"Haruskah tahun ini aku tidak bisa kuliah lagi," ujar teman sepupu istri saya. Tahun lalu sebenarnya ia diterima di fakultas kedokteran, namun karena tidak ada biaya, ia urungkan kuliahnya. Tahun ini, 2011, ia diterima di D3 Komunikasi IPB (Institut Pertanian Bogor). Namun, biaya kuliah di D3 Komunikasi IPB (Institut Pertanian Bogor) terlalu memberatkan keluarganya. Informasi yang saya dapat dari pesan singkat via handphone saya pagi ini, biaya yang harus ia bayar untuk masuk IPB antara lain, uang SPP Rp.3,5 juta, buku dan jaket Almamater Rp.750 ribu dan uang untuk fasilitas sebesar Rp. 4,5 juta. Jika ditotal sekitar Rp. 8.750.000,- Mungkin bagi keluarga kelompok kelas menengah-atas, uang tersebut tidak seberapa. Namun bagi keluarga kalangan kelas menengah-bawah, uang itu cukup besar. Satu lagi ironi di negeri ini. Di sisi lain, pemerintah merasa dirinya telah berhasil menurunkan kemiskinan. Di sisi lainnya di lapangan orang-orang miskin itu semakin tersingkir ketika akan mengakses berbagai fasilitas publik yang sejatinya menjadi haknya, termasuk pendidikan tinggi... Apakah sekarang perguruan tinggi negeri hanya untuk orang-0rang kaya seraya menyingkirkan orang-orang miskin secara sistematis?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H