Belum genap dua tahun menjadi nahkoda BNI, Royke Tumilaar, sudah mendapatkan petisi dari anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas Fossil Free Indonesia. Â Anak-anak muda dalam komunitas itu merasa kecewa atas kebijakan bank BUMN papan atas itu yang masih mendanai batubara penyebab krisis iklim.
Padahal, dalam Sustainability Report tahun 2020, BNI sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Tapi, dalam laporan lembaga Urgewald yang berbasis di Jerman, BNI terbukti sebagai salah satu dari enam bank di Indonesia yang masih memberikan pinjaman ke proyek energi batubara. Maka dari itu, aksi ini dilakukan untuk meminta BNI menghentikan pendanaan industri batu bara.
BNI sebagai bank milik negara dinilai bertanggung jawab penuh untuk ikut serta mewujudkan Indonesia yang lebih ramah lingkungan. Kebijakan pendanaan BNI yang secara aktif membiayai industri batubara, dinilai oleh anak-anak muda itu, menjadi ancaman bagi keberlangsungan makhluk hidup dan lingkungan hidup.
Anak-anak muda Indonesia menuntut BNI untuk ikut serta meredam krisis iklim. BNI harus segera menghentikan investasi kotornya dan beralih ke investasi energi terbarukan. Petisi bertajuk, "Dirut BNI: Stop Danai Batu Bara, Alihkan Uang Kami dari Perusak Masa Depan!, diharapkan mendapatkan dukungan publik sehingga BNI mampu mengimplementasikan janjinya untuk berperan dalam penurunan GRK, seperti yang tertuan dalam Sustainability Report tahun 2020.
Kini bola panas ada di tangan Royke Tumilaar, apakah nahkoda BNI lebih memilih mendengarkan anak-anak muda yang peduli lingkungan hidup atau menuruskan pendanaan ke energi kotor batubara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H