Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jangan Biarkan Indonesia Menang(is), Setelah Pilpres dan Pileg

14 Februari 2019   10:43 Diperbarui: 14 Februari 2019   10:57 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebentar lagi kita semua akan mengikuti perhelatan demokrasi berupa pemilihan langsung presiden dan legislatif. Perhelatan demokrasi itu sudah seharusnya membuat Indonesia menjadi lebih baik. Adalah sebuah petaka bila kemudian perhelatan demokrasi lima tahunan itu justru membuat Indonesia menangis.

Mungkinkah perhelatan pilpres dan pileg mendatang akan menjadikan Indonesia Menangis?

Sangat mungkin. Indonesia akan menangis bila pemenang dari perhelatan demokrasi mendatang menghasilkan pejabat publik yang hendak mempromosikan lagi era kegelapan rejim otoritarian, korup dan menindas Orde Baru. Keinginan sebagian pihak yang bekontestasi di pilpres dan pileg 2019 sudah ada yang terang-terangan mempromosikan lagi era kegelapan Orde Baru. Bahkan era kegelapan itu disembunyikan dengan istilah "enak jaman ku tho"

Bukan hanya itu. Indonesia Menangis akan mungkin terjadi setelah pileg dan pilpres bila yang terpilih adalah orang-orang yang memiliki rekam jejak yang buruk. Indonesia Menangis bila yang menjadi pejabat publik adalah seorang pengusaha yang perusahaannya memiliki rekam jejak menghancurkan alam. Pemilik modal yang perusahaannya ikut menjadi pembakar lahan penyebab kabut asap bila terpilih menjadi pejabat publik, jelas akan menjadikan Indonesia Menangis.

Pejabat publik yang perusahaan tambangnya pernah membiarkan lubang tambangnya menganga sehingga menimbulkan korban jiwa di Kalimantan juga akan membuat Indonesia Menangis. Begitu pula pejabat publik yang perusahaannya, ikut menghancurkan Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi.

Pejabat publik hasil perhelatan demokrasi juga akan membuat Indonesia Menangis bila yang terpilih adalah mereka yang namanya pernah diduga tersangkut pengelapan pajak. 

Eh, bukannya semua kandidat tak bisa dilepaskan dari orang-orang 'busuk' di lingkarannya?

Benar. Tapi pemilu, baik itu pilpres atau pileg, seperti kita sedang memilih buah-buahan di dalam keranjang. Keranjang 1 ada buah yang masih baik diantara buah busuk lainnya. Keranjang 2, semua buahya busuk. Akal sehat dan nurani kita tentu akan memilih mengambil buah yang masih baik dari keranjang 1 dan menyingkirkan buah busuk lainnya. Untuk keranjang 2, karena semua buahnya busuk, tidak perlu kita pilih tentunya.

Selamat memilih dalam perhelatan demokrasi, pilpres dan pileg. Semoga tidak salah pilih yang akibatkan Indonesia Menang(is).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun