Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Blogger Harus Melek Politik

2 Februari 2017   13:41 Diperbarui: 2 Februari 2017   13:47 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Blogger masa depan itu seperti apa sih? Mungkin pertanyaan yang sering menganggu pikiran kita. Pertanyaan itu menjadi relevan di saat lalu lintas informasi begitu cepat. Bukan hanya lalu lintas informasi yang cepat tapi juga hoak alias kabar bohong. Berita hoak seringkali terkait dengan persoalan ekonomi-politik.

Para penyebar hoak memanfaatkan titik lemah prilaku para pengguna internet saat ini. Apa titik lemah para pengguna internet saat ini? Pertama, mengejar kecepatan, mengorbankan kedalaman. Para pengguna internet cenderung ingin serba cepat, termasuk informasi. Ia tidak butuh lagi informasi yang dalam mengenai sebuah persoalan. Nah, para pengguna internet seringkali langsung share saja meski belum memahami informasi itu secara utuh. Bahkan seringkali langsung share ke media sosial sebuah informasi hanya sekedar setelah membaca judulnya doang.

Kedua, malas baca buku. Prilaku malas membaca buku ini saling terkait dengan prilaku pertama tadi yaitu mengejar kecepatan, mengorbankan kedalaman. Kehadiran mesin pencari adalah sebuah kemudahan untuk mencari informasi di internet secara cepat. Nah, gara-gara sering memanfaatkan kemudahan mesin pencari itulah, para pengguna internet malas baca. Mereka merasa bila semua informasi dan pengetahuan sudah ada di tangan mbah google (maaf menyebut nama perusahaan). Karena itulah buku ditinggalkan.

Prilaku buruk sebagian besar pengguna internet inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh penyebar hoak. Sehingga tak perlu terkejut bila kemudian justru berita hoak yang menjadi viral. Pertanyaannya adalah kepada siapa para penyebar berita hoak ini?  Karena berita hoak ini erat kaitannya dengan kepentingan ekonomi-politik, maka jelas mereka bekerja untuk melayani para tuannya terkait dengan kepentingan ekonomi-politiknya. Biasanya berita hoak ditujukan untuk menyudutkan pihak terntentu dengan sebuah informasi sumir tanpa verifikasi.

Dalam konteks inilah, blogger masa depan harus melek politik. Melek politik ini tidak harus bergabung dengan kelompok politik tertentu, tapi sadar terhadap situasi politik yang sedang terjadi. Kenapa blogger harus melek politik? Ya, dengan melek politik, seorang blogger mampu menjaga kewarasannya terkait dengan pertarungan politik yang sedang terjadi. Dengan menjaga kewarasan ini, seorang blogger mampu memberikan pencerahan terhadap sebuah persoalan atau wacana yang sedang diperdebatkan dan menjadi viral di internet.

Blogger yang melek politik juga dengan cermat akan mengkritisi berbagai persoalan yang seringkali disembunyikan oleh kekuasaan, baik kekuasaan politik maupun ekonomi, dengan wacana lain. Wacana terkait politik identitas yang berdasarkan perbedaan SARA seringkali menjadi wacana untuk menutupi persoalan yang sebenarnya sedang terjadi. Kenapa demikian? Karena politik SARA ini lebih mengedepankan emosi daripada akal sehat, sehingga publik mudah terbuai dan mabuk sehingga luput memperhatikan dan melihat persoalan mendasar yang sebenarnya sendang terjadi.

Menggalang blogger yang melek politik ini menjadi tugas berat para blogger kedepannya. Kenapa demikian? Karena menggalang blogger yang melek politik membutuhkan ketrampilan pengorganisasian bukan hanya menulis artikel, apalagi sekedar share dan re-teweet. Inilah PR kita bersama membangun blogger yang melek politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun