Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bakrie Award 2011 Kembali Ditolak..

12 Agustus 2011   02:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:52 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada tanggal 14 Agustus 2011 ini, rencananya akan digelar penyerahan Bakrie Award. Sebuah penghargaan untuk para intelektual dan budayawan. Adalah organisasi Freedom Institute yang selama ini memberikan Bakrie Award tersebut. Namun, sejak muncul semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, penghargaan Bakrie Award selalu menuai penolakan. Prof. Franz Magnis Suseno, Gunawan Mohammad, Sitor Sitomorang dan Daoed Joesoef adalah sederetan intelektual dan budayawan yang menolak penghargaan itu. Berbeda dengan tahun 2010 lalu, di tahun 2011 ini para nominator Bakrie Award belum ada yang menyatakan menolak. Namun bukan berarti Bakrie Award tidak mengalami penolakan sama sekali di tahun 2011 ini. Sebuah koalisi LSM yang menamakan dirinya "Gerakan Masyarakat Sipil Menuntut Keadilan Korban Lumpur Lapindo" menyerukan kepada para penerima Bakrie Award tahun 2011, untuk menolak dan mengembalikan Bakrie Award. Berita penolakan Koalisi LSM itu dapat di lihat di sini. Mungkin Bakrie Award tidak akan mengalami penolakan jika saja tidak terjadi semburan lumpur Lapindo. Ya, tragedi kemanusiaan terbesar di Indonesia itu telah banyak menelan ribuan warga Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Tanah dan rumah tenggelam, air dan udara tercemar, tanah mengalami penurunan, kehilangan pekerjaan dan sekolah...ya sebuah tragedi yang memilukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun