverpool?masalah kebugaran juga masalah tim kepelatihan,apakah strama akan terus menyalahkan nasib?atau tim kepelatihannya yg butuh evaluasi.
Pada pertengahan musim seorang pengamat senior sepakbola Italian pernah bilang "Strama adalah mimpi buruk bagi Inter,dengan skuad pemain muda potensial ia hanya menjadikan pemain tersebut bertambah tua tanpa ada kemajuan,dan pemain yang tua semakin menua dan mendekati pensiun" saya rasa ini memang fakta sekarang.Bagaimana tidak bakat seperti Alvarez,benassi,dan skuad juara primavera hanya diberikan sedikit sekali jam terbang sangat tidak berimbang dengan jumlah burung yang terbang dan ditembak mati oleh Guarin.
Saya rasa sudah seharusnya Strama belajar dulu kepada sosok pelatih-pelatih hebat.Kenapa diatas saya tidak mau bilang Orialli lebih hebat daripada Branca?karena Orialli sebenarnya transfer Orialli terbilang biasa namun Ia beruntung berada di era pelatih hebat sekelas Mou yang mampu menyulap pemain dengan skill biasa menjadi luar biasa.Sedangkan saat ini Branca yang sedang tidak beruntung berada di era pelatih yang mampu merubah pemain luar biasa menjadi sangat biasa.
Secara pribadi saya masih menunggu seorang Laurent Blanc menangani tim ini.Dan kita lihat saja apakah Massimo Moratti akan akan bertahan dengan kondisi ini atau tidak,karena kita tahu presiden ini sangat amat peduli dengan prestasi tim nya.Presiden impian semua tim didunia akan sangat sayang apabila kecintaan Moratti kepada tim dirusak oleh rasa cintanya terhadap si "golden boy" Andrea Stramaccioni.