Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ngabuburit Bernilai Ibadah, Mungkinkah?

3 Juni 2016   09:10 Diperbarui: 3 Juni 2016   09:16 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iklan-iklan di televisi mulai menawarkan berbagai produk yang 'harus' kita beli saat bulan puasa. Tak penting produk itu benar-benar bermanfaat bagi kita atau tidak. Inilah salah satu fenomena yang terjadi di setiap bulan puasa. Fenomena lainnya adalah Ngabuburit.

Apa itu Ngabuburit? Difinisi bebas dari ngabuburit adalah kegiatan yang dilakukan sambil menunggu bedug berbuka puasa tiba. Biasanya, anak-anak muda menghabiskan ngabuburitnya di mall atau tempat-tempat umum lainnya. "Sambil cuci mata melihat yang manis-manis," kata sebagian dari mereka yang ngabuburit di tempat- tempat umum itu. Dosakah perbuatan mereka? Sahkah puasa mereka? Hanya Allah yang tahu.

Sebenarnya tidak ada yang salah bila kita mengisi waktu dengan kegiatan sambil menunggu bedug tiba. Asal kegiatan itu dapat bermanfaat bagi kita. Bisa bernilai ibadah, kata uztad. Mana ada ngabuburit yang positif, bermanfaat dan bernilai ibadah, kata mereka yang skeptis.

Ada banya cara ngabuburit yang positif, bermanfaat dan InsyaAllah, bernilai ibadah. Membagi-bagi ta'jil di jalan raya bagi saudara-saudara kita yang sedang ada di perjalanan beberapa menit sebelum bedug buka puasa tiba misalnya. Berdiskusi tentang persoalan-persoalan agama, sosial dan politik yang bisa menambah wawasan kita, juga bisa masuk kategori ngabuburit yang positif.

Bahkan jika kita ingin menambah pengetahuan kita sambil ngabuburit, kita bisa ikut e-learning yang diselenggarakan oleh HarukaEdu. Di HarukaEdu itu banyak sekalai pengetahuan yang bisa kita dapatnya melalui e-learning. Beberapa lembaga atau organisasi masyarakt juga sudah mulai banyak menggelar ngabuburit cerdas, semisal organisasi itu menggelar pelatihan membuat press release dan membuat video dengan kamera ponsel. 

Semua pilihan telah tersedia, tinggal keputusan ada di tangan kita. Apakah kita akan ngabuburit bernilai positif atau negatif. Selamat berpuasa, selamat ngabuburit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun